visitaaponce.com

Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi

Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Petambak memanen rumput laut di Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat.(ANTARA/Dedhez Anggara)

PENJUALAN rumput laut, terutama untuk ekspor, sempat anjlok pada 2022 hingga 2024 akibat ketidakstabilan politik di Rusia dan Timur Tengah

Salah satu pengekspor rumput laut terbesar di Asia Tenggara adalah PT Asia Sejahtera Mina, yang telah berdiri sejak 2008. Perusahaan tersebut mengekspor rumput laut ke negara-negara di benua Asia, Eropa, hingga Amerika Selatan, seperti Tiongkok. Fillipina, Vietnam, Spanyol, dan Cile. 

Rumput laut yang diekspor adalah jenis Eucheuma Cottoni, Echeuma Spinosium dan Gracilaria sp dari beberapa daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi, Kalimantan, Bali, dan Maluku. 

Baca juga : Budi Daya di Laut: Masa Depan Perikanan Indonesia

Pada periode 2023-2024, penjualan perusahaan tersebut turun 19%. Pada periode 2022-2023, penurunan penjualan lebih drastis yaitu 57%.

"Hal ini disebabkan demand yang menurun karena ekonomi yang kurang mendukung seperti ketidakstabilan politik di Timur Tengah dan Rusia yang masih berlangsung," kata Direktur Umum PT Asia Sejahtera Mina Indra Widyadharma, Sabtu (29/6). 

Penurunan penjualan tersebut berdampak pada penurunan laba kotor perusahaan sebesar 10% pada periode 2022-2023 dan 22% pada 2023-2024. 

Baca juga : Rusia: Pendirian Negara Israel Buat Palestina tidak Pernah Damai

Perusahaan mengalami kerugian signifikan pada level laba (rugi) bersih tahun 2022, 2023 dan 2024. 

Indra menambahkan, penjualan rumput laut diprediksi normal kembali pada Juli dan Agustus ini. Melalui anak perusahaan, PT Giwang Citra Laut (PT GCL), produksi rumput laut akan digenjot lagi pada Semester 2 tahun 2024.

"Rencana PT Giwang Citra Laut akan mulai produksi pada Agustus 2024, perusahaan memperkirakan kenaikan penjualan sebesar US$500 ribu dan keuntungan meningkat US$30 ribu, dan pada kuartal 4 diperkirakan adanya kenaikan penjualan sebesar US$1,8 juta dan keuntungan US$108 ribu," ungkap Indra. 

Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar ke-2 di dunia. Menurut badan pusat statik, Indonesia mengeksport lebih dari 232 ribu ton, dan terus meningkat setiap tahunnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat