visitaaponce.com

Punya Banyak Jamu Manis, BI Yakin Kredit Melesat di 2024

Punya Banyak Jamu Manis, BI Yakin Kredit Melesat di 2024
Ilustrasi.(Antara)

BANK Indonesia tetap yakin pertumbuhan kredit pada 2024 akan pada kisaran 10%-12%. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan BI masih punya banyak jamu manis alias amunisi.

Realisasi insentif likuiditas kebijakan makroprudensial (KLM) sampai Desember 2023 tercatat Rp163 triliun dari potensi Rp283 triliun. Karenanya, masih ada potensi untuk dimanfaatkan oleh bank sebesar Rp122 triliun.

Menurut Perry, kebijakan KLM ternyata efektif mendorong kredit dan pembiayaan. KLM merupakan insentif likuiditas bagi perbankan yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor tertentu seperti hilirisasi minerba, hilirisasi pertanian, sektor perumahan, dan UMKM.

Baca juga : Pertumbuhan Kredit Melambat, Perbankan Masih Yakin Capai Target?

"Kami masih meyakini pertumbuhan kredit 10%-12% tahun ini. Dasar keyakinannya, permintaan kredit akan naik. Sebab pertumbuhan ekonomi domestik akan naik," kata Perry pada Pengumuman Hasil RDG BI Bulanan Bulan Februari 2024, Rabu (21/2).

Sektornya banyak berkaitan dengan ekspor, mobilitas, perdagangan besar, eceran, jasa dunia usaha, dan lainnya. Dari sisi penawaran, setidaknya ada tiga faktor yang mendukung penawaran kredit oleh perbankan akan terus meningkat.

Pertama, likuiditas yang lebih dari cukup. Alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) di atas 27%. BI menyediakan insentif likuiditas bagi bank yang menyalurkan kredit. 

Baca juga : Penyaluran Kredit Baru di Triwulan II-2023 Terindikasi Meningkat

Perbankan juga memindahkan dana dari surat berharga negara (SBN) untuk menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh hanya sekitar 5%-6%. 

BI berdiskusi dengan perbankan, AL/DPK sekitar 27,7% karena sebagian likuiditas ditempatkan di surat berharga. "Karena itu, salah satu strategi perbankan menyalurkan kredit untuk memenuhi dananya, di samping berasal dari DPK, ialah memindahkan dana yang sekarang di surat berharga untuk penyaluran kredit," kata Perry. Ada juga non-DPK dari pinjaman maupun yang lain.

Kedua, tentu ini tergantung pada strategi bisnis bank. Perbankan yang punya AL/DPK tinggi dan meyakini sektornya prospektif dan sesuai keahlian dari bank, kreditnya akan terus meningkat.

Secara umum sektornya perdagangan besar dan eceran, industri, pertanian, jasa dunia usaha, dan konsumsi. "Secara keseluruhan sektor-sektor ini kami cek kinerja usaha korporasinya baik," kata Perry.

Ketiga, dengan strategi operasi moneter Bank Indonesia dan insentif likuiditas yang besar, suku bunga kredit juga masih menarik. "Total pertumbuhan kredit Januari 2024 sebesar 11,83%, kredit investasinya 13,39%, kredit modal kerja sudah tumbuh 12,26%," kata Perry. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat