visitaaponce.com

Puluhan Pedagang Pakaian Bekas Impor Lapor Kemenkop-UKM

KEMENTERIAN Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) bersama Smesco Indonesia menerima 21 laporan pedagang pakaian bekas impor dari layanan telepon atau hotline yang disediakan. Aduan itu salah satunya mengenai pedagang yang siap beralih usaha dari penjualan pakaian bekas impor.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki merinci, dari 21 laporan hotline tersebut, 17 laporan terverifikasi dan empat laporan tanpa indentitas.

"Laporannya ada yang meminta difasilitasi untuk bertemu produsen fesyen lokal untuk pengganti pakaian impor bekas. Mereka menyatakan sudah siap ganti usaha," ujarnya di Kantor Kemenkop UKM, Senin (27/3).

Baca juga: Impor Pakaian Bekas Ancam 1 Juta Tenaga Kerja

Laporan lain ialah para pedagang ada yang mengaku sudah menutup atau take down akun usaha pakaian bekas impor mereka di e-commerce, lalu ada yang minta mencarikan solusi imbas larangan penjualan pakaian bekas impor.

"Banyak yang minta solusi akibat larangan ini. Kami segera follow up ke Kemendag karena banyak produk lokal yang dijual oleh mereka," ungkapnya.

Baca juga: Wapres: Impor Pakaian Bekas Bunuh Industri Tekstil Nasional

Teten mengatakan, pemerintah sudah tegas melarang penjualan pakaian bekas impor di e-commerce. Pihaknya pun terbuka atas bantuan masyarakat perihal laporan akun-akun di e-commerce yang masih nekad berjualan pakaian bekas impor.

"Ada dukungan kepada Kemenkop UKM yang siap membantu report akun di e-commerce pakaian bekas. Penjualan di e-commerce kita enggak kasih ampun," tegasnya.

Untuk 17 laporan hotline yang diterima Kemenkop-UKM berasal dari enam pedagang yang ada di DKI Jakarta, enam pedagang dari Jawa Barat, lima pedagang masing-masing dari Riau, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Banten.

Dalam kesempatan yang sama, Director of Business & Marketing at SMESCO Indonesia Wientor Rah Mada menyampaikan, sebanyak 12 produsen siap memasok kebutuhan produk bagi pedagang yang ingin beralih dari penjualan pakaian bekas impor. Belasan produsen itu terdiri dari perusahaan bidang fesyen, kosmetik, makanan dan minuman herbal dan sebagainya.

"Perusahaan yang siap bantu itu ada komunitas Dimensi, Rosella, lalu ada perusahaan terkenal baju muslim dan lainnya," terangnya.

Menurutnya tidak ada persyaratan khusus bagi produsen yang ingin membantu reseller atau penjual pakaian bekas impor yang akan beralih usaha. Pihaknya membantu mencarikan produsen bagi pedagang pakaian bekas ilegal untuk mengganti produk usaha mereka. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat