visitaaponce.com

Ditanya Soal Impor Garam, Mendag Supaya Mie Instan tak Hancur

Ditanya Soal Impor Garam, Mendag : Supaya Mie Instan tak Hancur
Petani di Brebes jawa Tengah memanen garam(Antara/Oky Lukmansyah)

MENTERI Perdagangan Muhammad Lutfi angkat bicara soal rencana pemerintah yang mengimpor 3 juta ton garam di tahun ini. Dia pun menyinggung soal produk makanan di Tanah Air, seperti mie instan.

Lutfi menerangkan, bahwa dalam kandungan di kemasan mie instan seharga Rp2.500, terdapat kandungan garam yang mempengaruhi produk makanan tersebut. 

"Anda tahu mie instan itu kan harganya kira-kira Rp2.500, nah di dalam itu ada harga garamnya, ongkos untuk garamnya itu Rp2. Tetapi, kalau garamnya tidak sesuai spek untuk industri garam, itu bisa menghancurkan mie instan," jelas Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (19/3).

Lutfi mengatakan, bahwa kualitas garam lokal dianggap belum bisa memenuhi kualitas untuk kebutuhan industri yang ada. Oleh karenanya, pemerintah masih berencana untuk mengimpor produk tersebut. 

"Yang kita bicarakan pada sekarang ini adalah garam impor untuk kebutuhan industri, di mana garam kita yang dikerjakan oleh PT Garam dan oleh petani garam rakyat ini belum bisa menyamai kualitas untuk garam industri tersebut," ungkap Mendag.

Baca juga : Ada Isu Impor, Mendag Pastikan Harga Beras tidak Turun

Soal target Indonesia yang bisa swasembada di 2015 dapat dikatakan pupus karena nyatanya sampai saat ini, impor garam masih dilakukan pemerintah. Lutfi pun berdalih bahwa yang paling utama untuk menjaga produk industri ialah dengan mengimpor. 

"Garam boleh sama asinnya, tetapi kualitasnya berbeda-beda. Nah sekarang apa yang mesti kita kerjakan untuk bisa swasembada bukan jumlahnya saja yang mesti kita penuhi, tetapi juga kualitasnya," urainya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengungkapkan, secara kualitas produk garam lokam untuk kebutuhan industri masih belum memadai. Hal ini dianggap menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengimpor garam pada tahun ini.

Pihaknya menyebut, kebutuhan garam nasional untuk tahun ini mencapai 4,6 juta ton. Di mana 84% diantaranya merupakan kebutuhan dari industri manufaktur.

"Kita pernah ada kasus di mana produksi makanan kita gagal, padahal sudah impor. Belum lagi spesifikasi (kebutuhan) untuk sektor pertrokimia dan farmasi. Jadi, secara kualitas untuk kebutuhan Industri pasti belum memadai," ujar Agus kepada Media Indonesia, Selasa (16/3). (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat