visitaaponce.com

Bank Indonesia Ungkap Strategi Jaga Ketahanan Ekonomi

Bank Indonesia Ungkap Strategi Jaga Ketahanan Ekonomi
Bank Indonesia.(Antara.)

DEPUTI Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman mengungkapkan sejumlah strategi yang dapat digunakan Indonesia untuk bisa mencapai ketahanan ekonomi nasional. Itu berkaitan dengan upaya mencapai visi menjadi negara maju pada 2045.

Hal itu ia sampaikan dalam seminar nasional peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 bertema Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional, Rabu (31/1). 

"Hal yang pertama kita perlu untuk terus bertransformasi menjadi negara industri. Kedua, kita mesti punya sumber pertumbuhan ekonomi baru. Ketiga, dua hal tadi harus bisa menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, level pertumbuhan ekonomi akan lebih sustainable dan berkualitas," ujar Aida.

Baca juga : Topang Pertumbuhan Ekonomi, Hilirisasi Sumber Daya Mineral Diperlukan 

Kunci dari pelaksanaan strategi tersebut ialah melalui hilirisasi minerba dan hilirisasi pangan. Aida mengatakan, penghiliran dia dua sektor tersebut berpotensi besar untuk meningkatkan kapasitas ekonomi Indonesia.

Optimalisasi penghiliran minerba dan pangan mesti diikuti dengan kebijakan investasi, perdagangan, dan peningkatan infrastruktur nasional. Itu dimaksudkan agar hilirisasi yang dilakukan dapat berdampak dan memberikan manfaat yang besar.

Dari studi yang dilakukan BI, kata Aida, hilirisasi pangan dapat mendukung agenda ketahanan pangan nasional. Secara tidak langsung, hal itu akan berpengaruh pada tingkat inflasi nasional.

Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia

Penghiliran pangan juga disebut bakal menjadi pemantik pertumbuhan industri-industri makanan dan minuman baru di Tanah Air. Dus, itu juga akan mendorong penyerapan tenaga kerja nasional.

Setidaknya ada tujuh komoditas pangan potensial yang dapat dilakukan penghiliran, yaitu beras, aneka cabai, bawang, perikanan, gula, kelapa sawit, dan rumput laut. "Jadi komoditasnya sudah kami identifikasi, ada tujuh dari mulai kita menjaga ketahanan pangan sampai kita kembangkan industri makanan dan minuman," tutur Aida.

Namun dia turut menyadari hilirisasi pangan tak akan berjalan mulus. Itu karena sektor pertanian di Indonesia masih memiliki banyak persoalan yang menghambat pertumbuhan dan kontribusi sektor pangan terhadap perekonomian.

Baca juga : Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Nasional pada 2024 Tumbuh 5,5%

Sementara pada hilirisasi minerba, kata Aida, Indonesia harus bisa mengoptimalisasi komoditas logam-logam utama unggulan seperti nikel, tembaga, dan timah. Produk-produk turunan dari komoditas-komoditas tersebut harus dipastikan memiliki keunggulan sehingga bisa masuk ke dalam rantai pasok global.

"Lebih dari itu, produk itu harus punya rantai produksi di daerah. Tentu berbagai macam permasalahan, terkait infrastruktur, teknologi, izin, dan amdal perlu juga ada koordinasi," pungkas Aida. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat