visitaaponce.com

Ekspor Perikanan RI Capai Rp45 Triliun, Udang Jadi Primadona

Ekspor Perikanan RI Capai Rp45 Triliun, Udang Jadi Primadona
Petambak memanen udang vename di wilayah Pamekasan, Jawa Timur.(Antara)

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan total nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada semester I 2022 mencapai US$3,06 miliar atau sekitar Rp45,36 triliun. 

Angka tersebut naik 18,18% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Diketahui, permintaan global terhadap produk perikanan tergolong tinggi.

"Komoditas utama penyumbang itu udang dengan US$1,15 miliar atau 37,6% terhadap nilai ekspor total," jelas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Artati Widiarti dalam konferensi pers, Kamis (28/7).

Baca juga: Neraca Dagang RI pada Juni 2022 Surplus, BPS: Ditopang Minyak Kelapa Sawit

Produk ekspor lainnya, yakni tuna, cakalang dan tongkol dengan nilai US$417 juta atau 13,64% dari total nilai ekspor perikanan per semester I 2022. Cumi, sotong dan gurita juga masuk dalam produk yang laris diekspor dengan nilai US$335 juta.

Sementara, untuk nilai impor produk perikanan hingga semester I 2022 mencapai US$321,82 juta, atau naik 10,52% dari nilai ekspor. "Impor juga naik, tapi tidak signifikan," papar Artati.

"Impor ini untuk sebagian diproses dan diekspor kembali. Sebagian lagi untuk pengolahan tradisional, seperti pindang, ada juga impor pakan," imbuhnya.

Baca juga: Harga BBM Naik, KKP Ungkap 2,2 Juta Nelayan Merugi

Secara umum, realisasi investasi produk perikanan mencapai Rp2,34 triliun hingga triwulan I 2022, atau naik 59,28% dibanding periode serupa tahun lalu. "Kalau semester I 2022, diperkirakan mencapai Rp4,04 triliun," pungkas Artati.

Adapun sumber investasi terbesar adalah kredit investasi Rp1,3 triliun, penanaman modal asing (PMA) Rp520 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp490 miliar. Terdapat 5 daerah di Indonesia dengan geliat investasi kelautan dan perikanan cukup tinggi.

Rinciannya, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta dan Sumatera Utara. "Untuk PMA, investasi terbesar datang dari Singapura, Belanda, Tiongkok, India dan Jepang. Belanda dan Singapura itu nilainya Rp160 miliar," katanya.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat