visitaaponce.com

Inflasi Tetap Tinggi, Bank Sentral Afrika Selatan Naikkan Suku Bunga

Inflasi Tetap Tinggi, Bank Sentral Afrika Selatan Naikkan Suku Bunga
Pekerja Eskom berjalan di Pembangkit Listrik Lethabo dekat Sasolburg, Afrika Selatan, pada 23 Maret 2023.(AFP/Ihsaan Haffejee.)

BANK sentral Afrika Selatan dengan tajam menaikkan suku bunga utamanya pada Kamis (30/3) karena berusaha menjinakkan inflasi yang tinggi. Tengok saja, harga listrik Afrika Selatan melonjak di tengah gelombang pemadaman listrik.

Bank menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5 poin menjadi 7,75%. Bank sentral Afrika Selatan telah memperlambat pengetatan moneternya pada Januari dengan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 poin.

Namun inflasi meningkat menjadi 7,0% di Februari setelah melambat di bulan-bulan sebelumnya. Gubernur bank sentral Lesetja Kganyago mengatakan penaikan suku bunga bertujuan mengendalikan inflasi berkelanjutan dari waktu ke waktu.

Baca juga: Buang Dolar AS, Tiongkok-Brasil Dagang Pakai Mata Uang Sendiri

Pembuat kebijakan moneter Afrika Selatan itu mulai menaikkan suku bunga pada November 2021 dan meluncurkan penaikan tertajam dalam satu dekade--0,75 poin--pada Juli tahun lalu. Itu diikuti oleh kenaikan 0,75 poin lagi di November sebelum melambat pada Januari.

Kganyago mengatakan inflasi didorong oleh kenaikan harga bahan bakar, listrik, dan makanan. Pertumbuhan ekonomi tetap tegang karena krisis pasokan listrik yang melanda daerah paling tinggi industri di benua itu. "Sebagai akibat dari pelepasan beban (listrik padam) yang ekstensif dan kendala logistik, kinerja pasokan ekonomi tetap sangat terganggu," kata Kganyago.

Baca juga: UBS dalam Negosiasi Akuisisi Credit Suisse

Afrika Selatan telah terpukul oleh pemadaman listrik yang telah menghambat kegiatan ekonomi selama setahun terakhir, karena masalah di perusahaan listrik Eskom. Pemadaman menelan biaya lebih dari US$50 juta dalam produksi yang hilang setiap hari, menurut perkiraan menteri energi.

Perekonomian berisiko memasuki resesi setelah menyusut 1,3% dalam tiga bulan terakhir 2022. Bank sentral memperkirakan ekonomi tumbuh hanya 0,2% pada 2023, direvisi turun dari perkiraan Januari sebesar 0,3%. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat