visitaaponce.com

M-Banking Marak Pertanda Majunya Inklusi Keuangan

M-Banking Marak Pertanda Majunya Inklusi Keuangan
Mengakses layanan m-banking telah menjadi suatu kelaziman bagi banyak generasi muda di Tanah Air.(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Tulisan ini merupakan buah karya penerima Beasiswa GenBI yang telah mengikuti pelatihan jurnalistik kerja sama Media Indonesia dengan Bank Indonesia pada Mei 2023.

PADA era globalisasi ini, keberadaan gawai sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, termasuk kalangan remaja. Banyak remaja, terutama Generasi Z atau sering disebut dengan Gen Z, menggunakan gawai dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk menunjang
pendidikan maupun untuk hiburan.

Dengan kemajuan gawai dan teknologi, bahkan banyak kegiatan kini dapat diakses hanya dengan berbekal gawai saja. Salah satunya adalah transaksi keuangan.

Seiring perkembangan zaman, sektor  perbankan turut serta melakukan perkembangan untuk menunjang dan mempermudah kehidupan para nasabah. Banyak fitur-fitur dan layanan baru yang diberikan pihak perbankan dengan memanfaatkan teknologi dan gawai.

Dari pantauan Bank Indonesia (BI), nilai transaksi digital banking pada Maret 2023 meningkat 9,88% daripada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) menjadi Rp4.944,1 triliun. Selain itu, nilai transaksi uang elektronik (UE) per Maret 2023 juga tumbuh 11,39% (yoy) mencapai Rp34,1 triliun (mediaindonesia.com, 18/4).

Salah satu fitur perbankan yang bisa jadi menopang pertumbuhan tersebut antara lain adalah mobile banking (m-banking). Dengan m-banking, para nasabah tidak perlu lagi pergi ke ATM atau bank terdekat untuk bertransaksi. Cukup dengan beberapa kali sentuh di aplikasi, nasabah bisa melakukan pengiriman uang dalam waktu singkat.

BI juga turut andil dalam memudahkan masyarakat dalam bertransaksi pembayaran dengan menghadirkan QRIS (dibaca: Kris) dan menransfer uang ke rekening lain melalui BI-Fast. Dengan adanya QRIS dan BI-Fast, kian banyak anak muda yang kiranya mengadaptasi gaya hidup cashless dan memilih menggunakan m-banking sebagai alat utama dalam bertransaksi. Sementara itu, pihak perbankan juga ikut melakukan perkembangan dengan membuat fitur-fitur baru yang menarik anak muda untuk memakai jasa mereka. Umpama, dengan memudahkan pembukaan rekening bank melalui aplikasi saja.

Lidwina Kanaya, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Jakarta, saat ini menjadi pengguna setia m-banking dalam bertransaksi. Kanaya telah menggunakan m-banking sejak 2020.

Saat berbincang dengannya, Jumat, 19/5, Kanaya mengatakan kehadiran m-banking memudahkannya bertransaksi sebab hampir semua orang di lingkungannya telah memanfaatkan fitur serupa. Bukan hanya untuk mengirim uang, m-banking juga acap ia pakai untuk mengisi ulang (top up) saldo kartu uang elektroniknya.

Rekan Kanaya, Sonia Beatrice TH, juga mengaku aktif menggunakan m-banking sejak 2020.  “M-banking bisa diakses dimanapun dan kapanpun, jadi kalau gue butuh transaksi gue bisa akses m-banking dengan mudah karena tinggal buka handphone,” ujar Sonia, Selasa (6/6).

Sama seperti Kanaya, Sonia juga biasanya menggunakan m-banking untuk top-up ke  macam-macam dompet elektronik atau kartu uang elektronik yang ia miliki. Namun, ia mengaku tetap menyiapkan uang tunai untuk berjaga-jaga jika dirinya ingin bertransaksi dengan pedagang yang belum memiliki QRIS.

Aggrie Soehandoko Purba, Relationship Manager SME (Small Medium Enterprise) BRI Cabang Medan, mengamini saat ini penggunaan m-Banking oleh anak muda meningkat. Hal itu karena banyak kemudahan dari perbankan dalam pengaktifan m-banking untuk mendukung kegiatan pembayaran dan penagihan. Kehadiran m-banking juga disebutnya memberikan pemerataan dalam akses transaksi finansial.

Di sisi lain, semakin mudahnya akses perbankan dengan m-banking yang menandai perkembangan inklusi keuangan juga dibarengi dengan meningkatnya sikap hidup konsumtif. Menurut Aggrie, banyak lokapasar (marketplace) saat ini yang mendukung pembayaran menggunakan m-banking sehingga banyak anak muda tertarik untuk memiliki fitur itu.

Untuk tetap menjaga dan meningkatkan kemajuan inklusi keuangan ini tentu Bank Indonesia dan pihak perbankan melakukan tindakan perlindungan. Aggrie mengemukakan, pihak perbankan akan selalu melakukan penjagaan agar m-banking selalu aman. Salah satu pendekatannya adalah dengan mengedukasi para pengguna m-banking untuk tidak terkecoh oleh oknum yang mengatasnamakan pihak perbankan.

Januar Agung, pengampu mata kuliah Hukum Perbankan Unika Atma Jaya Jakarta sepakat bahwa maraknya pemakaian m-banking karena transaksi dapat dilakukan dimanapun dan lebih efektif dalam segi waktu maupun biaya, sebab pada saat ini masyarakat terkhususnya remaja diminta untuk terus bergerak cepat dan efisien.

Di masa depan, ia memperkirakan akan ada fenomena-fenomena baru sebab dunia perbankan selalu menerapkan strategi yang inovatif seiring perkembangan zaman untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dan meningkatkan inklusi keuangan. (M-2)


 


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat