visitaaponce.com

HSBC Summit 2021 Potensi Indonesia Jadi Tujuan Utama Investasi

HSBC Summit 2021: Potensi Indonesia Jadi Tujuan Utama Investasi
(DOK HSBC)

HSBC SUMMIT 2021: Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Francois De Maricourt memberikan sambutan saat acara HSBC Summit 2021, di Jakarta, (25/8/2021). Penyelenggaraan HSBC Summit 2021 sebagai platform para pemimpin global dan Indonesia untuk bertukar wawasan tentang bagaimana Indonesia dapat tetap berada pada jalurnya menuju 10 besar ekonomi global dan digital hub Asia Tenggara.


INDONESIA berpotensi menjadi tujuan utama investasi bagi para investor asing. Syaratnya, Indonesia harus mempertahankan fokus pada reformasi yang ramah pertumbuhan, di samping terus melakukan transformasi dalam mengatasi hambatan-hambatan pada sektor perdagangan dan kewirausaahan.

Hal tersebut menjadi bahasan dalam HSBC Summit 2021 bertajuk ‘Driving Indonesia’s Economy as ASEAN’s Growth Powerhouse’ di Jakarta, Kamis (26/8).

Dalam sambutannya, Co-CEO HSBC Asia Pacific Surendra Rosha menyebut sejumlah faktor yang menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama era pascapandemi covid-19. Antara lain kombinasi sumber daya alam, besarnya pasar konsumen yang juga digital savvy, dunia e-commerce yang progresif, dan tingkat tenaga kerja yang kompetitif.

“Saya telah melihat pemerintah mengerjakan rencana yang ambisius untuk merombak arsitektur ekonomi, mengesahkan undang-undang perburuhan baru, membuat cetak biru untuk pembayaran digital, mengembangkan sektor keuangan, dan memudahkan investor asing untuk berkontribusi dalam pertumbuhan Indonesia, di antaranya dengan meluncurkan pemprosesan izin investasi secara online awal bulan ini,” papar Surendra.

Menurutnya, hal-hal di atas akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang setelah pertumbuhan jangka pendek berlalu.

Surendra mengatakan bahwa para investor memperhatikan kondisi iklim investasi yang baik ini. Terbukti, penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) di kuartal 2 meningkat sebesar 20% secara year on year.

HSBC melihat bahwa konsumsi domestik yang kuat dan permintaan global yang kembali meningkat akan memperkuat stimulus jangka pendek di Indonesia. Sementara dalam jangka panjang, Indonesia akan meraih manfaat dari rancangan ekonomi baru yang diciptakan oleh reformasi di bidang-bidang seperti peraturan investasi dan iklim usaha.

“Indonesia berhasil memposisikan diri dengan baik untuk bangkit dari covid-19 dan memulai kembali pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tetapi, ada tiga hal penting yang harus ditangani untuk memaksimalkan momentum pemulihan ini, yaitu investasi yang berkelanjutan, transformasi dalam penyederhanaan regulasi, dan konektivitas digital,” tutur Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois De Maricourt. 

HSBC menyebut ada beberapa langkah yang dapat dilakukan Indonesia untuk tiga hal tersebut. Pertama, pemangku kebijakan dan bisnis harus fokus memastikan bahwa kombinasi ekonomi yang berkelanjutan dan hasil investasi Indonesia menjadikan Indonesia tujuan yang menarik bagi permodalan global. Pasalnya, investor tertarik untuk menciptakan hasil/laba secara berkelanjutan.

Diperkirakan bahwa hampir separuh dana yang dikelola dunia, sekitar US$43 triliun, disalurkan untuk output/hasil yang berkelanjutan. Angka itu kemungkinan akan meningkat setelah laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bulan ini yang mengungkapkan bahwa tujuan Paris Agreement tidak akan tercapai tanpa pengurangan emisi secara siginifikan dan cepat.  

Kedua, penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus menciptakan ekosistem yang memungkinkan e-commerce dan konektivitas digital berkembang pesat. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia yaitu sekitar 196 juta, tetapi lebih dari seperempat populasi belum beranjak online.

Selain itu, Indonesia hanya menempati urutan ke-56 di dunia dalam hal akses ke teknologi. Karena itu, upaya untuk meningkatkan infrastuktur baik secara fisik dan kebijakan, seperti peluncuran konektivitas 4G ke 4.000 kabupaten dan sub-divisi tahun ini, merupakan langkah menuju ke arah yang tepat. 

Ketiga, pemerintah diminta terus berfokus pada langkah-langkah untuk mengurangi hambatan nontarif, seperti perjanjian perdagangan bebas yang baru ditandatangani Indonesia. Hal tersebut akan memberikan manfaat dan menjadi panutan bagi kawasan ASEAN.

Di sisi lain, dengan mempercepat distribusi vaksin dan terus melakukan reformasi ekonomi, Indonesia dipercaya dapat membangun landasan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. “Kami semakin optimistis dengan prospek pemulihan ekonomi Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini,” kata Chief Economist ASEAN, HSBC Global Research, Joseph Incalcaterra.

Dalam keynote speech-nya, Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyebut bahwa upaya pemerintah untuk menyederhanakan regulasi investasi menjadi kunci mendongkrak perekonomian pada kuartal II 2021. Seperti diberitakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 melesat sebesar 7,07% secara year on year (yoy).

Lebih lanjut, Menko Perekonomian menjelaskan bahwa reformasi struktural akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendorong transformasi agar Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi 5 besar dunia pada 2045. Dia menegaskan bahwa keberlanjutan juga menjadi prioritas utama pemerintah. (Ifa/S2-25)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat