visitaaponce.com

Perang Naikkan Harga Gandum, Ekspor Singkong dan Turunannya Melonjak 300

Perang Naikkan Harga Gandum, Ekspor Singkong dan Turunannya Melonjak 300%
Pekerja menjemur gaplek di salah satu industri rumahan pengolahan singkong, Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.(Antara/Nurul Ramadhan.)

EKSPOR singkong dan produk turunannya meningkat tiga kali lipat. Ini terjadi kala harga gandum internasional melonjak akibat konflik Ukraina-Rusia.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menyebutkan itu dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/8). Produk pangan substitusi gandum seperti singkong dan sorgum yang dihasilkan di Indonesia bisa masuk ke pasar internasional dan diminati.

"Kalau saya melihat, ini berkah. Karena harga gandum naik, kesempatan singkong kita, sorgum kita naik bagus, masuk pasar diminati. Ini terbukti kondisi ekonomi 2022 ekspor singkong dan turunannya naik hampir 300% dibanding 2020," kata Suwandi.

Ukraina merupakan salah satu negara produsen gandum terbesar di dunia. Konflik geopolitik dengan Rusia itu menyebabkan harga gandum melonjak lantaran keterbatasan pasokan. Suwandi mengatakan Indonesia sendiri bergantung pada impor gandum dari Ukraina sebanyak 3 juta ton atau 36% kontribusinya dari kebutuhan total di dalam negeri. 

Ancaman krisis pangan global dipicu oleh sejumlah faktor, selain konflik Ukraina dan Rusia. Beberapa yang menyebabkan yakni dampak pandemi covid-19 yang sempat membuat keterbatasan pengiriman pasokan pangan dan faktor cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global.

Namun Suwandi memastikan bahwa PDB sektor pertanian terus tumbuh positif sejak awal mula pandemi hingga saat ini. Selain itu, ekspor sektor pangan terus bertumbuh sejak 2020 hingga saat ini. 

"Ekspor sektor pertanian total naik tinggi. Contoh ekspor 2020 ekspor pertanian total sekitar Rp450 triliun, itu naik 15% lebih dibanding tahun sebelumnya. Pada 2021 ekspor naik Rp625 triliun, naiknya 38%, ini tanda baik. Di 2022 juga ekspor produk pertanian naik yang didominasi sektor perkebunan," kata Suwandi. (Ant/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat