Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan
![Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/28d05f502e8d96da579ec5b5040f8c7f.png)
AFRIKA Selatan telah melaporkan kematian pertama yang dikonfirmasi akibat cacar monyet (monkeypox virus atau Mpox). Menurut laporan tersebut, pada hari Senin seorang pria berusia 37 tahun menjadi orang pertama yang meninggal akibat virus tersebut setelah dirawat di rumah sakit di provinsi Gauteng tiga hari sebelumnya.
Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaala mengatakan kelima kasus Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, diklasifikasikan sebagai kasus parah dan memerlukan rawat inap.
Penyakit ini rata-rata menyerang pria berusia antara 30 dan 39 tahun dan belum pernah ke negara lain yang mengalami wabah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit Mpox ditularkan secara lokal.
Baca juga : Selama belum Bergejala, Cacar Monyet tidak akan Menular
Selain itu, Mpox yang sebelumnya disebut monkeypox merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui kontak fisik yang dekat. Gejala awal dari penyakit ini berupa demam, sakit kepala, bengkak, nyeri punggung, nyeri otot, hingga dapat berkembang menjadi ruam.
Meski demikian, Phaala mengatakan lima pasien yang didiagnosis, sebelumnya menderita immunodefisiensi dan telah tertular penyakit tersebut sejak awal Mei.
Sementara dua dari mereka yang terinfeksi telah diizinkan pulang, sedangan dua lainnya masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca juga : Sulsel Tangani Dia Suspek Penderita Cacar Monyet
Oleh karena itu, bagi siapa pun yang melakukan kontak dengan korban jiwa tunggal atau penderita Mpox tersebut akan dipantau selama 21 hari.
Di sisi lain, menurut WHO kasus Mpox terdeteksi pada manusia pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970 dengan menyumbang lebih dari 99 persen dan penyakit ini masih menjadi yang endemik di sana.
WHO juga telah menyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat pada 2022, atas wabah Mpox yang menyebar secara global. Meskipun situasi ini sudah berakhir tahun lalu, jumlah kasus yang dilaporkan di beberapa negara masih terbilang rendah. (Z-10)
Terkini Lainnya
Kementerian PPPA Dorong Penegak Hukum dan Usut Tuntus Kasus Kematian Anak yang Diduga Disiksa Polisi
Ayah Korban Tewas akibat Jatuh dari Treadmill Minta Polisi Usut Tuntas
Polres Metro Jakarta Timur Selidiki Kasus Penggelapan Mobil Bos Rental yang Tewas di Pati
Ancaman Penyakit Jantung, 6 Jam Penanganan Sangat Menentukan
Hingga Mei 2024, Kasus Leptospirosis Capai 367 dengan 42 Kematian
Poppy Zeidra, Perempuan di Jajaran Kadin Logistik Gandeng Kerja Sama Pengusaha Afrika Selatan
Afrika Selatan Minta Negara-negara PBB Dukung Putusan ICJ
ICJ Putus Permintaan Afsel terkait Operasi Militer Israel di Rafah
Afrika Selatan Desak ICJ Hentikan Serangan Israel di Rafah
Afrika Selatan Desak ICJ Perintah Israel Hentikan Serangan di Rafah
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap