Bursa AS Terpuruk Dipicu Kekhawatiran Pengetatan Fed
![Bursa AS Terpuruk Dipicu Kekhawatiran Pengetatan Fed](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/480214007e87c4454c8054078c3bd702.jpg)
BURSA Amerika Serikat, Wall Street kehilangan lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks Nasdaq memimpin penurunan karena pasar tenaga kerja yang ketat mengikis harapan bahwa Federal Reserve dapat menghentikan siklus kenaikan suku bunga segera setelah fokus pada inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 339,69 poin atau 1,02 persen, menjadi menetap di 32.930,08 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 44,87 poin atau 1,16 persen, menjadi berakhir di 3.808,10 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 153,52 poin atau 1,47 persen, menjadi ditutup pada 10.305,24 poin.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor real estat - yang merupakan persentase pemenang terbesar pada Rabu (4/1/2022) - memimpin penurunan sektor dengan kerugian 2,9 persen, diikuti utilitas merosot 2,2 persen. Satu-satunya yang untung adalah sektor energi yang ditutup naik 1,99 persen karena harga minyak menetap lebih tinggi.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP pada Kamis (5/1/2023) menunjukkan kenaikan pekerjaan swasta yang lebih tinggi dari perkiraan pada Desember. Laporan lain menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun minggu lalu.
Pada Rabu (4/1/2023), kumpulan data lain menunjukkan penurunan moderat dalam lowongan pekerjaan AS. Sementara pasar tenaga kerja yang kuat biasanya akan disambut sebagai tanda kekuatan ekonomi, investor saat ini melihatnya sebagai alasan Fed mempertahankan suku bunga tinggi.
"Sangat jelas bahwa kabar baik di pasar tenaga kerja berarti kabar buruk bagi pasar saham. Data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sangat tangguh," kata Anthony Saglimbene, kepala strategi pasar Ameriprise di Tory Michigan.
"Selama pasar tenaga kerja tangguh, Federal Reserve akan terus memperketat kondisi keuangan untuk menurunkan inflasi," kata ahli strategi yang memperkirakan investor sangat fokus pada inflasi upah dalam laporan pekerjaan Jumat.
Wall Street kehilangan tenaga di penghujung hari, berakhir mendekati posisi terendah sesi mereka. Mereka telah memangkas kerugian pada sore hari ketika pemimpin Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan 2023 akhirnya dapat membawa kelegaan yang disambut baik di bagian depan inflasi.
Sementara itu Saglimbene mencatat bahwa komentar Bullard tidak mengejutkan, pernyataannya bahwa kenaikan suku bunga mulai menunjukkan beberapa tanda meredam inflasi, memberikan kepastian.
Pada Rabu (4/1/2023), indeks utama Wall Street telah menghapus beberapa keuntungan mereka setelah risalah dari pertemuan Fed Desember menunjukkan para pejabat berfokus pada perang melawan inflasi bahkan ketika mereka setuju untuk memperlambat laju kenaikan untuk membatasi risiko ekonomi.
Pada Kamis (5/1/2023) pagi, pemimpin Fed Kansas City Esther George dan Presiden Atlanta Raphael Bostic menekankan bahwa prioritas bank sentral adalah mengekang inflasi melalui pengetatan kebijakan.
Pedagang memperkirakan suku bunga akan memuncak sedikit di atas 5,0 persen pada Juni.
Laporan penggajian non pertanian yang lebih komprehensif akan dirilis pada Jumat, akan dilihat untuk petunjuk lebih lanjut tentang permintaan tenaga kerja dan lintasan kenaikan suku bunga.
Di antara saham individu, Tesla Inc berakhir turun 2,9 persen setelah penjualan Desember kendaraan listrik buatan China turun ke level terendah lima bulan, sementara Amazon.com Inc berakhir turun 2,4 persen setelah mengumumkan peningkatan rencana PHK.
Walgreens Boots Alliance Inc ditutup jatuh 6,0 persen menjadi 35,19 dolar AS setelah perusahaan rantai toko obat itu membukukan kerugian triwulanan atas biaya litigasi opioid. Saham Bed Bath & Beyond Inc anjlok 29,9 persen menjadi 1,69 dolar AS, setelah pengecer barang rumah tangga itu mengatakan sedang menjajaki opsi, termasuk kebangkrutan.
Di bursa AS sebanyak 10,21 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 10,79 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Ancaman Resesi Picu Investor Beralih ke Obligasi, IHSG Tertekan
Terkini Lainnya
Produsen Kacang-Kacangan Bersiap Melepas 20 Persen Saham di Bursa Efek Indonesia
Investor Ritel Kritik Penerapan FCA di Bursa Efek
Maksimalkan Visibilitas, LED Ikonik Hadir di Gedung Bursa Efek Indonesia
Jelang RUPST, Saham Emiten Telko Ini Bergerak Atraktif
IHSG Jumat 17 Mei : Berpeluang menguat Seiring Sentimen Domestik dan Global
Sebagian Besar Pasar Keuangan di Asia Menguat
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Vonis Trump Terkait Kasus Uang Tutup Mulut Ditunda September
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
IHSG Ditutup Melemah di tengah Bursa Asia Menguat
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap