BSI Lumpuh Berhari-hari, Bagaimana Cita-cita Menjadi Pusat Keuangan Syariah Dunia
![BSI Lumpuh Berhari-hari, Bagaimana Cita-cita Menjadi Pusat Keuangan Syariah Dunia?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/ab164e6457a91b0bcf3db049dea896de.jpg)
KEJADIAN yang menimpa Bank Syariah Indonesia (BSI) patut menjadi pelajaran bagi pemerintah dan Kementerian BUMN. DIREKTUR Indonesia Development and Islamic Studies Yusuf Wibisono mengatakan agar tidak lagi melakukan konsolidasi prematur atas bank BUMN Syariah. Seandainya nasabah masih memiliki BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah masing-masing sebagai BUS (bank umum syariah) yang terpisah, masyarakat memiliki pilihan yang lebih beragam dan menguntungkan bagi mereka, sesuai dengan kebutuhan.
“Ke depan, jangan ada lagi merger antar bank BUMN Syariah, seperti rencana BSI untuk akuisisi BTN Syariah. Sebagai market leader, bank BUMN Syariah seharusnya dibiarkan tumbuh secara organik dan diberi kesempatan menjadi besar dengan berspesialisasi pada ceruk pasar yang berbeda,” kata Yusuf.
Bagi bank syariah sendiri, keandalan sistem layanan keuangan menjadi krusial dan tidak boleh dipertaruhkan dengan apapun, termasuk karena harga yang murah atau karena sumber daya manusia (SDM) yang tidak kompeten, terlebih bagi BSI yang memiliki laba Rp4,26 triliun.
Baca juga: Rp378 Juta Uang Nasabah BSI Raib tidak Terkait Sistem
Bank syariah harus tegas merekrut dan hanya menerima SDM dengan kualifikasi tinggi untuk mengelola teknologi dan sistem layanan mereka, tidak sekedar karena senioritas. Yusuf juga meminta Bank syariah bekerja sama dengan pihak yang kredibel meski dengan harga yang lebih mahal, agar kepentingan konsumen terjaga.
“Terkait dengan cita-cita menjadi pusat keuangan syariah dunia, menurut saya sebaiknya kita lebih membumi,” kata Yusuf.
Baca juga: Pengamat: OJK dan Kementerian BUMN Harus Evaluasi Manajemen BSI
Sebelum melangit dengan cita-cita tinggi tersebut bank syariah sebaiknya menguatkan hal-hal mendasar, seperti fitur dan layanan keuangan yang komprehensif dengan harga yang kompetitif, dan tentunya keandalan sistem IT yang teruji.
“Hanya dengan demikian bank syariah akan mampu memperluas pasar, yang hingga kini market share perbankan syariah baru di kisaran 7%. Dengan market share yang lebih tinggi, setidaknya di kisaran 20-30%, baru Indonesia bisa bicara menjadi pusat keuangan syariah global. Saat ini, pemimpin perbankan syariah global adalah Arab Saudi yang market share perbankan syariah di negara itu di kisaran 70%,” kata Yusuf. (Try/Z-7)
Terkini Lainnya
Dorong Inklusi Keuangan, Unit Usaha Syariah Bank DKI Siap Dukung Transaksi Perbankan Muhammadiyah DKI Jakarta
Perlu Harmonisasi Peraturan dalam Pembiayaan Syariah
BSI Gandeng Qasir.id untuk Dorong Digitalisasi 24 Ribu UMKM
UUS Maybank Indonesia Raih Penghargaan Global, Euromoney Islamic Finance Award
Gelar Syukuran, BPR Syariah Siap Jemput Potensi Pasar Perbankan
Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia Diproyeksikan Meningkat Hingga 5,5 Persen pada 2024
Cadangan Devisa RI Anjlok Jadi US$136,2 Miliar pada April 2024
22 Tahun Pencucian Uang, Apa yang sudah Dilakukan?
Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah, Pemerintah Siapkan Kebijakan Antisipasi
Bank Indonesia Tekankan Tiga Tantangan Besar Stabilitas Sistem Keuangan
Cadangan Devisa Akhir Januari Turun Jadi US$145,1 Miliar
Bank Indonesia Memastikan Likuiditas Cukup untuk Jaga Stabilitas Sistem Keuangan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap