visitaaponce.com

Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan

Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan
Ilustrasi penderita cacar monyet (monkeypox atau Mpox)(Freepik)

AFRIKA Selatan telah melaporkan kematian pertama yang dikonfirmasi akibat cacar monyet (monkeypox virus atau Mpox). Menurut laporan tersebut, pada hari Senin seorang pria berusia 37 tahun menjadi orang pertama yang meninggal akibat virus tersebut setelah dirawat di rumah sakit di provinsi Gauteng tiga hari sebelumnya.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaala mengatakan kelima kasus Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, diklasifikasikan sebagai kasus parah dan memerlukan rawat inap.

Penyakit ini rata-rata menyerang pria berusia antara 30 dan 39 tahun dan belum pernah ke negara lain yang mengalami wabah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit Mpox ditularkan secara lokal.

Baca juga : Selama belum Bergejala, Cacar Monyet tidak akan Menular

Selain itu, Mpox yang sebelumnya disebut monkeypox merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui kontak fisik yang dekat. Gejala awal dari penyakit ini berupa demam, sakit kepala, bengkak, nyeri punggung, nyeri otot, hingga dapat berkembang menjadi ruam. 

Meski demikian, Phaala mengatakan lima pasien yang didiagnosis, sebelumnya menderita immunodefisiensi dan telah tertular penyakit tersebut sejak awal Mei.

Sementara dua dari mereka yang terinfeksi telah diizinkan pulang, sedangan dua lainnya masih mendapatkan perawatan di rumah sakit. 

Baca juga : Sulsel Tangani Dia Suspek Penderita Cacar Monyet

Oleh karena itu, bagi siapa pun yang melakukan kontak dengan korban jiwa tunggal atau penderita Mpox tersebut akan dipantau selama 21 hari.

Di sisi lain, menurut WHO kasus Mpox terdeteksi pada manusia pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970 dengan menyumbang lebih dari 99 persen dan penyakit ini masih menjadi yang endemik di sana.

WHO juga telah menyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat pada 2022, atas wabah Mpox yang menyebar secara global. Meskipun situasi ini sudah berakhir tahun lalu, jumlah kasus yang dilaporkan di beberapa negara masih terbilang rendah. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat