visitaaponce.com

Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Januari 2024 Melambat, Rumah Tangga Meningkat Tipis

Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Januari 2024 Melambat, Rumah Tangga Meningkat Tipis
Asisten Gubernur Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono.(Dok. MI)

BANK Indonesia mencatat kebutuhan pembiayaan korporasi pada Januari 2024 terindikasi melambat. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 6,5%, lebih rendah dibandingkan SBT 18,4% pada Desember 2023.

Pertumbuhan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada Lapangan Usaha (LU) Pertambangan. Sementara perlambatan terjadi pada LU Perdagangan dan penurunan terjadi pada LU Penyedia Makanan Minuman.

"Kebutuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban yang jatuh tempo," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, dikutip Selasa (27/2).

Baca juga : Pembiayaan Korporasi Melambat pada Juli 2023

Responden menyampaikan bahwa kebutuhan pembiayaan pada periode laporan masih dipenuhi terutama dari dana sendiri (59,2%), tidak setinggi pada Desember 2023 (68,1%), diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (17,3%) yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (9,2%).

Sementara itu, pembiayaan dari perbankan dalam negeri (7,1%) terindikasi sedikit menurun dibandingkan bulan Desember 2023 (7,6%).

"Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama masih dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (76,5 %) serta biaya (suku bunga) yang lebih murah (17,3%)," kata Erwin.

Baca juga : Pembiayaan Korporasi dan Rumah Tangga Melonjak pada Februari

Untuk tiga bulan (April 2024) yang akan datang diperkirakan kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat dengan SBT 29,3%, lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2024 (SBT 22,1%).

Peningkatan kebutuhan pembiayaan diprakirakan terjadi pada LU Pertanian, LU Konstruksi, serta LU Industri Pengolahan. Pertumbuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional (85%) dan investasi (20%).

Responden menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan dana 3 bulan mendatang mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri (70,7%), meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (76,3%), diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (17,9%), pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri (12,9%, serta pembiayaan yang berasal dari pinjaman/utang perusahaan induk (10,7%).

Baca juga : Kebutuhan Pembiayaan Rumah Tangga Masih Lesu

Pembiayaan Rumah Tangga

Pada permintaan pembiayaan oleh rumah tangga Januari 2024, melalui utang atau kredit terpantau relatif stabil. Responden yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada Januari 2024 sebesar 12,1% dari total responden, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 11,9%.

Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga pada Januari 2024 berasal dari pinjaman bank umum dengan pangsa sebesar 35,0%, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 35,8%.

Baca juga : Punya Banyak Jamu Manis, BI Yakin Kredit Melesat di 2024

Sementara itu, alternatif sumber pembiayaan lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan rumah tangga adalah koperasi dan leasing, dengan pangsa masing-masing sebesar 23,4% dan 17,6%, keduanya meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (23,1% dan 15,0%).

Sementara porsi sumber pembiayaan dari perusahaan financial technology (fintech) dan BPR mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga pada Januari 2024 adalah Kredit Multi Guna (KMG) sebesar 39,3%, menurun dibandingkan periode sebelumnya (41,5%).

Baca juga : Ini Dampak Ekonomi jika Gubernur DKI Dipilih Presiden

Jenis pembiayaan lain yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) (22,7%), kredit peralatan rumah tangga (12,9%), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) (8,5%), dan kartu kredit (4,0%).

"Berdasarkan hasil survei periode Januari 2024, permintaan kredit rumah tangga yang terjaga terutama didukung oleh peningkatan pengajuan KKB," kata Erwin.

Menurut tingkat pengeluaran responden, mayoritas rumah tangga yang mengajukan pembiayaan pada Januari 2024 adalah rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp3-5 juta per bulan (42, 1 %), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (39,2%).

Baca juga : Ekonomi NTT Triwulan IV 2023 Tumbuh Sebesar 4,14%

Selanjutnya 40,9% rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp1-3 juta per bulan yang mengajukan pembiayaan, meningkat dibandingkan Desember 2023 (38,7%).

Rumah tangga dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan yang mengajukan pembiayaan mencapai 17,1%, lebih rendah dibandingkan Desember 2023 (22,1%).

Rencana penambahan pembiayaan oleh rumah tangga ke depan diprakirakan menurun. Porsi responden yang berencana melakukan penambahan pembiayaan ke depan tercatat sebesar 6,1% pada Januari 2024, menurun dibandingkan bulan sebelumnya (7,4%).

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Kedua Tertinggi di Pulau Jawa

Rinciannya, penurunan porsi responden terutama pada rencana pembiayaan 12 bulan ke depan dari 2,1% menjadi 0,2%. Sementara itu, porsi responden rumah tangga yang berencana menambah pembiayaan pada 3 dan 6 bulan mendatang, meningkat dari periode sebelumnya.

Pada rencana pengajuan pembiayaan rumah tangga ke depan, bank umum diperkirakan masih menjadi sumber utama pembiayaan sebesar 59,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan hasil survei periode sebelumnya (53,4%).

Alternatif pembiayaan rumah tangga ke depan yang meningkat adalah leasing (15,0%). Sementara itu, pembiayaan rumah tangga dari koperasi menurun dari 16,3% menjadi 14,7%.

Baca juga : Bank Indonesia Ungkap Strategi Jaga Ketahanan Ekonomi

Pembiayaan yang Paling Banyak Diajukan

Berdasarkan hasil survei pada Januari 2024, jenis pembiayaan ke depan yang paling banyak diajukan oleh rumah tangga adalah KMG (50,2%), meningkat dibandingkan Desember 2023 (46,0%).

Pengajuan pembiayaan KKB dan kartu kredit juga diperkirakan meningkat, masing-masing menjadi sebesar 19,1% dan 2,1%. Di sisi lain, pengajuan pembiayaan KPR dan kredit peralatan rumah tangga masing-masing sebesar 16,4% dan 7,3%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 14).

Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia

Pada 3 bulan mendatang, KMG masih akan menjadi jenis pembiayaan yang paling banyak diajukan oleh mayoritas rumah tangga (62,9%), meningkat dibandingkan hasil survei bulan sebelumnya (60,8%).

Kebutuhan terhadap kredit peralatan rumah tangga (10,0%), kartu kredit (5,7%), dan KPR (4,3%) juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, KKB (11,4%) diperkirakan sedikit menurun pada 3 bulan mendatang.

Pada 6 bulan mendatang, mayoritas responden akan mengajukan KMG (49,5%) diikuti KKB (26,9%), kredit peralatan rumah tangga (8,6%), dan KPR (7,5%).

"Hanya sebagian kecil yang akan mengajukan pembiayaan menggunakan kartu kredit (1,1%). Persentase responden yang akan mengajukan KKB jauh meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, pengajuan untuk KPR, kredit peralatan rumah tangga, KMG, dan kartu kredit diperkirakan menurun pada 6 bulan mendatang," kata Erwin.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat