Marketing Era Society 5.0 Membutuhkan Kemampuan Empati antar Budaya
![Marketing Era Society 5.0 Membutuhkan Kemampuan Empati antar Budaya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/985f065f8b95395acba1c01cf99d58af.jpg)
UNIVERSITAS Budi Luhur (UBL) menggelar webinar marketing komunikasi di era society 5.0 yang berlangsung, Sabtu (11/6) melalui Zoom Cloud Meeting. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fakultas dan Desain Kreatif UBL menghadirkan tiga pakar yakni Prof. Deddy Mulyana, Dr. Ir. Surya Darma dan Dr.Firsan Nova.
Dalam sambutan, ketua panitia acara webinar, Shila Yuli Pratiwi, mahasiswa magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur menuturkan, teknologi informasi saat ini bukanlah barang langka. Hal ini dikarenakan transformasi digital telah mengubah berbagai kebiasaan dan gaya hidup masyarakat dan industri.
Pesatnya perkembangan digital ini, kata dia, membuat proses mengadaptasi praktik bisnis yang ada dengan metode digital baru meningkatkan efisiensi dan mengikuti kebutuhan pasar yang berubah dengan pesat. Hal ini tentunya berdampak pada semua aspekmasyarakat yang terlibat.
"Menghadapi isu yang saya sampaikan diatas maka, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur menyelenggarakan webinar bertajuk Marketing Communication Di Era Society 5.0," papar dia.
Ia pun berharap para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat memahami apa yang disampaikan oleh beberapa narasumber dalam webinar ini sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupannya terutama di era society 5.0 ini.
Sementara, Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif Universitas Budi Luhur, Dr. Nawiroh Vera menyebutkan, tiga pemateri yang dihadirkan memaparkan materi masing-masing dengan perspektif yang berbeda-beda berkaitan dengan tema marketing komunikasi di era society 5.0.
"Tiga pembicara ini mempunyai perspektif yang berbeda-beda yang akan menambah wawasan. Hal itu akan menjadi bekal saat kita terjun ke masyarakat untuk mengaplikasikannya," pesan Vera.
Empati antar Budaya
Pada sesi pertama acara ini, materi disampaikan oleh Guru Besar Universitas Padjajaran Prof. Deddy Mulyana, Ph.D tentang dasar dan pengertian marketing communication era society 5.0. Era society 5.0, jelas dia, sebenarnya kembali jalan yang benar. Hal ini dikarenakan era sebelumnya atau kita kenal dengan era revolusi industri 4.0 itu terlalu menitikberatkan pada peran teknologi komunikasi seperti internet, media sosial, robot dan lain sebagianya, akibatnya manusia menjadi objek atau komoditas.
Untuk itu ia memberikan tips di Era Society 5.0 yakni milikilah empati antarbudaya dan minat untuk mengenal orang dari budaya lain, tunda penilaian kita atas tindakan orang lain yang tampak 'ganjil', pelajari bahasa asing dan gunakan teknologi komunikasi (media sosial) sesuai dengan budaya atau subkultur yang dituju
"Paling penting saya ingatkan bahwa teknologi sekadar perpanjangan panca indra manusia bukan panasea. Ingat juga bahwa komunikasi tatap-muka tetap penting dan bahwa globalisasi dan teknologi komunikasi tidak menyeragamkan," tutup dia.
Pada pemateri kedua, oleh Ketua Umum METI (Masyarakat Ekonomi terbarukan Indonesia) Dr. Ir. Surya Darma tentang dampak yang terjadi dari marketing communication di era society 5.0. Menurut dia, Society 5.0 merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berbasis modern yang memanfaatkan teknologi internet of things seperti kecerdasan buatan (AI), komputerisasi, juga industry robot.
Untuk itu kata dia, kita harus mampu agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini dengan kemampuan memecahkan masalah kompleks dan dapat menjadi problem solver bagi dirinya serta orang banyak.
"Kemampuan untuk berpikir secara kritis, bukan hanya sekadar dalam lingkup kecil namun juga dalam kehidupan sosial dan lingkungan sekitar agar timbul kepekaan. Jadi kita perlu meningkatkan keterampilan diri dalam pengembangan digital dan kemampuan berkreativitas," ujar dia.
Selanjutnya, pemateri ketiga yang disampaikan oleh chief executive officer nexus risk mitigation dan strategic communication Dr. Firsan Nova bahwa bicara society 5.0 maka hanya dua yaitu problem solving and value creation.
"Paling penting adalah siapa saja yang tidak bisa beradaptasi dengan era society 5.0 maka dirinya akan susah hidupnya. Paling penting itu kita harus mampu membaca situasi, problem solving dan komunikasi empati," tutup dia. (OL-13)
Baca Juga: Menteri Pariwisata Buka Liga Selancar Dunia Krui Pro
Terkini Lainnya
Gen Z Mahir di Bidang Digital Marketing
Ahli Branding Strategy, Ini Lho CMO Baru Ismaya Lifestyle Felicia Kawilarang
Kuartal I/2024, Pra-penjualan LPKR Tercatat Sebesar Rp1,5 Triliun
iBooming Adakan Coaching Clinic untuk Brand
Perlu Skill yang Profesional untuk Jalankan Strategi Bisnis
Kobindo Production Bantu Para Pelaku Usaha Tingkatkan Brand Image
Mahkamah Konstitusi RI Jadi Pengawal Konstitusi dan Ideologi Bangsa di Era Society 5.0
Sambut Society 5.0, G2Academy Perkenalkan Kurikulum Digital Terintegrasi
Digication Batch 4 UICI Kenalkan Metaverse sebagai Bagian Perkuliahan
Smart City dan Guru 5.0, Mimpi Besar Kota Kecil Bernama Payakumbuh
Potensi Society 5.0 Tingkatkan Kualitas Hidup Masa Depan
Peran Teknologi terhadap Transformasi Pendidikan Berkemajuan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap