visitaaponce.com

BI Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia

BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.(Dok. Antara/Galih Pradipta)

GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kinerja perekonomian Indonesia pada 2023 cukup baik dan gemilang. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu diperkirakan bakal mencapai 5%, tergolong tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global, kondisi geopolitik, dan pelemahan ekonomi di sejumlah negara.

"Indonesia adalah one of the best economic performance in the world, tahun lalu pertumbuhan kita diperkirakan 5%. Inflasi termasuk 4 terendah di dunia, setidaknya di G-20. Rupiah apresiasi, kredit tumbuh 10%, digitalisasi dahsyat, luar biasa. Jadi bersyukur atas pencapaian bersama," ujarnya dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (31/1).

Kinerja tersebut, lanjut Perry, merupakan modal bagi perekonomian Indonesia di tahun ini. Karenanya, laju pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan dapat lebih tinggi dari prakiraan realisasi di 2023. Guna mendukung hal tersebut, BI disebut akan terus mengoptimalisasi kebijakan yang dimiliki.

Baca juga : Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Nasional pada 2024 Tumbuh 5,5%

Kendati optimistis menatap perekonomian di 2024, Indonesia juga tetap mesti waspada dengan situasi global. Sebab, kondisi eksternal itu dapat memengaruhi dinamika domestik dan berpotensi mengganggu kinerja ekonomi di tahun ini.

"Tentu kita harus tetap waspada, semua orang masih menebak, apa benar Fed Fund Rate (FFR) akan naik di semester I atau II, tapi itu jelas akan turun, dolar masih kuat, tapi tentu saja setelah FFR turun, tentu saja akan mereda. Tiongkok memang melemah dan geopolitik global masih akan naik turun, tapi jangan itu membuat kita surut. Kita optimis dan waspada," jelas Perry.

Optimalisasi kebijakan bank sentral bakal dilakukan dengan terus memperkuat bauran kebijakan. BI, kata Perry, akan terus menggunakan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas perekonomian, baik itu dari sisi nilai tukar dan inflasi.

Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024

Selain itu, kebijakan makroprudensial dari BI juga akan dipastikan dapat tetap mendukung pertumbuhan. Itu bakal dipastikan dengan kecukupan likuiditas perbankan agar mampu menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas dan produktif. "Sepanjang perbankan mau melaporkan SBN yang dimiliki dan tidak dikekepin, mendorong sektor-sektor prioritas," ujar Perry.

Kebijakan makroprudensial itu bakal dikoordinasikan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) guna memastikan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini bisa mencapai 10% hingga 12%. Itu juga akan diikuti dengan percepatan digitalisasi sistem pembayaran, tak hanya di dalam negeri, melainkan lintas batas.

Upaya-upaya tersebut, kata Perry, dapat berjalan dengan optimal jika sinergi antarpemangku kepentingan terus diperkuat. Karenanya, BI akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah selaku otoritas fiskal dalam menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat