Presiden ke Menkeu Kalau Punya Uang di APBN, Dieman-eman
![Presiden ke Menkeu: Kalau Punya Uang di APBN, Dieman-eman](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/b2ce2887b1c8d506f5dcbe6b9ccd2f29.jpg)
PRESIDEN Joko Widodo meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk 'mengeman-eman' Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tengah situasi sulit seperti sekarang.
"Saya selalu sampaikan kepada Bu Menkeu. Bu, kalau kita punya uang di APBN, dieman-eman. Dieman-eman itu dijaga, digunakan hati-hati," ujar Jokowi dalam UOB Economic Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (29/9).
Ia memerintahkan bendahara negara untuk memanfaatkan setiap rupiah dengan saksama. Jangan sampai anggaran dikeluarkan secara jor-joran.
"Karena kita tidak boleh berpikir uang hanya untuk hari ini dan tahun ini. Kita harus lihat tahun depan seperti apa," sambungnya.
Kepala negara mengaku khawatir dengan ketidakpastian ekonomi yang masih terus melanda dunia. Berdasarkan informasi dari banyak pengamat internasional, situasi ekonomi tahun depan akan lebih gelap.
"Semua pengamat internasional menyampaikan tahun depan lebih gelap," ucap Presiden.
Baca juga: Presiden: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Tiga Bisa Capai 6 Persen
Pada agenda G7 yang dihelat Juni lalu, Jokowi mengatakan para pemimpin negara yang hadir juga menyuarakan ketakutan mereka. Semua negara mengeluhkan persoalan yang nyaris serupa, mulai dari krisis energi, krisis pangan hingga finansial.
"Dari situ saya bisa simpulkan bahwa semua sulit. Sama seperti ketika saya bertemu Presiden Zelenskyy dan Presiden Putin. Mereka bilang perang tidak akan berhenti besok, bulan depan atau tahun depan. Artinya, ini tidak jelas. Negara kita perlu endurance yang panjang," tuturnya.
Kendarti demikian, ia masih bersyukur karena kondisi perekonomian Tanah Air masih lebih baik dibandingkan semua negara G7 atau bahkan G20. Jokowi menyebut tidak ada negara anggota G20 yang memiliki pertumbuhan ekonomi lebih baik dari Indonesia.
"Coba dicari negara G20 yang tumbuh di atas 5%. Kita ini yang tertiggi di G20," papar mantan wali kota Surakarta itu.
Dari segi nilai tukar, rupiah juga cenderung masih cukup kuat dibandingkan mata uang negara-negara lain.
"Ini yang harus kita syukuri dan kita memang masih perlu kerja keras dalam jangka panjang," pungkasnya.(OL-5)
Terkini Lainnya
Negara Berkembang Korban dari GDP Oriented
DPR Isyaratkan Tolak Usulan Pemberian PMN ke Bank Tanah
4 BUMN dan Bank Tanah Diusulkan Dapat PMN Rp6,1 Triliun
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
Pendanaan APBN untuk IKN hingga Mei Capai Rp5,5 Triliun
Pendapatan APBN Turun 7%, Pengamat Sebut Akibat Kebijakan Masa Lalu
Pemerintah Dinilai tidak Optimal Tekan Angka Kemiskinan
Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pembiayaan yang tidak Berdampak ke Masyarakat
Pembiayaan Utang hingga Mei 2024 Capai Rp132,2 Triliun
Pemerintah Pastikan Belum Ada Pembahasan Penaikan Harga BBM
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap