Investor Percaya dengan Niat Baik Pemerintah
![Investor Percaya dengan Niat Baik Pemerintah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/01/7630420b519a028adf60f403239b7563.jpg)
MULAI didistribusikannya vaksin covid-19 ke beberapa provinsi dan kepastian vaksinasi pada Januari-April kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik bak stimulus awal tahun bagi investor di pasar keuangan.
Investor global menilai niat baik pemerintah itu sudah cukup bagi mereka untuk kembali masuk membawa serta pundi-pundi dolar yang selama ini parkir di luar negeri.
“Dalam perdagangan awal tahun ini, rupiah ditutup menguat 155 poin di level 13.895 dari penutupan sebelumnya 14.050 per dolar AS. Pada perdagangan besok (hari ini), saya prediksikan rupiah mungkin dibuka menguat di level 13.850-14.900,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, kemarin.
“Tingkat kepercayaan masyarakat pun meningkat terhadap pemerintah yang cepat tanggap, sigap, dan tegas. Walaupun secara bersamaan Pemprov DKI memperpanjang PSBB transisi sampai 17 Januari, pelaku pasar tidak panik dan sudah terbiasa dengan kondisi ini,” lanjut Ibrahim.
Selain faktor vaksin, laporan BPS yang mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 1,68% pada 2020 juga mengisyaratkan kepada pelaku pasar bahwa konsumsi masyarakat sudah menggeliat kembali. “Ini positif di kalangan pelaku pasar,” ujar Ibrahim.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengemukakan faktor eksternal yang turut memperkuat rupiah, yakni ekspektasi stimulus lanjutan pemerintah AS dan tercapainya kesepakatan Brexit.
“Ekspektasi stimulus di AS juga mendorong pelemahan dolar AS yang akan membantu penguatan rupiah. Jika saat ini saja rupiah berhasil mencapai posisi 13.800, saya prediksi mampu mencapai 13.500,” ungkap Ariston.
Kepala Ekonom Permatabank Josua Pardede menambahkan sejumlah faktor fundamental lain yang turut andil memperkuat rupiah.
“Surat berharga negara (SBN) tetap menarik. Investor mempertimbangkan selisih potensi keuntungan dengan risiko jika dibandingkan dengan aset keuangan negara berkembang lain. Kondisi sentimen risiko tersebut mendorong permintaan aset keuangan yang berdenominasi rupiah,” tandas Josua. (Try/Des/X-3)
Terkini Lainnya
Keamanan Data Rentan Bisa Pengaruhi Minat Investor
Utang Jatuh Tempo Jumbo Tahun Depan, Pemerintah Harapkan Investor Reinvestasi
Indonesia Sangat Siap Jadi Pesaing di Industri Kendaraan Listrik Global
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
3 Tahun Berturut-turut, Sucor AM Terima Penghargaan dari The Asset
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Inflasi Jepang Melambat menjadi 2.6 Persen pada Maret
KPR Tumbuh 2 Digit, Prospek Sektor Properti 2024 Diprediksi Cerah
Stimulus Usaha 2024 Belum Menggema, REI Minta Menteri Ekonomi Kembali Bekerja
Presiden Berikan Bantuan Rp8 Juta per Hektare untuk Petani Gagal Panen di Jateng
Parvus Medica Luncurkan Liquid Facial Filler Berefek Kolagen Stimulator
Gus Muhaimin Minta Negara Genjot Stimulus Bagi Anak Muda
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap