visitaaponce.com

Ini Empat Langkah Pemerintah untuk Stabilkan Harga Bahan Pokok

Ini Empat Langkah Pemerintah untuk Stabilkan Harga Bahan Pokok
Potret pedagang di pasar saat merapikan barang dagangannya.(Antara)

PEMERINTAH memiliki empat langkah untuk melakukan stabilisasi harga bahan pokok dan pengendalian inflasi pangan yang bergejolak. Keempat langkah tersebut dinilai berhasil meredam gejolak harga pangan selama momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forkopimda 2023, Selasa (17/1). "Ada empat garis besar kebijakan yang kami lakukan dalam menentukan stabilisasi barang kebutuhan pokok untuk pengendalian inflasi pangan yang bergejolak," jelasnya.

Adapun langkah kebijakan yang pertama ialah melalui pemantauan pasar dan harga. Ini dilakukan secara real time melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan.

Pada 2022, sebanyak 441 pasar dan 22 pasar induk di Tanah Air dapat dimonitor secara langsung. Jumlah tersebut bertambah dari tahun sebelumnya yang hanya memantau 90 pasar dan 20 pasar induk.

Baca juga: Pengamat: Impor Beras Berdampak pada Kesejahteraan Petani

"Jadi harganya (yang dipantau) hampir mendekati fakta yang ada di lapangan. Sehingga kita setiap pagi bisa mengikuti harga secara langsung, fakta apa yang terjadi di lapangan di pasar mana pun," kata Zulkifli.

Langkah pengendalian harga yang kedua dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan Gerai Maritim. Ini diselenggarakan dengan memanfaatkan tol laut, jembatan udara, serta subsidi angkutan darat untuk menekan disparitas harga yang ada di wilayah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP).

Ketiga, pengendalian harga juga dilakukan melalui kebijakan impor. Langkah ini diambil berdasarkan hitungan kebutuhan bahan pokok guna meredam harga yang bergejolak. Salah satu yang sempat menarik perhatian publik ialah keputusan pemerintah untuk mengimpor beras.

Zulhas, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk memenuhi kecukupan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang milik Perum Bulog. Sebab, stok CBP sempat menipis ke angka 300 ribu ton, sedangkan kategori aman ialah 1,2 juta ton. 

Alhasil, saat itu harga beras mengalami kenaikan hingga Rp1.000 per liter. Keputusan impor beras sekaligus ditujukan untuk mengendalikan gejolak harga beras. Hingga akhir Desember 2022, Bulog telah mengimpor 75 ribu ton beras dari kuota yang disetujui pemerintah sebanyak 500 ribu ton.

Perusahaan pelat merah itu memiliki waktu hingga akhir Februari untuk melakukan penugasan impor beras. Kegiatan impor beras tak akan diperkenankan pada saat panen raya berlangsung di Tanah Air, yakni periode Maret.

Baca juga: Inflasi Diprediksi Masih Tinggi pada Paruh Pertama 2023

"Beras impor yang datang ini sekarang dihabiskan untuk melakukan operasi pasar. Bulog menyediakan beras medium dengan harga Rp8.200 atau Rp9.450 per kg, agar dapat membantu masyarakat yang tidak mampu membeli beras premium, yang harganya Rp11-12 ribu per kg," terang Zulhas.

Hal serupa juga dilakukan untuk komoditas kedelai. Harga komoditas tersebut tengah mengalami kenaikan, sehingga Bulog ditugaskan untuk melakukan impor. "Ada berbagai kendala belum bisa terlaksana, tetapi sudah diambil alih oleh beberapa pelaku sektor lain," ujarnya.

"Sekitar dua hari yang lalu, kedelai (impor) sudah tiba di Merak. Oleh karena itu, 1-2 hari ini harga kedelai dipastikan bisa Rp11.000-12.000, atau turun dari Rp14.000," sambung Zulhas.

Adapun langkah keempat untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan ialah pemanfaatan sistem resi gudang (SRG). Adapun SRG dimanfaatkan sebagai buffer stock bahan pokok di Tanah Air. Saat ini, terdapat 112 gudang SRG untuk menampung beras, gula, bawang merah, ayam, dan kedelai.(OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat