Neraca Dagang Masih Surplus, Airlangga Penanganan Ekonomi di Jalur Tepat
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan masih surplus di US$5,76 miliar pada Agustus 2022. Hal ni membawa Indonesia mencetak surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Neraca perdagangan surplus 28 bulan berturut-turut. Ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan ekonominya berada dalam jalur yang tepat," ujar Airlangga dalam keterangannya, Sabtu (17/9).
Baca juga: Neraca Dagang Agustus 2022 Surplus US$5,76 Miliar
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2022 kembali surplus US$2,4 miliar, setelah mengalami defisit US$1,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja NPI tersebut didukung surplus transaksi berjalan yang meningkat, serta perbaikan defisit transaksi modal dan finansial.
Pada akhir Juli 2022, posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar US$132,2 miliar. Realisasi investasi Indonesia juga menunjukkan tren positif, pada triwulan II 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat 35,5% (yoy).
Berikut, menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 320,534 tenaga kerja. Capaian investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp163,2 triliun (39,7% yoy) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp138 triliun (30,8% yoy).
Baca juga: Nilai Ekspor RI pada Agustus 2022 Naik 9,17%
Sementara itu, tren inflasi berbagai negara di dunia mengalami kenaikan signifikan akibat krisis pangan dan energi. Namun, Indonesia dinilai bisa menjaga tingkat inflasi tahunan, yakni pada Agustus 2022 sebesar 4,69% (yoy)
"Inflasi Amerika Serikat sebesar 8,3%, Uni Eropa 9%, Inggris 10% dan Jerman 7,9%. Sedangkan Indonesia di juli 2022 masih 4,69%,” imbuh Airlangga.
Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2023, mengusung tema Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan. RAPBN 2023 ditujukan mendukung peningkatan produktivitas, dengan tetap mengoptimalkan fungsi shock absorber.(OL-11)
Terkini Lainnya
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Mendag Zulhas Banggakan Surplus Neraca Perdagangan 48 Bulan
APBN Surplus Rp75,7 Triliun di April 2024
Percuma Surplus kalau Kinerja Dagang Tergerus
Ekonom: Surplus Dagang 4 Tahun belum Tentu Sehat
Neraca Dagang Surplus 4 Tahun Beruntun
Surplus Anggaran terus Menyusut, Kini Tersisa Rp8,1 triliun
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap