Neraca Dagang Diprediksi Surplus Tipis di 2023
NERACA perdagangan Indonesia diprediksi bakal tetap membukukan surplus di bulan-bulan ke depan hingga tutup buku 2023. Namun nilai surplus diperkirakan akan berada di level yang cukup sempit karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja dagang.
"Ke depan menurut saya neraca dagang masih tetap surplus, tapi memang sangat tipis. Penurunan drastis bulan Mei itu terlalu cepat dan tidak terduga," ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad saat dihubungi, Kamis (15/6).
Kendati diperkirakan bakal menyempit, neraca dagang yang surplus ke depan bakal tetap menyuntik pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kemungkinan defisit neraca dagang di penghujung tahun ini dinilai amat kecil.
Baca juga : Jaga Target Investasi Rp1.400 Triliun di Tahun Politik
Kalau pun defisit, kata Tauhid, tak akan terlalu lebar dan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Hanya, situasi bakal berbeda jika pada Juni-Juli 2023 neraca dagang membukukan defisit.
Bila itu terjadi, besar kemungkinan sepanjang semester II tahun ini neraca dagang bakal mengalami defisit.
Baca juga : Utang Luar Negeri Indonesia Kembali Alami Penurunan
"Defisit itu kecil kemungkinannya, tapi misalkan berubah, dan Juni atau Juli nanti sudah defisit, ya itu akan jauh lebih buruk dari perkiraan. Jadi game changer itu adalah bulan depan, kalau Juni-Juli sudah defisit, itu akan berat," tutur Tauhid.
"Sumbangan perdagangan internasional terhadap PDB kita akan anjlok. Banyak lembaga internasional juga sudah memperkirakan bahwa ekonomi kita akan di bawah 5% tahun ini. Karena memang faktor eskternal ini tidak bisa ditunda, ditawar," sambungnya.
Sementara itu, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai neraca transaksi berjalan Indonesia bakal mencatatkan defisit yang relatif di tahun ini. Itu akan menjadi pembalikan setelah beberapa tahun sebelumnya mencatatkan surplus.
"Kami memperkirakan current account 2023 mencatat defisit kecil -0,65% dari PDB, dibanding 0,99% dari surplus PDB pada tahun 2022. Kami percaya bahwa hal ini masih dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah sampai batas tertentu, terhadap latar belakang ketidakpastian global yang tinggi," tuturnya.
Transaksi berjalan yang defisit, kata Faisal, tak luput dari prakiraan perdagangan Indonesia yang diprediksi akan melemah, utamanya dari sisi ekspor. Terlebih, sebagian besar bank sentral terus menerapkan suku bunga kebijakan yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama untuk menjinakkan inflasi yang membandel, yang akan membebani kinerja sektor riil.
Sedangkan impor diprakirakan masih sejalan dengan ekspor di tengah ketahanan ekonomi domestik yang mengindikasikan membaiknya permintaan domestik.
"Dengan demikian, kita terus mengantisipasi surplus perdagangan agar terus menyempit dan membuka kemungkinan neraca perdagangan berubah menjadi defisit lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," pungkas Faisal.
Diketahui sebelumnya, Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 mencatatkan surplus US$0,44 miliar. Surplus tersebut menjadi yang 37 kali secara beruntun sejak Mei 2020. Namun tren surplus menunjukkan penyusutan sejak beberapa bulan terakhir.
"Surplus perdagangan Mei 2023 ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan Mei 2022," ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers, Kamis (15/6).
Dari data BPS, surplus dagang pada April 2023 menyentuh US$3,9 miliar. Itu berarti terjadi penyusutan surplus hingga US$3,46 miliar dalam waktu satu bulan. Adapun surplus pada Mei 2023 diperoleh dari nilai ekspor yang sebesar US$21,7 miliar, lebih tinggi dari nilai impor sebesar US$21,3 miliar. (Z-5)
Terkini Lainnya
Mendag Zulhas Banggakan Surplus Neraca Perdagangan 48 Bulan
Rupiah Menguat Dipengaruhi Inflasi AS Turun
Percuma Surplus kalau Kinerja Dagang Tergerus
Neraca Dagang Surplus 4 Tahun Beruntun
Ekonomi Indonesia Baik, Tandanya Pertumbuhan Stabil dan Neraca Dagang Surplus
Rupiah Menguat Jelang Rilis Data Neraca Perdagangan
Dorong Peran Badan Usaha Keuangan dan Perbankan dalam Ekosistem Keuangan Berkelanjutan
Ekonomi Indonesia dan Timor Leste Bisa Tumbuh Bersama
Banggar dan Pemerintah Sepakati Asumsi Makro untuk RAPBN dan RKP 2025
Shopee Ungkap Tren Produk Lokal Favorit Paling Banyak Dicari di Seluruh Indonesia
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
DBS Perkirakan Rupiah masih Melemah di Kuartal III Tahun Ini
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap