Bank Dunia Perbarui Penghitungan Kemiskinan, Ekonom Pemerintah Harus Legawa
![Bank Dunia Perbarui Penghitungan Kemiskinan, Ekonom: Pemerintah Harus Legawa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/ef80f111e7d36f99ef0ed0eb43b8d350.jpg)
PEMERINTAH diminta untuk terbuka dan legawa menerima rencana perubahan standardisasi penghitungan tingkat kemiskinan oleh Bank Dunia. Hal ini juga dinilai sebagai bentuk partisipasi aktif Indonesia dalam penyajian data di level internasional.
"Ini bisa menjadi cerminan bahwa kita bisa dibandingkan dengan negara lain. Ada ukuran, jadi harus terima dan terbuka untuk menaikkan standar itu," ujar Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad saat dihubungi, Kamis (29/9).
Baca juga: Penghitungan Garis Kemiskinan tidak Harus Sama dengan Bank Dunia
Menurutnya, penaikan nilai penghitungan kemiskinan oleh Bank Dunia merupakan upaya membuat standarisasi dengan menyelaraskan kondisi dunia saat ini. Indonesia, seharusnya melihat hal itu sebagai dorongan untuk memperbaiki kinerja upaya penurunan kemiskinan.
Apalagi, formula penghitungan baru itu akan berlaku dan diterapkan oleh banyak negara di dunia. "Agar bisa terjadi kesetaraan perhitungan antara satu negara dan negara lainnya. Supaya bisa dibandingkan perhitungan kemiskinan dan menjadi ukuran yang fair," imbuhnya.
Pembaruan penghitungan tingkat kemiskinan di Indonesia juga masih menggunakan metode yang sangat uzur. Dalam hal ini, berdasarkan tingkat konsumsi 2.100 kalori per hari yang berlaku sejak 1978. Oleh karena itu, pemutakhiran metode diperlukan.
Baca juga: RI Ingin Tekan Kerugian Ekonomi Akibat Perubahan Iklim Hingga Rp281,9 Triliun
Keterbukaan dan penerimaan pemerintah pada metode penghitungan baru, sebaiknya jangan dipandang dari sisi politis. Dengan menerima, justru pemerintah terpacu untuk mengurangi tingkat kemiskinan melalui berbagai program sosial.
"Memang ini nanti kesannya penduduk miskin bertambah banyak, karena hitungan yang berbeda. Apalagi di masa akhir pemerintahan, bukannya tambah makmur, kok malah tambah miskin," pungkas Tauhid.(OL-11)
Terkini Lainnya
Rekapitulasi Masih Berlangsung, PSI Masih Berpeluang Lolos Senayan
Penghitungan Suara Pemilu 2024 Dua Panel Dilematis
Bawaslu: Penghitungan Surat Suara Dua Panel Timbulkan Persoalan
Penghitungan Garis Kemiskinan tidak Harus Sama dengan Bank Dunia
Mengubah Pola Pertanian dapat Mengurangi Hampir Sepertiga Emisi Global
Sri Mulyani Lapor Hasil Pertemuan Spring Meeting ke Presiden
Transisi Energi dan Perubahan Iklim Jadi Topik Utama Pertemuan IMF-Bank Dunia
Sri Mulyani Soroti Mahalnya Biaya Pinjaman Bank Dunia
Industri Fintech Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Fakta tentang Uni Eropa yang mungkin Anda belum Tahu
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap