Inflasi Tetap Tinggi, Bank Sentral Afrika Selatan Naikkan Suku Bunga
![Inflasi Tetap Tinggi, Bank Sentral Afrika Selatan Naikkan Suku Bunga](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/16ea8815d4cc9de1566062a63b33bc76.jpg)
BANK sentral Afrika Selatan dengan tajam menaikkan suku bunga utamanya pada Kamis (30/3) karena berusaha menjinakkan inflasi yang tinggi. Tengok saja, harga listrik Afrika Selatan melonjak di tengah gelombang pemadaman listrik.
Bank menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5 poin menjadi 7,75%. Bank sentral Afrika Selatan telah memperlambat pengetatan moneternya pada Januari dengan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 poin.
Namun inflasi meningkat menjadi 7,0% di Februari setelah melambat di bulan-bulan sebelumnya. Gubernur bank sentral Lesetja Kganyago mengatakan penaikan suku bunga bertujuan mengendalikan inflasi berkelanjutan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Buang Dolar AS, Tiongkok-Brasil Dagang Pakai Mata Uang Sendiri
Pembuat kebijakan moneter Afrika Selatan itu mulai menaikkan suku bunga pada November 2021 dan meluncurkan penaikan tertajam dalam satu dekade--0,75 poin--pada Juli tahun lalu. Itu diikuti oleh kenaikan 0,75 poin lagi di November sebelum melambat pada Januari.
Kganyago mengatakan inflasi didorong oleh kenaikan harga bahan bakar, listrik, dan makanan. Pertumbuhan ekonomi tetap tegang karena krisis pasokan listrik yang melanda daerah paling tinggi industri di benua itu. "Sebagai akibat dari pelepasan beban (listrik padam) yang ekstensif dan kendala logistik, kinerja pasokan ekonomi tetap sangat terganggu," kata Kganyago.
Baca juga: UBS dalam Negosiasi Akuisisi Credit Suisse
Afrika Selatan telah terpukul oleh pemadaman listrik yang telah menghambat kegiatan ekonomi selama setahun terakhir, karena masalah di perusahaan listrik Eskom. Pemadaman menelan biaya lebih dari US$50 juta dalam produksi yang hilang setiap hari, menurut perkiraan menteri energi.
Perekonomian berisiko memasuki resesi setelah menyusut 1,3% dalam tiga bulan terakhir 2022. Bank sentral memperkirakan ekonomi tumbuh hanya 0,2% pada 2023, direvisi turun dari perkiraan Januari sebesar 0,3%. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan
Poppy Zeidra, Perempuan di Jajaran Kadin Logistik Gandeng Kerja Sama Pengusaha Afrika Selatan
Afrika Selatan Minta Negara-negara PBB Dukung Putusan ICJ
ICJ Putus Permintaan Afsel terkait Operasi Militer Israel di Rafah
Afrika Selatan Desak ICJ Hentikan Serangan Israel di Rafah
Afrika Selatan Desak ICJ Perintah Israel Hentikan Serangan di Rafah
7 Jenis Bank yang Ada di Indonesia
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Bank Indonesia: Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 US$140,2 Miliar
Buat Malu Keluarga Cendana, Alasan Soedrajad Djiwandono Dipecat Jadi Gubernur BI
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
Rupiah Diprediksi Tidak Stabil Hingga Akhir Tahun
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap