visitaaponce.com

Investor Percaya dengan Niat Baik Pemerintah

Investor Percaya dengan Niat Baik Pemerintah
Grafis MI(Sumber: Antara/BI/Riset MI-NRC)

MULAI didistribusikannya vaksin covid-19 ke beberapa provinsi dan kepastian vaksinasi pada Januari-April kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik bak stimulus awal tahun bagi investor di pasar keuangan.

Investor global menilai niat baik pemerintah itu sudah cukup bagi mereka untuk kembali masuk membawa serta pundi-pundi dolar yang selama ini parkir di luar negeri.

“Dalam perdagangan awal tahun ini, rupiah ditutup menguat 155 poin di level 13.895 dari penutupan sebelumnya 14.050 per dolar AS. Pada perdagangan besok (hari ini), saya prediksikan rupiah mungkin dibuka menguat di level 13.850-14.900,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, kemarin.

“Tingkat kepercayaan masyarakat pun meningkat terhadap pemerintah yang cepat tanggap, sigap, dan tegas. Walaupun secara bersamaan Pemprov DKI memperpanjang PSBB transisi sampai 17 Januari, pelaku pasar tidak panik dan sudah terbiasa dengan kondisi ini,” lanjut Ibrahim.

Selain faktor vaksin, laporan BPS yang mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 1,68% pada 2020 juga mengisyaratkan kepada pelaku pasar bahwa konsumsi masyarakat sudah menggeliat kembali. “Ini positif di kalangan pelaku pasar,” ujar Ibrahim.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengemukakan faktor eksternal yang turut memperkuat rupiah, yakni ekspektasi stimulus lanjutan pemerintah AS dan tercapainya kesepakatan Brexit.

“Ekspektasi stimulus di AS juga mendorong pelemahan dolar AS yang akan membantu penguatan rupiah. Jika saat ini saja rupiah berhasil mencapai posisi 13.800, saya prediksi mampu mencapai 13.500,” ungkap Ariston.

Kepala Ekonom Permatabank Josua Pardede menambahkan sejumlah faktor fundamental lain yang turut andil memperkuat rupiah.

“Surat berharga negara (SBN) tetap menarik. Investor mempertimbangkan selisih potensi keuntungan dengan risiko jika dibandingkan dengan aset keuangan negara berkembang lain. Kondisi sentimen risiko tersebut mendorong permintaan aset keuangan yang berdenominasi rupiah,” tandas Josua. (Try/Des/X-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat