Olah Sampah Plastik Jadi Produk Menarik
![Olah Sampah Plastik Jadi Produk Menarik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/16d6149e39e6802c87f0cde354518ba4.jpg)
AKTIF di bank sampah sejak 2015 membangkitkan ide Euis Teti Rostiati untuk mengolah limbah berupa plastik dan kertas. Dimulai sejak 2018, Euis mulai mengajak beberapa ibu untuk membuat produk dari sampah plastik dan kertas. Hasilnya bisa dijual dan diberikan untuk pengurus bank sampah.
Euis memang tak begitu saja memiliki keahlian mendaur ulang sampah plastik dan kertas. Sebelumnya, di September 2013, Euis diajak DLH Kabupaten Bekasi untuk ikut pelatihan pengolahan sampah plastik dan kertas. Tanpa banyak pertimbangan, Euis mengiyakan dan mendapat banyak ilmu dari pelatihan tersebut. Begitu kembali ke rumahnya di wilayah Tambun Utara, ia mengaku ingin menyebarkan ilmu tersebut. Karena itu, ia lantas aktif menjadi tutor di beberapa tempat.
"Sejak melakukan pemilahan dan mendaur ulang, sampah saya yang terbuang ke tempat penampungan berkurang hingga 70%. Selain menjadi tutor, saya juga mengajar di sekolah adiwiyata. Awalnya idealis saya, 100% harus dari sampah, tetapi kan realitanya perlu ada tambahan lain seperti ring untuk tas atau gantungan kunci, jadi saya tetapkan 70% dari sampah," kata Euis yang mengaku sangat senang untuk belajar dan mandiri secara ekonomi, Kamis (29/6).
Baca juga: Pedagang Kerak Telor Ini Raup Rp3 Juta per Hari di Jakarta Fair
Produk yang dibuat Euis beragam mulai dari tas dari plastik dan kertas, wadah alat tulis hingga wadah makanan yang dikemas. Semua bahan utamanya dari sampah. Untuk plastik, imbuh Euis, biasanya dicuci lebih dulu lalu dikeringkan baru kemudian dianyam. Sementara sampah kertas, ia biasanya dapat pasokan dari tukang fotokopi atau buku tulis yang sudah tidak terpakai.
Ada perbedaan perlakuan pada kertas dan plastik, jika bahan plastik langsung bisa dilinting dan dianyam, sementara kertas usai dilinting harus dilapisi dengan lem terlebih dahulu supaya merekat kuat dan tak mudah rusak.
Baca juga: Berkat KUR BRI, Usaha Lily Semakin Moncer
Kesenangannya ikut belajar sana sini membuat Euis makin mahir mengolah sampah plastik dan kerta. Di tahun 2018 juga ia mulai menampilkan produknya dengan nama brand Akalabi Handmade. Rupanya kemampuan menganyam juga harus dikuatkan dengan kelihaian menjahit. Kini, berkat kegigihan Euis berkeliling mengajar sembari terus belajar, muncul banyak kelompok ibu-ibu di sekitarnya yang rajin mengolah sampah hingga menjadi berkah untuk keluarga.
"Untung dulu teh saya sudah (belajar) menjahit, dulu saya pinjam KUR di BRI untuk menjahit, nah kepakai kan sekarang ini kemampuannya itu he he," seloroh Euis yang merupakan nasabah loyal Bank BRI sejak tahun 80-an.(Wnd)Olah Sampah Plastik Jadi Produk Menarik
AKTIF di bank sampah sejak 2015 membangkitkan ide Euis Teti Rostiati untuk mengolah limbah berupa plastik dan kertas. Dimulai sejak 2018, Euis mulai mengajak beberapa ibu untuk membuat produk dari sampah plastik dan kertas. Hasilnya bisa dijual dan diberikan untuk pengurus bank sampah.
Euis memang tak begitu saja memiliki keahlian mendaur ulang sampah plastik dan kertas. Sebelumnya, di September 2013, Euis diajak DLH Kabupaten Bekasi untuk ikut pelatihan pengolahan sampah plastik dan kertas. Tanpa banyak pertimbangan, Euis mengiyakan dan mendapat banyak ilmu dari pelatihan tersebut. Begitu kembali ke rumahnya di wilayah Tambun Utara, ia mengaku ingin menyebarkan ilmu tersebut. Karena itu, ia lantas aktif menjadi tutor di beberapa tempat.
"Sejak melakukan pemilahan dan mendaur ulang, sampah saya yang terbuang ke tempat penampungan berkurang hingga 70%. Selain menjadi tutor, saya juga mengajar di sekolah adiwiyata. Awalnya idealis saya, 100% harus dari sampah, tetapi kan realitanya perlu ada tambahan lain seperti ring untuk tas atau gantungan kunci, jadi saya tetapkan 70% dari sampah," kata Euis yang mengaku sangat senang untuk belajar dan mandiri secara ekonomi, Kamis (29/6).
Produk yang dibuat Euis beragam mulai dari tas dari plastik dan kertas, wadah alat tulis hingga wadah makanan yang dikemas. Semua bahan utamanya dari sampah. Untuk plastik, imbuh Euis, biasanya dicuci lebih dulu lalu dikeringkan baru kemudian dianyam. Sementara sampah kertas, ia biasanya dapat pasokan dari tukang fotokopi atau buku tulis yang sudah tidak terpakai.
Ada perbedaan perlakuan pada kertas dan plastik, jika bahan plastik langsung bisa dilinting dan dianyam, sementara kertas usai dilinting harus dilapisi dengan lem terlebih dahulu supaya merekat kuat dan tak mudah rusak.
Kesenangannya ikut belajar sana sini membuat Euis makin mahir mengolah sampah plastik dan kerta. Di tahun 2018 juga ia mulai menampilkan produknya dengan nama brand Akalabi Handmade. Rupanya kemampuan menganyam juga harus dikuatkan dengan kelihaian menjahit. Kini, berkat kegigihan Euis berkeliling mengajar sembari terus belajar, muncul banyak kelompok ibu-ibu di sekitarnya yang rajin mengolah sampah hingga menjadi berkah untuk keluarga.
"Untung dulu teh saya sudah (belajar) menjahit, dulu saya pinjam KUR di BRI untuk menjahit, nah kepakai kan sekarang ini kemampuannya itu he he," seloroh Euis yang merupakan nasabah loyal Bank BRI sejak tahun 80-an.
Terkini Lainnya
Gelaran Euphoria Fest Perluas Akses Pasar UMKM
Libatkan UMKM, Penjualan Hampers Ramadan Rumah BUMN SIG di Rembang Melonjak
Membangun Masa Depan Grosir Digital
Ini Rahasia di Balik Kelezatan Risol Mentai yang sedang Viral
KoinWorks Jadi Mitra Perdana IDH.ID, Hadirkan Opsi Pembayaran Baru bagi Pengusaha Ritel
Integrasi Sistem Jakpreneur untuk Kembangkan UMKM di DKI Jakarta
Dirut BRI Sunarso Ogah Terbuai di Zona Nyaman
11 Penghargaaan Disabet BRI pada The Finance Asia Awards 2024
Samsung BRI Credit Card Resmi Meluncur
Kartu Kredit BRI Hadirkan Kejutan Baru, Ini Manfaat Si Digital Savvy
Belanja saat Weekend Pakai QRIS di BRImo, Ini 5 Tempat yang Patut Dikunjungi!
Ingin Punya Rumah Ramah Lingkungan? KPR BRI Green Financing Bisa Jadi Solusi
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap