visitaaponce.com

Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Nasional pada 2024 Tumbuh 5,5

Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi Nasional pada 2024 Tumbuh 5,5%
Petani di Pidie sedang menyemprot tanaman padi guna mencegah serangan hama.(MI/Amir MR.)

BANK Indonesia memperkirakan ekonomi nasional pada 2024 dapat tumbuh hingga 5,5%. Angka tersebut lebih tinggi dari prakiraan pertumbuhan 2023, yaitu 5%. Proyeksi pertumbuhan tersebut didasari pada kinerja ekonomi dalam negeri yang cukup baik.

Hal itu diungkapkan Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman dalam seminar nasional peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 bertema Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional, Rabu (31/1).

"Kita optimistis pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan peningkatan. Tahun ini kita perkirakan 4,7%-5,5% dan kalau dilihat angka-angkanya terus mengalami peningkatan, sehingga di medium term dia menuju kepada 5,3%-6,1%," ujarnya.

Baca juga : Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah karena Faktor Eksternal

Proyeksi pertumbuhan itu, kata Aida, dapat dicapai selama stabilitas perekonomian tahun ini dapat dijaga. Risiko-risiko yang dapat muncul, baik dari sisi internal maupun eksternal, juga diyakini dapat dikendalikan sehingga tak memengaruhi ekonomi Indonesia secara signifikan.

Adapun pada 2023, ekonomi Indonesia diperkirakan mampu tumbuh 5%. Itu diikuti dengan tingkat inflasi yang rendah dan berada dalam rentang sasaran target BI. Di tahun lalu pula, cadangan devisa Indonesia tercatat US$146,4 miliar dan menjadi salah satu faktor apresiasinya nilai tukar rupiah tahun lalu.

Modal perekonomian yang cukup baik itu mendorong BI optimistis di tahun ini. Salah satu motor pengerek ekonomi di 2024 ialah konsumsi dan investasi. Karenanya, diperlukan upaya semua pihak agar tren pertumbuhan bisa terus terjaga dan meningkat.

Baca juga : BI : Nilai Tukar Rupiah bakal Lebih Kuat di 2024

Namun demikian, Indonesia tetap tak boleh kehilangan kewaspadaan lantaran situasi global diperkirakan masih tak menentu. "Kita masih melihat bagaimana higher for longer. Kedua risiko geopolitik, selain perang, juga tahun ini adalah tahun, kami tidak mengalami gangguan, seperti kita lihat sekarang Tiongkok sedang mengalami masalah sektor perekonomian," jelas Aida. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat