Tak Cukup Tidur Bisa Kurangi Manfaat dari Aktivitas Fisik
![Tak Cukup Tidur Bisa Kurangi Manfaat dari Aktivitas Fisik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/d6fba6f15079a776d4cc56ef9c5a4c19.jpg)
PARA ilmuwan di University College London (UCL), Inggris, menemukan efek perlindungan kognitif dari olahraga dapat berkurang bagi orang yang tidak cukup tidur.
Peneliti menilai fungsi kognitif selama rentang satu dekade di antara 8.958 orang dewasa yang lebih tua (usia 50 tahun ke atas) di Inggris. Penulis studi ingin menilai bagaimana kombinasi kebiasaan tidur dan aktivitas fisik yang berbeda dapat memengaruhi fungsi kognitif dari waktu ke waktu.
Studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Healthy Longevity ini mengarah pada temuan mereka yang lebih aktif secara fisik tetapi memiliki durasi tidur yang lebih pendek (rata-rata kurang dari 6 jam) menunjukkan penurunan kognitif yang lebih cepat secara keseluruhan. Artinya, setelah 10 tahun berlalu, fungsi kognitif mereka hampir sama dengan teman seusianya yang kurang melakukan aktivitas fisik.
“Studi kami menunjukkan tidur yang cukup mungkin diperlukan bagi kita untuk mendapatkan manfaat kognitif penuh dari aktivitas fisik. Ini menunjukkan betapa pentingnya mempertimbangkan tidur dan aktivitas fisik secara bersamaan saat memikirkan kesehatan kognitif,” kata penulis utama Dr. Mikaela Bloomberg (UCL Institute of Epidemiology & Health Care) seperti dikutip dari Study Finds, Jumat (14/7).
Baca juga: Kurang Tidur Berpotensi Tingkatkan Risiko Obesitas
Penurunan cepat ini terjadi di antara mereka yang berusia 50-an dan 60-an dalam kelompok ini, tetapi di antara orang dewasa yang lebih tua (usia 70 ke atas), manfaat kognitif yang terkait dengan olahraga tampaknya tetap ada, meskipun durasi tidurnya lebih pendek.
“Penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat melindungi fungsi kognitif di usia paruh baya dan lanjut, karena mereka dapat memperpanjang tahun kesehatan kognitif kita dan bagi sebagian orang, menunda diagnosis demensia,” ucap rekan penulis studi Profesor Andrew Steptoe (UCL Institute of Epidemiology & Health Care).
Untuk melakukan penelitian ini, tim di UCL menggunakan data dari studi longitudinal tentang penuaan, sebuah studi kohort yang mewakili populasi Inggris secara nasional. Peserta ditanya berapa lama mereka biasanya tidur pada malam hari dan kemudian dipisahkan menjadi tiga kelompok tidur yaitu pendek (kurang dari 6 jam), optimal (6 sampai 8 jam) dan panjang (lebih dari 8 jam).
Peserta juga diberi skor berdasarkan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik yang dilaporkan sendiri, kemudian dibagi menjadi salah satu dari dua kelompok yaitu lebih aktif secara fisik (sepertiga pencetak skor teratas) dan kurang aktif secara fisik (dua pertiga lainnya). Fungsi kognitif, sementara itu, diukur berdasarkan tes memori episodik (peserta diminta untuk mengingat daftar 10 kata, baik segera dan kemudian setelah penundaan) dan tes kefasihan verbal (peserta diminta untuk menyebutkan hewan sebanyak mungkin dalam 60 detik).(M-4)
Terkini Lainnya
Waspada Microsleep, Gejala Tidur Beberapa Detik
Empat Tips Perbaiki Kualitas Tidur dengan Transformasi Interior Kamar
Keluarga Diimbau Bantu Ibu Mengatasi Gangguan Tidur Usai Melahirkan
Ini 5 Tips Meningkatkan Kualitas Tidur Bagi Perempuan
Kurang Tidur Sebabkan Masalah Imunitas Hingga Hilang Konsentrasi
Punya Mata Panda? Begini Cara Mengatasinya
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap