Tiongkok Umumkan Terobosan Perkuat Konsumsi karena Ekonomi Melambat
![Tiongkok Umumkan Terobosan Perkuat Konsumsi karena Ekonomi Melambat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/e4c7c256b692e4027588b59e1c2e91e4.jpg)
OTORITAS Tiongkok mengumumkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan konsumsi pada Senin (31/7/2023). Ini karena data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pemulihan negara pascacovid-19 kehabisan tenaga dan pertumbuhan melambat.
Angka resmi yang dirilis pada Senin (31/7/2023) menunjukkan aktivitas pabrik berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut di Juli. Ini menambah serangkaian data ekonomi yang suram sehingga meningkatkan seruan untuk kehadiran langkah-langkah dukungan pemerintah.
Pasar kerja yang lesu dan ketidakpastian umum atas masa depan berarti kepercayaan konsumen rendah. Dewan Negara Tiongkok merilis pada Senin rencana berisi 20 poin untuk meningkatkan konsumsi secara menyeluruh, menyentuh perumahan, budaya dan pariwisata, serta konsumsi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik.
Baca juga: Uni Eropa dan Filipina Sepakat kembali Negosiasi Perdagangan Bebas
Langkah-langkah tersebut bertujuan meningkatkan pasokan akomodasi sewa bersubsidi dan mencoba memecahkan masalah lain seputar perumahan, terutama bagi kaum muda. Krisis di sektor realestat yang pernah menjadi kekuatan pendorong ekonomi membuat banyak pengembang sekarang berjuang untuk bertahan hidup, memperburuk krisis kepercayaan di antara pembeli potensial.
Dewan Negara juga mengatakan akan mendukung perluasan festival berskala besar dan acara olahraga, baik secara online maupun offline, serta peningkatan pengeluaran untuk layanan yang melibatkan katering dan perawatan kesehatan. Infrastruktur di daerah pedesaan akan ditingkatkan untuk mendorong konsumsi digital dan hijau.
Baca juga: Ekonomi Hong Kong Melambat di Kuartal Kedua setelah Bangkit
Para pejabat mengatakan kepada wartawan bahwa mereka akan melepaskan potensi konsumsi dengan mengoptimalkan desain kebijakan dan kelembagaan pada paruh kedua tahun ini.
PMI berkontraksi lagi
Sebelumnya pada Senin, purchasing managers' index (PMI) manufaktur resmi--ukuran utama output pabrik--berada di 49,3 atau di bawah 50 sebagai tanda yang memisahkan ekspansi dan kontraksi. Ini menurut Biro Statistik Nasional (NBS).
Baca juga: Saudi Aramco Kunci Saham di Perusahaan Petrokimia Tiongkok
Pembacaan pada Juli sedikit lebih tinggi dari angka Juni sebesar 49,0 dan lebih baik dari perkiraan dalam survei Bloomberg. "Tingkat kemakmuran manufaktur secara keseluruhan terus meningkat," kata ahli statistik NBS Zhao Qinghe dalam suatu pernyataan.
PMI nonmanufaktur, yang mengukur sentimen bisnis di sektor jasa dan konstruksi, turun menjadi 51,5 di Juli dari 53,2 di Juni, karena aktivitas di layanan pasar modal dan realestat menyusut. "Rilis data menunjukkan pesan yang beragam," ujar Zhiwei Zhang, seorang analis di Pinpoint Asset Management, menulis dalam suatu catatan. Ia menambahkan tampaknya momentum ekonomi masih cukup lemah.
Tiongkok bulan ini mengatakan ekonominya tumbuh 6,3% pada kuartal kedua. Ini jauh lebih lemah dari prediksi 7,1% dalam survei analis AFP. Pemimpin puncak negara itu, yang dikenal sebagai Politbiro, telah memperingatkan bahwa ekonomi menghadapi kesulitan dan tantangan baru serta bahaya tersembunyi di bidang-bidang utama.
Zhao juga menunjuk pada volume pesanan luar negeri yang rendah. Ia menggambarkan lingkungan eksternal yang rumit dan parah serta permintaan yang lesu sebagai tantangan utama bagi produsen Tiongkok.
Pada Juni, ekspor turun 12,4%. Ini penurunan terbesar dalam tiga tahun, menurut angka bea cukai.
"Pertemuan Politbiro mengakui tantangan ekonomi yang dihadapi," kata Zhang, sang analis. "Masalah utamanya ialah kebijakan yang akan diluncurkan setelah pertemuan dan seberapa efektif kebijakan tersebut." (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
PMI berkontraksi lagi
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Simak Sejarah, Peran, dan Wewenangnya
Pemkab Bandung Tekan Inflasi, Buka Kios di Pasar Tradisional
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Jepang dan Filipina Tandatangani Pakta Pertahanan atas Ancaman Tiongkok
5 Perpustakaan Unik di Dunia, Kamu Tertarik Berkunjung?
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Industri Tekstil Dalam Negeri Ambruk Akibat Produk Impor, Penetapan BMAD Dinilai Efektif
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap