visitaaponce.com

Ekonom Jaga Level Inflasi agar PMI Manufaktur Tetap Ekspansif

Ekonom: Jaga Level Inflasi agar PMI Manufaktur Tetap Ekspansif
Ilustrasi: Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE)(Antara)

EKONOM dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berpendapat pemerintah perlu memastikan level inflasi terjaga untuk memastikan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia tetap di level ekspansif ke depannya.

Berdasarkan laporan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), capaian Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada bulan Juni menyentuh level 52,5, naik signifikan dibandingkan bulan sebelumnya di level 50,3.

"Yang harus diperhatikan adalah memastikan level inflasi itu pada target yang ditetapkan pemerintah, karena inflasi ini kecenderungan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," ujar Rendy kepada wartawan, Senin (3/7).

Baca juga: Inflasi Juni Naik ke 0,14% Didorong Makanan Minuman

Pemerintah menargetkan laju inflasi di tahun ini sebesar 3,3% secara year on year (yoy). Menurut Rendy, bila pemerintah mempertahankan prospek ekonomi di level yang ditargetkan, maka pelaku usaha atau pun investor bisa melakukan penambahan kapasitas produksi bagi industri manufaktur.

"Upaya ini agar ada kenaikan dari PMI itu sendiri," tambahnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Kondisi Global yang Bergejolak Penyebab Melemahnya PMI Manufaktur

Ekonom Core itu berpandangan, jika inflasi beranjak terlalu tinggi, maka akan menekan daya beli sehingga pada muaranya juga akan menekan konsumsi rumah tangga dalam perekonomian secara umum. Sehingga, upaya menjaga inflasi berada pada target dapat menjadi pencapaian yang harus diraih pemerintah dalam konteks menjaga level PMI manufaktur berada di level ekspansif.

Secara terpisah, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 dengan level 52,5 mampu melampaui PMI Manufaktur ASEAN (51,0), Malaysia (47,7), Myanmar (50,4), Filipina (50,9), Taiwan (44,8), Vietnam (46,2), Jepang (49,8), China (50,5), Korea Selatan (47,8), Inggris (46,2), dan Prancis (45,5). 

Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia pada Juni, dinilai sejalan dengan kenaikan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang telah rilis sebelumnya, bahwa IKI di bulan Juni 2023 mencapai 53,93 atau meningkat 3,03 poin dibandingkan Mei 2023.

"Alhamdulillah, aktivitas industri manufaktur kita terus bergeliat. Ini ditandai capaian PMI Manufaktur Indonesia tetap di fase ekspansif hingga 22 bulan berturut-turut," ucap Agus dalam keterangannya.

Ia menjelaskan selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk fokus menjalankan kebijakan-kebijakan strategis yang mendukung sektor industri seperti menjaga ketersediaan bahan baku dan energi, perluasan pasar, pengoptimalan produk dalam negeri, serta substitusi impor. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat