visitaaponce.com

Mengonsumsi Makanan Ramah Lingkungan dapat Memperpanjang Usia

 Mengonsumsi Makanan Ramah Lingkungan dapat Memperpanjang Usia
ilustrasi: kacang almond(unsplash.com/Juan José Valencia Antía)

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak makanan ramah lingkungan merupakan hal yang saling menguntungkan bagi manusia dan planet bumi. Mengonsumsi lebih banyak makanan ramah lingkungan juga dapat membantu Anda hidup lebih lama dan lebih sehat serta planet menjadi lebih lestari.

Para ilmuwan yang berbasis di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Amerika Serikat itu mengungkapkan, orang yang mengonsumsi makanan ramah lingkungan memiliki tingkat kematian lebih kecil 25% selama masa tindak lanjut lebih dari 30 tahun jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi jenis makanan kurang berkelanjutan.

Studi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang telah mengidentifikasi makanan yang bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan meliputi jenis biji-bijian, buah-buahan, sayuran non-tepung, kacang-kacangan, dan minyak tak jenuh (seperti minyak zaitun).

Selain itu, para peneliti juga mengelompokkan jenis makanan protein yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, seperti telur, daging merah, dan olahan.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 100.000 partisipan di Amerika Serikat, dengan periode pemeriksaan selama 30 tahun. Hasilnya ditemukan ada sekitar  47.000 di antaranya yang meninggal dunia.

Temuan yang dipresentasikan pada konferensi American Society for Nutrition tahun 2023 di Boston, Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa mengonsumsi lebih banyak makanan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi risiko kematian.

Jenis penyakit itu termasuk kanker, penyakit kardiovaskular atau serangan jantung, penyakit menular pernapasan, dan penyakit neurodegeneratif, seperti demensia.

Kandidat PhD di Universitas Harvard, Linh Bui yang mempresentasikan temuan ini kemudian menggabungkan bukti ilmiah terbaik tentang pengaruh makanan yang berbeda terhadap kesehatan manusia dan alam.

Lewat data gabungan ini, para ilmuwan menciptakan Planetary Health Diet Index, dan memberikan skor kepada para partisipan berdasarkan pola makan mereka. Para ilmuwan pun bisa menilai hubungan antara skor dan hasil kesehatan peserta.

“Hasilnya mengkonfirmasi hipotesis kami bahwa skor Planetary Health Diet yang lebih tinggi berhubungan dengan risiko kematian yang lebih rendah,” kata Bui seperti dilansir dari BBC Science Focus pada Selasa (25/7).

Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang dengan skor Planetary Health Index tertinggi memiliki risiko kematian 25% lebih rendah secara keseluruhan dibandingkan mereka yang memiliki skor terendah.

Ketika dirinci ke dalam penyebab kematian yang lebih spesifik, mereka yang memiliki skor yang lebih tinggi memiliki risiko kematian akibat kanker atau penyakit kardiovaskular sebesar 15% lebih rendah dan risiko 20% lebih rendah akibat penyakit neurodegeneratif serta risiko 50% lebih rendah akibat penyakit pernapasan.

Dampak lingkungan dari makanan tersebut dinilai berdasarkan faktor-faktor seperti penggunaan air, penggunaan lahan, polusi, dan emisi gas rumah kaca.

Para peneliti berharap indeks ini dapat digunakan sebagai alat sederhana bagi para pembuat kebijakan dan layanan kesehatan masyarakat untuk secara bersamaan meningkatkan kesehatan manusia dan mengatasi krisis iklim.

Namun, mereka mengakui bahwa indeks ini tidak memperhitungkan tantangan tertentu yang mungkin dimiliki orang dalam mengikuti pola makan yang berkelanjutan, seperti kondisi kesehatan, hukum agama, atau ketersediaan makanan secara sosial ekonomi.

Para peneliti berharap hasil studi ini lebih lanjut bisa menguak hambatan-hambatan tersebut dan membahas hubungan antara makanan dan penyakit yang disesuaikan dengan negara-negara tertentu.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat