visitaaponce.com

Inflasi Jepang Melambat ke 3,2 di Mei

Inflasi Jepang Melambat ke 3,2% di Mei
Seorang wanita berbelanja di supermarket di Tokyo pada 23 Juni 2023.(AFP/Yuichi Yamazaki.)

INFLASI Jepang naik 3,2% tahun ke tahun di Mei. Laju inflasi ini melambat dari 3,4% yang tercatat di April. Demikian data pemerintah menunjukkan, Jumat (23/6).

Angka tersebut, yang tidak termasuk harga makanan segar yang bergejolak, lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan melampaui pembacaan Maret dan Februari sebesar 3,1%.

Inflasi di Jepang tidak seekstrem kenaikan harga yang terlihat di negara lain seperti Amerika Serikat yang antara lain dipicu oleh perang di Ukraina. Federal Reserve AS dan banyak bank sentral lain menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang tinggi.

Baca juga: Penjualan Rumah Amerika Serikat Naik Tipis pada Mei

Namun Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini menyebabkan nilai tukar yen jatuh terhadap dolar AS.

Angka indeks harga konsumen (CPI) inti pada Jumat sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,1% yang tercatat dalam survei Bloomberg Economists. Mizuho Research & Technologies mengatakan sebelum rilis data itu, CPI inti kemungkinan akan tetap di atas tiga persen hingga musim panas sebelum melambat dari sekitar paruh kedua tahun fiskal ini.

Baca juga: Gereja Inggris akan Tarik Investasi di Perusahaan Minyak dan Gas

Harga yang lebih tinggi untuk makanan olahan, barang tahan lama, handset ponsel, dan biaya hotel, di antara barang-barang lain berkontribusi terhadap inflasi di Mei, kata Kementerian Dalam Negeri. Penurunan harga listrik dan gas berkontribusi pada perlambatan laju inflasi. Tidak termasuk energi, data yang dikeluarkan oleh kementerian menunjukkan harga naik 4,3% di Mei, naik dari 4,1% di April. 

Target inflasi dua persen dari Bank of Japan, yang diharapkan akan mengarah pada pertumbuhan berkelanjutan di ekonomi terbesar ketiga di dunia, telah dilampaui setiap bulan selama lebih dari setahun. Namun bank sentral melihat kenaikan harga baru-baru ini didorong oleh faktor-faktor sementara, sehingga terjebak pada kebijakan pelonggarannya seperti suku bunga negatif.

Awal tahun ini, BoJ mengumumkan tinjauan luas atas upaya nontradisional untuk menghalau deflasi yang melanda Jepang sejak 1990-an. Namun beralih dari pelonggaran moneter akan menjadi tindakan penyeimbang yang rumit bagi gubernur baru bank Kazuo Ueda yang menghadapi tekanan untuk menormalkan kebijakan sambil meminimalkan guncangan ekonomi.

Pada Kamis, Bank of England meningkatkan suku bunga setengah poin tak terduga ke puncak 15 tahun sebesar 5%. Bank Sentral Eropa juga baru-baru ini menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun. The Fed AS menghentikan kampanye pengetatan agresifnya sambil menunjukkan penaikan suku bunga yang tajam mungkin diperlukan sebelum akhir tahun. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat