Kabar Bagus, Tingkat Inflasi Indonesia Diprediksi Bakal Terus Turun
![Kabar Bagus, Tingkat Inflasi Indonesia Diprediksi Bakal Terus Turun](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/b2f4b442a8bb5c7894ccd81cb85c4fdf.jpg)
TINGKAT inflasi nasional secara tahunan diprediksi akan terus mengalami penurunan dan berada pada kisaran target pemerintah maupun Bank Indonesia hingga akhir 2023. Tingkat inflasi nasional diproyeksikan berada di angka 3,60% tahun ini.
"Kami berpandangan bahwa inflasi akan terus menurun dan tetap berada dalam kisaran target 2% hingga 4% hingga sisa tahun 2023," ujar ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melalui keterangannya, Senin (3/7).
Dia menambahkan, inflasi berpotensi besar mencapai 3% atau bahkan lebih rendah hingga akhir 2023. Itu dapat terjadi bila pemerintah mampu mengelola harga dan pasokan pangan secara efektif. Sebab, inflasi pangan berpotensi naik lantaran adanya tantangan El Nino dan cuaca ekstrem yang perlu menjadi perhatian.
Baca juga : Ekonom: Jaga Level Inflasi agar PMI Manufaktur Tetap Ekspansif
Faisal mengatakan, penurunan inflasi Juni 2023 utamanya didorong oleh kenaikan harga bahan pangan, di samping moderasi tarif transportasi yang sedang berlangsung. Selain itu, inflasi kelompok harga diatur pemerintah dan harga bergejolak menunjukkan tanda-tanda mereda, yakni masing-masing sebesar 9,21% (year on year/yoy) dan 1,20% (yoy).
Baca juga : Inflasi Juni Naik ke 0,14% Didorong Makanan Minuman
Selain itu, inflasi inti turun dari 2,66% (yoy) pada Mei 2023 ke level terendah 13 bulan terakhir, di 2,58% (yoy) pada Juni. Namun, secara bulanan, inflasi inti menguat dari 0,06% (month to month/mtm) di bulan Mei 2023 menjadi 0,12% (mtm), menunjukkan permintaan atau daya beli masyarakat masih relatif kuat.
Adapun pada paruh pertama tahun ini, inflasi tahun berjalan (year to date/ytd) tercatat sebesar 1,24%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi periode yang sama tahun lalu sebesar 3,19% (ytd).
"Secara year-to-date, Indonesia terus mengalami net capital inflow. Neraca perdagangan juga tetap surplus meski menyempit. Faktor-faktor tersebut memberikan dukungan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga dapat memitigasi risiko inflasi impor sampai batas tertentu," kata Faisal. (Z-8)
Terkini Lainnya
Modal Asing Masuk Indonesia Capai Rp8,34 Triliun
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Bank Indonesia: Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 US$140,2 Miliar
Ini 6 Fakta Menarik tentang Bank Indonesia
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Simak Sejarah, Peran, dan Wewenangnya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap