Pertumbuhan Kredit Melambat, Perbankan Masih Yakin Capai Target
![Pertumbuhan Kredit Melambat, Perbankan Masih Yakin Capai Target?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/be3745e2a22772c4e64aa5ea53f72790.jpg)
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) meyakini bahwa stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang solid didukung tingkat permodalan serta likuiditas yang memadai.
Sektor perbankan tetap resilien ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai di tengah tantangan perekonomian dan pasar keuangan global serta kecenderungan penurunan harga komoditas utama penopang ekspor.
Pada Juni 2023, pertumbuhan kredit perbankan tumbuh melambat 7,76% (yoy), dibandingkan dengan bulan Mei yang sebesar 9,39% (yoy), terutama ditopang kredit investasi yang tumbuh 9,60% (yoy), melambat dari Mei 2023 yang sebesar 12,69% (yoy).
Baca juga : Jumlah Rekening di Bawah Rp100 Juta Tumbuh, Rekening di Atas Rp5 Miliar Melambat
Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan kinerja pertumbuhan kredit sampai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) internal pekan lalu, menunjukkan lebih rendah dari target yang dicanangkan untuk sepanjang 2023 yang diharapkan kredit tumbuh 10-12%. Namun realisasinya di bawah 8%.
"Namun penurunan ini di lain sisi tingkat 8 persen tetap lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit sebelum pandemi Covid-19. Pada tahun 2015 - 2019, rata-rata pertumbuhan kredit di bawah dari yang dicapai di tahun 2023," kata Mahendra dalam Konferensi Pers Paparan Hasil Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (1/8).
Baca juga : Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 7,7%, KPR dan KPA Meningkat
Di sisi lain, dari komunikasi OJK dengan perbankan, diperoleh update bahwa perbankan dalam rencana bisnis bank masing-masing masih yakin bisa mencapai target di atas 10%.
"Kami tentu meneruskan apa yang disampaikan oleh perbankan, meski catatan kami pertumbuhan kredit selama hampir 7 bulan ini melandai. Namun itu tetap berada dalam tingkat yang lebih tinggi dari pra pandemi," kata Mahendra.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan terkait pertumbuhan kredit yang lebih lambat ini, Bank Indonesia telah menyampaikan proyeksi terbaru pertumbuhan kredit yang kemungkinan hanya 9-11%.
Sehingga kemudian disusun langkah-langkah koordinasi yang diperlukan. Bank Indonesia menambah insentif likuiditas Rp47,9 triliun kepada perbankan yang rajin menyalurkan kredit, maupun BI juga akan melakukan langkah-langkah pelonggaran di makroprudensial.
"Bank Indonesia sudah mengadakan focus group discussion dengan perbankan besar. Mereka masih optimistis akan terus meningkatkan kredit di semester II-2023. Sehingga ini akan mendukung target pencapaian kredit 9-11%," kata Perry.
Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, sejalan dengan pengetatan likuiditas di global, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 5,79% (yoy) pada Juni 2023 (yoy), dari bulan Mei yang sebesar 6,55% (yoy), dengan deposito sebagai main driver pertumbuhan.
Kondisi ini menjadikan likuiditas perbankan sedikit turun meski masih jauh di atas threshold, antara lain tercermin dari Rasio Alat Likuid/Noncore Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 119,04% dan 26,73% pada Juni 2023, dibandingkan dengan Mei 2023 yang masing-masing sebesar 123,27% dan 27,55%, dengan threshold 50% dan 10%.
Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) juga memadai, berada pada level 230,24% (dibandingkan Mei: 233,63%) dan melampaui threshold 100%. Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap solid dan berada pada level 25,41% (dibandingkan Mei: 26,07%).
Sementara itu, risiko kredit membaik dengan Non-performing Loan (NPL) gross turun ke level 2,44% (dibandingkan Mei: 2,52%) dan NPL net 0,77% (dibandingkan Mei: 0,77%).
Selanjutnya, kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan penurunan menjadi Rp361,04 triliun (Mei: Rp372,0 triliun) dengan jumlah debitur yang juga terus menurun menjadi 1,57 juta debitur (dibandingkan Mei: 1,64 juta). (Z-4)
Terkini Lainnya
Nilai Transaksi Kripto 2024 Naik Lampaui 300%
Melati Usman Pimpin OJK Tasikmalaya, Tingkatkan Perekonomian Daerah
Masih Banyak UMKM Sulit Manfaatkan KUR, Apa Sebabnya?
Lindungi Konsumen, OJK Hentikan 915 Entitas Jasa Keuangan
Tiga Arah Kebijakan Kebijakan OJK di 2024
OJK Resmi Luncurkan Roadmap BPR
RDKB OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Perkuat Kolaborasi dan Bangun Kepercayaan di Industri Jasa Keuangan Pasca Pemilu
Ini Cara Hindari Investasi Bodong ala OJK
OJK Upayakan Jaga Stabilitas Jasa Keuangan Lewat Stress Test
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap