visitaaponce.com

Lesunya Pertumbuhan Pembiayaan Korporasi hanya Sementara

Lesunya Pertumbuhan Pembiayaan Korporasi hanya Sementara
Ilustrasi(MI/Ramdani)

KEBUTUHAN akan pembiayaan korporasi pada Januari 2024 tumbuh terbatas. Dalam rilisnya, Bank Indonesia menyampaikan peningkatan korporasi tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi yang sebesar 6,5%.

Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada Lapangan Usaha (LU) Pertambangan. Adapun sumber pembiayaan korporasi terutama berasal dari dana sendiri, diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran dalam pembiayaan dari perbankan dalam negeri.

"Adanya peningkatan tersebut memberikan indikasi pemulihan aktivitas usaha tetap terjaga seiring dengan pulihnya daya beli masyarakat pasca Covid-19," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Selasa (27/2).

Baca juga : BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 akan Sekitar 5,1%

Meski demikian, sektor manufaktur masih tetap kuat, hal ini tercermin dari Indeks Manufacturing PMI yang sebesar 52,9 poin atau masih di zona ekspansi.

"Sehingga kami menilai lesunya pertumbuhan pembiayaan korporasi hanya bersifat sementara," kata Nico.

Bank Indonesia juga mengungkapkan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Januari 2024 juga terindikasi tumbuh terbatas dengan SBT sebesar 24,5%.

Baca juga : Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Januari 2024 Melambat, Rumah Tangga Meningkat Tipis

Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, permintaan pembiayaan dari nasabah, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.

Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan I-2024, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diperkirakan tetap tumbuh meski melambat sesuai pola historisnya.

Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru pada Januari 2024 terindikasi relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya dengan mayoritas pembiayaan berasal dari bank umum. Selain perbankan, sumber pembiayaan utama yang menjadi preferensi rumah tangga antara lain ialah koperasi dan leasing.

Baca juga : Modernland Realty Jabarkan Peluang Investasi Properti di Tahun Politik 2024

Biji-bijian

Analis saham Henan Putih Sekuritas Ezaridho Ibnutama menjabarkan mayoritas permintaan pembiayaan korporasi masih berasal dari kegiatan operasional pada Januari 2024 sebesar 76,5%, meningkat dari 75,6% pada Desember 2023.

Kontributor utama kedua terhadap permintaan pembiayaan pada bulan Januari-2024 adalah kewajiban pembayaran yang telah jatuh tempo sebesar 28,6%, turun dari 37% pada bulan Desember 2023.

Sebanyak 59,2% responden melaporkan membayar pengeluaran mereka dengan tabungan mereka sendiri pada bulan Januari 2024, turun sebesar 9% dari 68,1% pada bulan Desember 2023.

Baca juga : BI Siapkan Peredaran Uang Sekitar Rp197,6 Triliun untuk Ramadan

Responden pada bulan Januari 2024 juga melaporkan peningkatan penggunaan fasilitas pinjaman yang belum dicairkan menjadi 17,3% dari 9,2% pada bulan Desember 2023.

Henan Putih Sekuritas memandang meskipun permintaan untuk pembiayaan perusahaan saat ini sedang kering karena perusahaan memilih untuk memilih pendanaan internal untuk operasional dan kewajiban pembayaran, mereka melihat laporan survei untuk 3 bulan mendatang memberikan optimisme kembali karena proyek Pertanian dan Konstruksi mulai meningkat pada akhir tahun 2023, kuartal I-2024 dan awal kuartal II-2024.

"Indikasi lonjakan permintaan pembiayaan ini akan memberikan gambaran sekilas mengenai potensi peningkatan produksi untuk masing-masing industri. Kami berspekulasi bahawa produksi biji-bijian dan kelanjutan proyek infrastruktur pemerintah selama masa transisi politik mendatang merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap permintaan pembiayaan di masa depan," kata Ezaridho. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat