visitaaponce.com

Hadirkan Literasi Finansial Sejak Dini, Begini Tipsnya

Hadirkan Literasi Finansial Sejak Dini, Begini Tipsnya
DXPO Talks dengan Caca Tengker(Dok. Bank Danamon)

SEMAKIN gampangnya mengakses internet, membuat anak mempunyai banyak sumber informasi dan referensi. Tak jarang, hal itu membuat anak menuntut orang tua untuk membelikan barang yang ia lihat di internet.

Psikolog Alsi Mega Marsha Tengker mengatakan, orang tua bisa memberikan edukasi literasi finansial secara sederhana kepada anak dengan mencontohkan perilaku hemat, sehingga anak bisa mengikuti kebiasaan orang tua.

““Karena kita itu tidak bisa mengatur anak itu bakal paham atau tidak omongan kita. Yang bisa kita kelola adalah komunikasi kita, dari orang tua ke anak. Harus koneksi dulu, baru koreksi,” kata psikolog yang akrab disapa Caca Tengker itu Dalam DXPO Talks yang digelar Bank Danamon.

Baca juga : Kerja Sama untuk Tingkatkan Literasi Asuransi di Indonesia 

Dari situ, lanjutnya, anak dapat memahami apa yang dia alami atau rasakan secara penuh. Ketika anak menginginkan sesuatu dan melakukan tantrum karena keinginannya tidak dipenuhi, orang tua sebaiknya memvalidasi perasaan anak tersebut dahulu.

Dengan memberikan validasi, orang tua dapat melakukan koneksi terhadap anaknya karena orang tua berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang anak. Namun memang, memberikan validasi bukan berarti mengiyakan semua kemauan anak tersebut.

Baca juga : Atlet Juga Perlu Paham Kelola Keuangan Pribadi

Peran orang tua tetap harus bisa memberikan batasan, di sinilah ketika anak sudah merasa terkoneksi, orang tua harus bisa memberikan koreksi atas perbuatan anak. Caca Tengker selalu menerapkan koneksi terlebih dahulu baru mengoreksi.

“Apalagi dengan adanya media sosial, anak-anak semakin besar kemungkinannya untuk membanding-bandingkan apa yang ia punya dengan milik orang lain. Di sini pentingnya menanamkan kepada anak untuk belajar tidak membandingkan diri dengan orang lain, mensyukuri apa yang sudah kita punyai,” ujarnya.

Caca juga mengutarakan sulit untuk memberikan pengertian konsep value of money kepada anaknya, karena hal tersebut merupakan hal yang tidak dapat dipegang atau dilihat secara langsung. Jadi cara terbaik menurut Caca adalah, orang tua harus bisa memberikan contoh bagi anak-anaknya.

Apabila memang orang tua ingin mengarahkan agar anak tidak boros ketika berbelanja atau ketika “lapar mata” melihat konten di internet, orang tua harus bisa memberikan contoh dengan tidak belanja secara impulsif.

Dengan mengenalkan habit finansial kepada anaknya, Caca menegaskan hal ini akan mempengaruhi sifat dan tingkah laku anak-anaknya ketika dewasa kelak.

“Saya percaya dengan memberikan pengetahuan dengan benar, kita bisa membantu anak-anak menjadi mengerti bagaimana untuk mendapatkan sesuatu pasti perlu uang dan tidak bisa terus-menerus mengikuti kemauannya, jadi anak lebih bisa bijak dalam mengelola uang, mereka juga jadi bisa ngebedain need vs want,” ungkap Caca Tengker.

Liabilities Banking & Services Head, PT Bank Danamon Indonesia Susi Yuliendra mengatakan, pendidikan finansial sejak dini sangat penting.

“Mengajarkan basic menabung itu perlu dilakukan sejak dini, dan orang tua hrs bisa memfasilitasi serta memberi contoh ke anak. Kesadaran finansial anak itu tidak terjadi dengan sendirinya, jadi orang tua juga harus memberikan contoh menabung,” ujarnya.

Lebih jauh, menurut wanita yang kerap disapa Uchi ini, banyak bank sekarang sudah menyediakan produk tabungan yang cocok untuk anak dan remaja yang fitur-fiturnya sesuai dengan kebutuhan mereka.

Danamon sendiri, contohnya, memiliki tabungan Danamon LEBIH Junior untuk anak di bawah 12 tahun, dan Danamon LEBIH Youth untuk remaja usia 12-17 tahun. Keunggulan tabungan seperti ini adalah setoran awal yang ringan, yaitu mulai dari Rp50.000,-.

"Di Danamon LEBIH Youth, selain menabung, anak juga dapat dilatih mengelola keuangan sendiri melalui aplikasi D-Bank PRO. Anak dapat melakukan pembelian pulsa, pengisian e-wallet, dan jajan menggunakan QRIS Danamon. Di sini anak belajar punya tanggung jawab dalam mengatur keuangannya," imbuh Uchie.

Berbicara tentang mengelola keuangan untuk mempersiapkan masa depan anak, Uchie juga menegaskan pentingnya memiliki tabungan khusus untuk persiapan pendidikan. Di Danamon, ada Tabungan Cita2Ku yang merupakan tabungan berjangka dengan setoran rutin setiap bulan dengan suku bunga yang kompetitif dan pilihan jangka waktu yang fleksibel. Hanya dengan menabung rutin tiap bulan mulai Rp200.000, rencana pendidikan anak dapat terwujud.

“Pada dasarnya anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan di dunia. Kita sebagai orang tualah yang memilih untuk memiliki anak. Maka, mempersiapkan masa depan anak adalah kewajiban orang tua, baik secara mental maupun secara finansial untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik di masa depan. Itu adalah hak mereka. Kalau tidak dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang, bisa jadi uangnya terpakai untuk hal lain sama orang tuanya,” kata Caca.

Bahkan, menurutnya, penting juga melibatkan anak dalam perencanaan keuangan untuk pendidikan mereka jika mereka sudah cukup umur.

“Kita bisa jelaskan seperti apa kebutuhannya kalau mereka ingin sekolah di tempat yang mereka mau. Pastikan orang tua melibatkan anak agar mereka punya andil dan memiliki rasa tanggung jawab atas pilihannya. Contohnya, kalau saya menyediakan beberapa pilihan sekolah, nanti anaknya sendiri yang akan pilih salah satu sekolah tersebut,” tutupnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat