visitaaponce.com

El Nino akan Berdampak ke Hasil Pertanian, Kementan Siapkan Langkah Antisipasi

El Nino akan Berdampak ke Hasil Pertanian,  Kementan Siapkan Langkah Antisipasi
Buruh tani menanam padi usai panen di persawahan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, belum lama ini.(ANTARA/ SYAIFUL ARIF )

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) menyebut fenomena perubahan iklim el nino akan memberikan dampak yang besar dalam hasil pertanian dalam negeri. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kekeringan dapat mengakibatkan kebakaran lahan pertanian, gagal panen, hingga meningkatkan intensitas serangan hama.

“Tiap kejadian El nino ekstrem menyebabkan kekeringan sekitar 560 ribu hingga 780 ribu hektare, sedangkan dalam keadaan normal hanya dua ratus ribu hektare,” ujar Limpo saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI pada Selasa (13/6).

Limpo menyebut kementerian pertanian telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dan adaptasi dari situasi tersebut. Langkah antisipasi el nino di antaranya mengidentifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, juga mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau.

Baca juga: Mentan Bagikan 4 Ton Benih Padi Unggul Antikekeringan

Strategi lainnya ialah percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, dan peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, seta pompanisasi.

“Penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, Pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dan Dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian,” tutup Limpo.

Baca juga: El Nino Bisa Rusak Industri Kopi di Sumut

Di samping menyiapkan strategi tersebut, Kementerian Pertanian berupaya untuk meningkatkan sejumlah komoditas pangan. Mentan Yasin Limpo mengatakan menargetkan peningkatan pangan krusial seperti Beras, bawang, jagung, hingga hewan ternak.

Limpo secara rinci menjabarkan pihaknya menargetkan peningkatan komunitas padi 55,42 juta ton, cabai 3 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, bawang putih 45.910 ton, kopi 818.000 ton, kelapa 2,9 juta ton, jagung 23,34 juta ton. Selain itu kedelai 340.000 ton, tebu 39,45 juta ton daging ayam 4,00 juta ton, daging sapi/kerbau 405.440 ton kopi 818.000 ton, dan kakao 649.000 ton.

Dalam mewujudkan target tersebut, Kementerian Pertanian akan bekerja sama dengan direktorat jenderal terkait.

“Kegiatan utama misalnya Dirjen Tanaman Pangan misalnya pengembangan kawasan padi, kedelai jagung dan lainnya. Kedua mendirikan benih tanaman pangan, ketiga perbanyakan sumber tanaman pangan dan keempat penanganan dampak perubahan iklim tanaman pangan,” pungkasnya.

Anggaran Kementan Turun

Sebelumnya, anggota Komisi IV DPR RI menyoroti anggaran tahun 2024 kementerian pertanian kian menurun. Diketahui pada tahun 2023 pagu anggarannya sebesar Rp15,42 Triliun, sedangkan pada tahun ini sebesar Rp14,66 T.

Dari Fraksi Nasdem, Yessy Melania menyayangkan hal tersebut lantaran ancaman terhadap pertanian sangat krusial terutama dalam waktu dekat Indonesia dihadapi oleh el nino.

“Kita sudah melihat data dan rilis media el nino mengancam luar biasa terhadap produktivitas pertanian. Apakah kementerian dan lembaga terkait sudah melakukan hitung-hitungan berapa persentase produktivitas kita akan menurun dampak dari el nino,” ujarnya.

Lebih jauh dirinya menyoroti kebijakan beberapa negara tetangga yang telah membatasi ekspor bahan pangan ke negara lain, salah satunya Indonesia. “ anggaran kita turun terus sementara kompleksitas, dan kewajiban kita semakin tinggi,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan dari Fraksi PKS Andi Pasluddin yang mengatakan penurunan Pagu anggaran 2024 menjadi bentuk penghinaan terhadap pertanian Indonesia. Menurutnya pagu indikatif anggaran 2024 harus dinaikkan sebanyak Rp3 triliun.

“Apa boleh nanti pada kesimpulan rapat kami minta penambahan anggaran tiga triliun,” ujarnya.

Andi pun menyoroti anggaran dana harus dialokasikan pada produk strategis pangan mengingat sektor pertanian yang bertahan pada masa Covid-19.

“Menurut saya (anggaran) dialokasikan untuk meningkatkan produk-produk strategis yang hari ini masih tergantung impor. kedua harus diberikan anggaran yang lebih besar pada pengendalian penyakit hewan. ketiga peningkatan kapasitas penyuluh kita,” jelasnya. (A-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat