Kalangan Eksportir Minyak Jelantah Keluhkan Tingginya Tarif Ekspor
![Kalangan Eksportir Minyak Jelantah Keluhkan Tingginya Tarif Ekspor](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/4fbb1e6f47ebb2963d543179934684bb.jpg)
KEBIJAKAN pemerintah menaikkan tarif bea keluar untuk barang ekspor berupa kelapa sawit crude palm oil (CPO) dan produk turunannya hingga kini masih terus dikeluhkan kalangan eksportir minyak jelantah (used ooking oil) di Jawa Tengah. Soalnya, tarif yang dikenakan sangat tinggi.
Mereka sejak sebelum lebaran 2022 sudah mencoba meminta bantuan Komisi VI DPR agar Kementerian Perdagangan bersedia menurunkan tarif bea keluar ekspor minyak jelantah, tetapi belum menunjukkan hasil. "Hingga kini belum ada respons positif dari Kemendag. Kebijakan menyamaratakan dengan produk turunan CPO lain ini sungguh memberatkan. Padahal minyak jelantah merupakan limbah sisa minyak goreng, tetapi penetapan disamaratakan," kata Respati Ardi, anggota Asosiasi Minyak Jelantah (AMJ) Jawa Tengah, dalam perbincangan di Solo, Selasa (5/7).
Pemerintah sebelumnya juga memasukkan minyak jelantah yang masuk sebagai ketegori produk turunan dari minyak sawit mentah atau CPO sebagai komoditas yang dilarang ekspor. Akhirnya keran ekspor jelantah dibuka lagi.
Namun seiring dengan kebijakan itu, pemerintah mengeluarkan aturan penambahan kategori harga referensi atas barang ekspor berupa kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya yang dikenakan bea keluar dari 12 kategori menjadi 17 kategori. Peraturan itu sebagai upaya mendukung stabilitas harga di dalam negeri dan ketersediaan produk kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya. "Mestinya besaran tarif minyak jelantah jangan disamaratakan," imbuh Respati.
Minyak jelantah dikenai bea tarif keluar sebesar US$488 ditambah tarif pungutan sawit ekspor US$35, hingga totalnya mencapai US$523. "Ini sungguh berat, karena kami masih harus menanggung biaya angkut kapal dan biaya pengepul minyak jelantah," tukas dia.
Dia mendapatkan informasi bahwa tingginya bea keluar itu sebagai dampak dari eksportir sawit yang menggunakan nama ekspor minyak jelantah. "Mestinya jika itu benar kan itu perkara berbeda. Biarlah kasus itu menjadi prosea hukum dan tidak kemudian menyamaratakan ke dalam tarif bea keluar," sergah Respati.
Lebih jauh dia memaparkan Jawa Tengah merupakan eksportir minyak jelantah terbesar kedua di Tanah Air dengan jumlah anggota AMJ sebanyak 17 eksportir. Keberadaan minyak jelantah dari warung, restoran, dan rumah tangga mencapai 500 ton per bulan. "Kami mewadahi minyak jelantah di Jateng agar tidak membuang sembarangan limbah minyak goreng dengan memberdayakan pengepul. Ada minyak jelantah dari pabrik makanan, tetapi kami tidak kuat secara modal untuk menampung," ujar Respati.
Minyak jelantah diekspor, karena di Indonesia hingga kini belum ada mesin yang mampu mengolah jelantah menjadi biodisel untuk bahan bakar pesawat. Pengimpor di luar negeri seperti Eropa, Afrika, dan Singapura mampu mendaur ulang dan mengolah jelantah jadi biodisel. (OL-14)
Terkini Lainnya
Kalahkan Indonesia, Australia Melaju ke Final Piala AFF U-16
PPIH Embarkasi Solo Berharap Tidak Ada Lagi Keterlambatan Pemulangan Jemaah Haji
Nikmati Akhir Pekan, Presiden Jokowi Ajak Jan Ethes dan La Lembah ke Solo Safari
Minibus Kecelakaan Tunggal di Tol Ngawi-Solo, Satu Tewas
Gelaran Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta Digelar Meriah
Gibran Laksanakan Salat Id di Halaman Balai Kota Surakarta
Hiu Paus Sepanjang 4 Meter Tersesat di Pesisir Demak
PDIP Pertimbangkan Kaesang Pangarep di Pilkada Jateng
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Pembunuhan Perempuan di Indekosnya, Polisi Periksa 10 Saksi
Pemprov Jateng Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan jadi 0,30 Persen
Pilkada Jateng, PKB masih Upayakan Dukung Yusuf Chudlori
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap