visitaaponce.com

The Beekeepers, Kala Peternak Lebah Memburu Komplotan Penjahat Siber

The Beekeepers, Kala Peternak Lebah Memburu Komplotan Penjahat Siber
Aksi Jason Statham sebagai peternak lebah yang memburu penjahat siber.(Amazon/MGM Studios)

FILM action-thriller besutan sutradara David Ayer, The Beekeeper, menyapa layar bioskop Indonesia mulai Kamis (11/1). Dibintangi deretan bintang Hollywood seperti Jason Statham ( Adam Clay), Phylicia Rashad (Eloise Parker), Josh Hutcherson (Derek Danforth) hingga Emmy Raver-Lampman (Verona Parker). The Beekeeper menyuguhkan atraksi laga hampir sepanjang film yang berdurasi 105 menit.

Film ini sangat relatable dengan keresahan yang dirasakan masyarakat dunia belakangan ini. The Beekeeper berhasil membalut isu peretasan dan serangan siber yang menjadi keresahan masyarakat dunia dengan pertunjukan aksi luar biasa. Sosok Jason Statham tampil sebagai kesatria yang tak terkalahkan.

The Beekeeper bercerita tentang peternak lebah Adam Clay yang mengelola kawanan lebah di lahan milik seorang wanita lanjut usia, Eloise Parker. Hubungan Clay dengan Parker sangat erat, bagaikan ibu dan anak. Clay menganggap Parker sebagai penyelamat hidupnya, menjadi satu-satunya orang yang bisa menerimanya.

Sebaliknya, bagi Parker, Clay adalah sosok teman yang menemani masa tuanya.

Hidup di perdesaan terpencil, Parker mengurus rumahnya sendiri, termasuk urusan keuangan secara daring. Suatu ketika, dia mendapat pesan peringatan di laptopnya yang dianggap terjadi error pada perangkatnya, ternyata itu merupakan tindakan penipuan yang dikepalai oleh Derek Danforth, yang diceritakan sebagai anak dari Presiden Amerika.

Menghubungi call center yang tertera dalam pemberitahuan di laptopnya, Parker tidak menyangka bahwa dia menghubungi komplotan penipu, Mengikuti arahan sang penipu dengan harapan laptopnya dapat kembali normal, sialnya Parker justru mengalami peretasan dan kejahatan siber, Parker kehilangan seluruh simpanannya, termasuk dana pensiun dan uang donasi yang dikelolanya.

Kehilangan seluruh simpanannya, Parker pun merasa frustrasi. Ia mengakhiri hidupnya dengan menembakkan kepalanya dengan pistol. Mengetahui bahwa Parker menjadi korban kejahatan siber, Clay tidak terima. Dia pun langsung melancarkan aksinya untuk memburu komplotan penipu.

Sederet adegan laga brutal baik berupa aksi tembak-menembak hingga tangan kosong ditampilkan Clay sepanjang petualangannya memburu komplotan penipu. Beberapa kali penonton berhasil dibuat menahan napas dan mengernyitkan dahi saat aksi laga brutal yang berlumuran darah ditampilkan.

Meskipun menampilkan aksi laga intens hampir sepanjang film, namun The Beekeepers tidak membuat kepala pening. Setiap aksi laga yang ditampilkan terasa segar dengan ciri khasnya masing-masing, termasuk ada adegan di mana Clay memotong tangan komplotan penipu dengan mesin potong, hingga membakar musuhnya di sebuah pom bensin.

Sepanjang petualangan Clay memburu komplotan penipu, penonton akan disadarkan siapa sosok Clay sebenarnya. Tidak ada (penonton) yang (diharapkan) menyangka bahwa Clay si peternak lebah ternyata mantan agen rahasia dari sebuah kelompok yang berbahaya di Amerika.

Kendati dibintangi sederet pemain Hollywood, sayangnya The Beekeepers tidak memanfaatkan hal itu dengan baik. Hampir 105 menit hanya berfokus pada aksi Statham. Para pemeran lainnya terasa benar hanya sebagai pelengkap dari perjalanan Clay memburu para penipu.

Namun, pada film ini para penonton akan terpuaskan dengan pesan-pesan moral dan intrik politik sampai akhir.  Mengingatkan penonton tentang pentingnya literasi digital, sampai betapa berbahayanya ketika kekuasaan dan kekayaan tak bisa dikendalikan secara jelas dan transparan. (Rif/M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat