visitaaponce.com

Pengertian Revolusi Hijau serta Dampak Positif dan Negatifnya

Pengertian Revolusi Hijau serta Dampak Positif dan Negatifnya
Pembibitan tanaman dengan cara modern, salah satu hal yang digencarkan dalam revolusi hijau.(MI)

REVOLUSI hijau merupakan usaha dan inisiatif awal dalam pengembangan teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas hasil pangan. Tujuannya adalah menggantikan teknologi tradisional dalam sektor pertanian dengan teknologi modern untuk mencapai hasil yang optimal.

Sebelumnya, Indonesia sudah dikenal sebagai negara yang kaya akan hasil pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kedelai, ubi, teh, dan kopi. Revolusi hijau berperan besar dalam meningkatkan produktivitas kedua sektor tersebut untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia.

Revolusi hijau adalah reformasi global dalam sistem pertanian yang berlangsung pada periode 1950-an hingga 1960-an. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pangan dengan mengubah pertanian tradisional menjadi pertanian modern.

Baca juga: Mengenal Fenomena El Nino dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Meskipun berhasil meningkatkan produksi pangan dan mengatasi krisis kelaparan di berbagai belahan dunia, revolusi hijau juga menyebabkan dampak buruk, seperti kepunahan keanekaragaman hayati, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim.

Dampak Positif Revolusi Hijau

1. Munculnya tanaman jenis unggul dengan umur pendek, meningkatkan intensitas penanaman pertahun, namun juga memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.

2. Meningkatkan pendapatan petani, meskipun biaya produksi juga meningkat, namun tingkat produksi yang tinggi memberikan keuntungan lebih besar daripada pertanian tradisional.

3. Meningkatkan kesadaran petani dan masyarakat tentang pentingnya teknologi.

4. Merangsang dinamika ekonomi masyarakat, karena hasil yang melimpah menyebabkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat meningkat.

Baca juga: El Nino dan La Nina, Bedanya Dimana?

Dampak Negatif Revolusi Hijau

1. Peningkatan produksi pangan tidak selalu diikuti oleh peningkatan pendapatan petani secara keseluruhan, terutama bagi petani miskin.

2. Ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.

3. Pengaruh ekonomi uang semakin kuat dalam hubungan sosial di daerah pedesaan.

4. Sistem bagi hasil mengalami perubahan, dan kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.

Contoh revolusi hijau di Indonesia adalah penerapan Panca Usaha Tani, yang meliputi pengolahan tanah yang baik, pengairan teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan, dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Kemudian, Panca Usaha Tani berkembang menjadi Sapta Usaha Tani dengan penambahan pasca panen dan pemasaran.

Selain itu, revolusi hijau juga mencakup empat pilar penting dalam pembudidayaan pertanian, yaitu penyediaan air melalui sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai tingkat serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat