visitaaponce.com

Sektor Perhotelan Pulih, Indonesia Jadi Incaran Investor

Sektor Perhotelan Pulih, Indonesia Jadi Incaran Investor
Ilustrasi(Pexels)

SEKTOR perhotelan dinilai telah pulih kembali. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat tingkat okupansi (penghunian kamar) hotel yang tinggi di sejumlah daerah, terutama saat libur Lebaran.

PHRI Aceh mencatat tingkat okupansi hotel di Provinsi Aceh mencapai 85% saat libur lebaran Idulfitri 1444 Hijriah.

Sekretaris Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI Aceh Octowandi menjelaskan alasan tingginya tingkat okupansi hotel di Aceh tersebut. Hal itu, katanya, karena banyaknya tamu yang ingin memanfaatkan momentum libur lebaran untuk berwisata ke sejumlah objek wisata unggulan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu. “Banyak tamu lokal yang menginap berasal dari kabupaten/kota dan Medan ke Banda Aceh, Aceh Besar, serta ke Sabang,” kata Octowandi, pekan lalu.

Baca juga : Nikmati Hidangan Halal Bihalal di Fame Hotel Gading Serpong

Sementara itu, PHRI Kota Batu, Jawa Timur, menyatakan tingkat okupansi hotel di wilayah tersebut mencapai 80% pada masa libur Lebaran 2023, melonjak dibanding kondisi normal. Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi di Kota Batu, Selasa, mengatakan bahwa peningkatan okupansi kamar hotel di Batu terjadi sejak 21 April 2023 atau satu hari sebelum Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.

Berdasar catatan PHRI Kota Batu, pada hari-hari normal, tingkat okupansi hotel di wilayah tersebut berkisar antara 20%-30%. “Sementara pada saat akhir pekan, mengalami kenaikan menjadi 70% secara rata-rata,” katanya.

Baca juga : Ribuan Kamar Hotel di Labuan Bajo Disiapkan untuk ASEAN Summit

Sementara itu, grup hotel butik, Standard International, berencana mengembangkan lebih banyak proyek di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia disebut memiliki potensi besar dalam industri pariwisata dengan keindahan alam dan budayanya.

"Asia memiliki potensi yang luar biasa untuk kami dengan destinasi-destinasi potensial yang selaras dengan DNA hotel-hotel kami seperti Indonesia (Bali), Korea Selatan, Jepang, Vitenam, Hong Kong, Macau, dan Malaysia," ungkap Managing Director Standard Asia Co Ltd Boripat Louichareon dalam keterangan tertulis, Jumat (28/4).

Hingga saat ini, Standard International memiliki lebih dari 20 properti dan melampaui 60 konsep F&B di seluruh dunia melalui tiga brand (merek), yaitu The Standard, Bunkhouse Group, dan The Peri Hotel. Di Asia, Standard International berfokus memperluas jaringan hotel The Standard dan saat ini telah hadir di Hua Hin dan Bangkok, Thailand.

Membaiknya kinerja properti

Pulihnya bisnis di sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan dianggap sebagai  faktor utama membaiknya kinerja sektor properti. Hal itu seperti yang disampaikan PT Agung Podomoro Land Tbk pada awal tahun ini.

Pada kuartal I-2023, perusahaan meraih laba komprehensif sebesar Rp135 miliar. Angka tersebut melonjak 228% dibandingkan periode sama pada 2022 sebesar Rp41,1 miliar.

Dari bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan, APLN mampu mendorong pendapatan berulang menjadi Rp337,8 miliar, meningkat dari Rp299,1 miliar.

Saat ini, APLN masih memiliki dan mengelola sejumlah hotel premium, di antaranya Pullman Ciawi Vimala Hills, Pullman dan Ibis Styles Bandung Grand Central, Harris dan Pop! Festival CityLink Bandung, Indigo Bali Seminyak, Amaris Thamrin City, dan 101 Urban Jakarta Kelapa Gading.

Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land Tbk Justini Omas menjelaskan, momentum bulan Ramadan dan Idulfitri yang bisa menjadi booster bagi bisnis perhotelan dan pusat perbelanjaan belum sepenuhnya tercermin dalam kinerja kuartal I 2023.

“Dampak positif ramadan dan Idulfitri, di mana tingkat belanja dan liburan meningkat, baru akan terlihat secara optimal pada kuartal II-2023,” ungkap Justini dalam keterangan resmi, Sabtu (29/4). (Ant/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat