Dirut KAI BPKP Segera Audit Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat
![Dirut KAI : BPKP Segera Audit Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/10/3fc01d949911925495653e0feb1fd44f.jpg)
DIREKTUR Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo menuturkan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan segera diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini terkait adanya pembengkakan biaya (cost overrun) hingga US$1,9 miliar atau sekitar Rp27 triliun pada proyek tersebut.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021, PT Kereta Api Indonesia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
"Potensi cost overrun dikisaran antara US$1,3 miliar hingga US$1,9 miliar (Rp18-27 triliun). Saat ini masih tahapan perhitungan. Nanti akan dilakukan audit oleh BPKP," kata Didiek kepada Media Indonesia, Jumat (15/10).
Dengan demikian, jumlah pembengkakan itu belum final, hingga ada perhitungan dari BPKP. Dirut KAI menjelaskan, pelaksanaan audit itu memang sudah tercantum dalam Perpres 93/2021. Dalam pasal 5 poin C disebutkan Menteri BUMN Erick Thohir akan menelaah hasil reviu BPKP dan menyampaikan kepada komite yang dipimpinMenteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut bersama Erick membahas bersama hasil reviu BPKP dan kemudian menunjuk konsultan independen untuk melakukan kajian dan memberikan masukan untuk penyusunan struktur pendanaan dalam rangka menyelesaikan cost overrun.
Baca juga : Pembengkakan Anggaran Kereta Cepat Tidak Rasional, BPK Diminta Audit
Didiek kemudian menyebut sumber utama masalah pembengkakan biaya proyek KCJB itu. "Masalah pembebasan lahan jadi salah satunya," ucapnya
Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh membenarkan soal audit tersebut. Namun, pihaknya masih belum melakukan tindakan tersebut.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT KCIC Mirza Soraya mengungkapkan, cost overrun KCJB itu berasal dari biaya-biaya pembangunan yang tidak terduga. Misalnya, biaya pengadaan lahan dan pengerjaan relokasi fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos).
"Karena saat melakukan pengadaan lahan dan relokasi fasos-fasum ada hal-hal yang di tidak terprediksi saat perencanaan disusun, dan ditemui saat pembangunan berlangsung," ujarnya kepada wartawan beberapa waktu lalu," ujarnya (OL-7)
Terkini Lainnya
Program tak Sesuai Rencana, bukan Kesalahan Satu Pihak
Pakar Duga Ada Unsur Politis dalam Penanganan Kasus Korupsi Besar-besaran di Kejagung
Ini Daftar Pansel KPK, Tugas Rampung 24 Desember
Kasus Korupsi APD Kemenkes, Fungsi Pencegahan KPK Dipertanyakan
BPKPAD Klaten Gencarkan Sosialisasi Perda Tentang Pajak dan Retribusi Daerah
Libur Panjang Idul Adha, 85 Ribu Tiket Whoosh Ludes Terjual
Volume Penumpang Kereta Whoosh Naik 28%
Hari Terakhir Cuti Lebaran, Volume Penumpang Whoosh Meningkat 40 Persen
KCIC: Hari Ini Puncak Arus Balik Lebaran Penumpang Whoosh
Simak Aturan Ukuran dan Berat Bagasi Kereta Cepat Whoosh dan Pengecualiannya
Temui Mahathir Mohamad, Megawati Bahas IKN dan Kereta Cepat
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap