visitaaponce.com

BPS Nilai Tukar Petani Desember 2022 Naik 1,11

BPS: Nilai Tukar Petani Desember 2022 Naik 1,11%
Badan Pusat Statistik.(Ilustrasi)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada Desember 2022 tercatat mencapai 109,00 atau naik 1,11% dibandingkan November 2022. Peningkatan ini terjadi kerena indeks harga yang diterima petani naik 1,83% lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani yang hanya naik 0,72%. 

"Komoditas dominan yang berpengaruh pada kenaikan indeks yang diterima petani berasal dari kenaikan harga komoditas gabah, cabai rawit, karet, dan kelapa sawit," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam Jumpa Pers Rilis Berita Resmi Statistik, Senin (2/1).

Baca juga: Tinjau Pasar Tanah Abang, Presiden Pastikan Sektor Riil Berjalan Baik

Lebih lanjut, kenaikan NTP tertinggi terjadi di subsektor hortikultura sebesar 4,58%. Peningkatan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 5,28% lebih tinggi dari indeks yang dibayar petani yang hanya naik 0,67%. Komoditas dominan di sektor hortikultura berasal dari sayuran, buah buahan dan tanaman obat.

Jika dilihat dari sebarannya, 22 provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat sebsar 2,26%. Selebihnya, 1 provinsi tidak berubah dan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dan penurunan tertinggi di Sulawesi Barat sebesar 2,47%. 

Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Desember 2022 mencapai 108,96 atau naik 1,59% dibandingkan November 2022. Peningkatan NTUP ini juga terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,83% lebih tinggi dari indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya naik sebesar 0,24%. 

Subsektor NTUP yang mengalami peningkatan tertinggi terjadi di hortikultura sebesar 5,11%. Kenaikan NTUP hortikultura disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 5,28% lebih tinggi dari biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,15%.

"Sementara itu, sebaran NTUP dari catatan kami, 25 provinsi mengalami kenaikan NTUP dengan peningkatan tertinggi di Jawa Timur sebesar 2,73%. Sisanya 9 provinsi mengalami penurunan NTUP dan penurunan terdalam terjadi di Provinsi Maluku yang turun 1,91%," ucap Margo.

Selain itu, Margo juga menjelaskan mengenai perkembangan harga gabah di tingkat petani pada Desember 2022. Untuk gabah kering panen meningkat 4,20% secara bulanan (mtm) dan meningkat 17,83% jika bandingkan Desember 2022 atau secara tahunan (yoy). 

"Gabah kering giling juga meningkat sebesar 6,95% mtm dan 21,75% yoy. Sedangkan harga beras grosir pada Desember 2022 meningkat 3,19% mtm dan 8,95% yoy. Harga beras eceran meningkat 2,30% mtm dan 6,23% yoy," pungkasnya. (OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat