visitaaponce.com

Rapimnas Himki 2022 Bahas 6 Isu Optimalisasi Pasar Hadapi Krisis

Rapimnas Himki 2022 Bahas 6 Isu Optimalisasi Pasar Hadapi Krisis
Rapimnas Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) tahun 2022 di Bandung, Jabar membahas antisipasi pelemahan ekonomi global,(dok.ist)

MASIH belum pulihnya dampak pandemic Covid 19 dan invasi Rusia ke Ukraina membuat hampir semua sektor industri mengalami pelemahan pertumbuhan. Pertumbuhan global diperkirakan melambat dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen pada 2022 dan sebesar 2,7 persen pada 2023.

Inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7 persen pada tahun 2021 menjadi 8,8 persen pada tahun 2022 tetapi menurun menjadi 6,5 persen pada tahun 2023 dan menjadi 4,1 persen pada tahun 2024.

"Dalam kondisi itu jelas berpengaruh negatif terhadap pemintaan produk furniture dan kerajinan terutama di pasar tradisional al. Amerika Serikat, Eropa, dan di sebagian negara maju lainnya," ungkap Abdul Sobur, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) dalam keteranga tertulisnya, Senin (12/12/2022).

Untuk itu, jelas Abdul Sobur, Himki mengadakan Rapimnas pada Jumat (9/11/2022) lalu mambahas antisipasi melemahnya kondisi ekonomi, inflasi tinggi dan angka pengangguran yang meningkat di waktu yang bersamaan dalam periode tertentu yang menandakan stagflasi ekonomi sedang
terjadi. Di saat yang bersamaan orientasi belanja kebutuhan masyarakat dunia juga berubah lebih ke arah kebutuhan esensial atau kebutuhan primer mereka dengan mengurangi belanja terhadap produk sekunder dan tersier seperti kebutuhan peralatan rumah tangga termasuk mebel dan kerajinan. Situasi ini menyebabkan market shock di industri mebel dan kerajinan yang ujung-ujungnya terjadi penundaan bahkan pembatalan order oleh buyer terutama dari Amerika dan Eropa.

Industri mebel dan kerajinan, lanjutnya,  merupakan industri yang paling terdampak akibat dua hal di atas. Ekspor mebel dan kerajinan nasional tahun 2022 diperkirakan mengalami penurunan sebesar -3,7% dari tahun 2021, menjadi sekitar USD 3,38 miliar. Ekspor tahun 2021 sebesar USD 3,47 miliar atau naik 27,23% dari tahun sebelumnya. Ekspor tahun 2021 merupakan pertumbuhan tertinggi selama 10 tahun terakhir.

Seperti kita ketahui bersama, di saat terjadi situasi pandemic Covid-19, justru sektor industri mebel dan kerajinan nasional masih menunjukan pertumbuhan yang cukup baik, bahkan secara total tahun 2021 ekspor mengalami lonjakan yang signifikan (27,23%), terutama dari AS.

Pertumbuhan itu berasal dari naiknya permintaan dari Amerika Serikat yang merupakan pengaruh positif dari kebijakan stimulus fiskal dari Pemerintah AS yang mendorong meningkatnya pendapatan rumah tangga dan mendukung pengeluaran yang berkelanjutan untuk semua barang, termasuk barang impor. Selain itu adanya kekurangan pasokan mebel dari Tiongkok dampak Trade War memaksa AS melakukan shifting order ke negara diluar
Tiongkok al. Vietnam, Meksiko, Kanada, Malaysia, Taiwan dan Indonesia.

"Di Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional) di Bandung ini secara khusus juga membahas mengenai semakin menurunnya permintaan pasar tradisional. Dalam pertemuan tersebut disusun strategi dalam memitigasi dan mengantisipasi jika situasi semakin memburuk dengan mengambil tema “Pemanfaatan dan Optimalisasi Emerging Market”, ungkapnya.

Di Rapimnas ini, baik Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk membuka pasar-pasar baru di antaranya di India dan Timur Tengah yang memiliki potensi sangat besar untuk produk mebel dan kerajinan nasional.

Sementara, Heru Prasetyo, Sekretaris Jenderal HIMKI menjelaskan Rapimnas bertujuan untuk melakukan Evaluasi Kinerja Industri Mebel dan Kerajinan Nasional Tahun 2022 dan merumuskan Program Kerja HIMKI Tahun 2023.

Peserta Rapimnas terdiri dari Pengurus HIMKI; Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pembina, dan Dewan Pakar. Di saat side event Rapimnas, hadir juga para stakeholder industri mebel dan kerajinan yang berasal dari Kementerian/Lembaga, BUMN, Lembaga/Asosiasi/Perusahaan mitra HIMKI.

"Adapun target yang diharapkan dengan adanya Rapimnas ini adalah adanya perbaikan skala prioritas dalam menyusun rencana Program Kerja 2023 dan terciptanya kerjasama HIMKI bersama Mitra yang kongkrit dan lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh anggota HIMKI," jelas Heru.

Ada enam pembahasan pada Rapimnas HIMKI 2022 di Bandung ini. Pertama, kondisi terkini industri dan perdagangan mebel dan kerajinan nasional. Kedua, membahas informasi riil lapangan dari para pimpinan HIMKI. Ketiga, evaluasi Implementasi Program Kerja hasil Rakernas 2022 di Solo, dan Penyusunan Rencana Kerja 2023 (Implementation planning) yang lebih riil, mudah dilaksanakan (implemented), efektif dan kontekstual dengan kebutuhan di lapangan.

Keempat, pematangan dan penyempurnaan konsep Pameran IFEX (Indonesia International Furniture Expo) di masa depan. Kelima, penyusunan rencana pameran baru (di luar pameran IFEX) dengan nama, tema dan sasaran (segmentasi) pasar yang berbeda. Keenam, penguatan dan optimalisasi implementasi kerjasama dengan mitra-mitra HIMKI. (OL-13)

Baca Juga: Perlu Ada Sosialisasi Penerapan Tol Nirsentuh pada Juni 2023

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat