visitaaponce.com

Dirut BRI Sunarso Ogah Terbuai di Zona Nyaman

Dirut BRI Sunarso Ogah Terbuai di Zona Nyaman
Sunarso, Direktur Utama BRI, berbagi filosofi hidup dan prinsip kepemimpinan yang membantunya mencapai kesuksesan dalam karier perbankan.(MI/Abdul Kohar)


JANGAN bayangkan hidup akan selalu lurus selurus rel. Seperti cerita pewayangan, orang mesti siap menemui huru-hara hidup laiknya perang Baratayudha. "Karena itu, dalam menjalani hidup lakukan tiga hal, yakni renungi, maknai, dan syukuri," tutur Sunarso, Direktur Utama BRI

Bermodal tiga prinsip itulah, nakhoda salah satu bank terbesar di Indonesia, itu sukses dalam karier profesionalnya. Kiprah Sunarso sebagai bankir sudah diakui banyak orang. Namun, jalan hidupnya tidak mudah.

Pria asal Pasuruan, Jawa Timur, ini memulai 'jalan terang' karier seusai lulus Sarjana Agronomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), bukan sekolah perbankan. "Ya saya sejatinya tukang sayur. Sarjana sayuran," kelakarnya saat berbincang dengan sejumlah media di The Ritz-Carlton Hong Kong, Kamis (27/7/2024).

Baca juga : Ini Tantangan dan Pendukung Ekonomi Perbankan Indonesia di 2023 Menurut Dirut BRI

Ternyata takdir menentukan lain. Meski berlatar pendidikan pertanian, namun karir profesional Sunarto justru menanjak di dunia perbankan. Ia berfilosofi, karir itu ibarat mendaki bukit. Dalam proses perjalanannya harus direnungi, lalu dimaknai, dan terakhir disyukuri prosesnya.

"Tapi kalau misalkan kita punya ide, tenaga dan semangat, tentunya jangan camping (diam santai mendirikan tenda) di bukit itu. Tetapi kita harus menciptakan bukit berikutnya untuk kita mendaki, kemudian prosesnya kita ulang, yaitu kita kembali merenungi, memaknai dan mensyukuri prosesnya sampai tiba saatnya nanti akankah saya masih kuat atau tidak untuk mendaki bukit berikutnya," ungkapnya.

Lahir dari keluarga petani justru membuat Sunarso tak bercita-cita menjadi seorang penggarap sawah. Sunarso muda melihat lahan sawah yang dimiliki keluarganya tak akan mampu mengubah nasibnya. Sawahnya terlalu kecil.

Baca juga : Kontribusi Nyata untuk Negeri, BRI Bagikan Dividen Rp43,49 triliun

Maka, demi modal kuliah di IPB, ia justru meminta izin ibunya untuk menjual sawah di kampung halamannya. "Waktu itu, tahun '80-an, saya jual sawah seluas sekitar 1.200 meter persegi untuk modal ke Bogor. Saya jual sendiri langsung. Saya dapat sekitar Rp1 juta, saya taruh kaus kaki di kanan sepruh, di kiri  separuh dalam perjalanan menuju Bogor," ungkapnya sembari tertawa mengenang masa mudanya dulu.

Apa yang dulu disemai Sunarso kini sudah terlihat 'hasil panennya'. Dalam acara bertajuk TheFinance AsiaAwards and Asia's Best Companies Poll Gala Dinner 2024 di Hong Kong, Sunarso menerima penghargaan The Best CEO.

"Ketika menerima penghargaan ini pertama kali, saya mungkin menganggap ini sudah pencapaian luar biasa. Tetapi lalu saya melihat ada tantangan pekerjaan lainnya yang harus diselesaikan atau setidaknya menanamkan fundamental untuk diteruskan penerus saya, dan itu adalah pencapaian lain lagi ketika bisa membangun fundamental korporasi," kata Sunarso ditemui usai acara penghargaan.

Baca juga : BRI Petakan Strategi Respons untuk Bertahan dan Tumbuh

Menurut penggemar berat wayang itu, korporasi mana pun, terutama BUMN, yang paling penting ialah tata kelola, pada jiwa good corporate governance (GCG). Jika GCG-nya baik, sistemnya akan kuat, dan eksekusinya akan sesuai strategi perusahaan.

Hanya, lanjut penggemar buku Anak Bajangenggiring Angin karya Sindhunata ini, untuk membuat GCG yang baik tak cukup dilakukan oleh seorang CEO, tapi juga melibatkan seluruh pemangku kepentingan. "Mulai dari sosialisasi, memberi contoh tentang GCG itu menjadi penting. Jangan terbuai di zona nyaman. Tantangan utama seorang CEO sebetulunya sederhana, cuma ada tiga hal. Pertama, membuat orang tahu apa yang harus dikerjakan. Kedua, membuat orang mampu mengerjakan. Ketiga, membuat orang mau mengerjakan," tandasnya. 

BRI Raih 11 Penghargaan

Kinerja positif PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di bawah pimpinan Sunarso pun terus menuai penghargaan. Kiprah BRI di industri keuangan global kian mendapat pengakuan. Yang terbaru, berkat kinerja positif di sepanjang tahun lalu, BRI diganjar 11 penghargaan dari majalah Finance Asia Hong Kong pada ajang The Finance Asia Awards and Asia’s Best Companies Poll Gala Dinner 2024 yang diselenggarakan pada Kamis (27/6/2024) malam, di Hong Kong.

Baca juga : Dirut BRI Ungkap Komitmen BRI Berikan Dividen Optimal Kepada Pemegang Saham

Direktur Utama BRI Sunarso yang hadir menerima langsung penghargaan pada acara tersebut mengungkapkan penghargaan ini tak lepas dari komitmen perseroan yang terus mengusung misi menciptakan economic value dan social value dengan terus fokus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). 

“Penghargaan ini kami persembahkan dan kami dedikasikan kepada lebih dari 110 ribu Insan BRILian (Pekerja BRI) yang selama ini telah memberikan komitmen dan dedikasi yang kuat sehingga BRI dapat terus mengambil peran dalam roda perekonomian Indonesia. Kami juga mempersembahkan penghargaan ini kepada seluruh UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia atas semangat berjuang dan pantang menyerah di kondisi yang tidak mudah,” ujar Sunarso saat memberikan sambutan.

Dari 11 penghargaan yang diterima BRI, 7 penghargaan di antaranya diperoleh dari kategori Asia’s Best Companies dan 4 penghargaan diperoleh dalam kategori FinanceAsia Awards. Untuk Asia’s Best Companies, BRI mendapatkan Best CEO (gold) untuk Direktur Utama BRI Sunarso, Best Managed Company (gold), Best Investor Relations (gold), Best CFO (silver) untuk Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu, Most Commited to DEI (silver), Most Commited to ESG (silver), dan Best Large Cap Company (Bronze).
 
Sementara itu, 4 penghargaan yang diperoleh dalam kategori FinanceAsia Awards yakni Best Bank For Financial Inclusion (winner), Best Commercial Bank – SMEs (winner), Best Sustainable Bank (highly commended), dan Most Innovative Technology (highly commended).

Finance Asia merupakan majalah ekonomi dan keuangan terkemuka di Asia Pasifik yang berbasis di Hong Kong. Didirikan pada tahun 1996, <i>Finance Asia<p> memberikan ulasan mendalam mengenai perkembangan ekonomi di wilayah Asia Pasifik, termasuk aksi-aksi korporasi seperti merger dan akuisisi.  (Z-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat