visitaaponce.com

OECD Lihat Pertumbuhan Global Tahun Depan Dihantui Suku Bunga

OECD Lihat Pertumbuhan Global Tahun Depan Dihantui Suku Bunga
Pertukaran Benih Pameran Pusaka Nasional ke-10 di Ventura County Fairgrounds di Ventura, California, pada 13 September 2023.(AFP/Robyn Beck.)

OECD menaikkan prospek ekonomi global untuk 2023 pada Selasa (19/9) tetapi memangkas perkiraan pertumbuhan untuk tahun depan karena penaikan suku bunga untuk mengekang inflasi berdampak buruk. Perekonomian dunia kini diperkirakan tumbuh 3% tahun ini atau naik dari perkiraan 2,7% dalam perkiraan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada Juni.

Namun dikatakan bahwa pertumbuhan global diproyeksikan tetap di bawah standar atau melambat menjadi 2,7% pada tahun depan. Angka ini turun dari 2,9% pada perkiraan sebelumnya.

"Setelah awal 2023 yang lebih kuat dari perkiraan, dibantu oleh harga energi yang lebih rendah dan dibukanya kembali Tiongkok, pertumbuhan global diperkirakan melambat," kata OECD dalam laporannya. "Dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat menjadi semakin terlihat, kepercayaan dunia usaha dan konsumen telah menurun, dan pemulihan di Tiongkok telah memudar," tambahnya.

Baca juga: Maersk Luncurkan Kapal Kontainer Berbahan Bakar Biometanol Pertama Dunia

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah meningkatkan biaya pinjaman secara tajam dalam upaya menjinakkan harga konsumen yang melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. "Kita semua melihat pengetatan kebijakan moneter berdampak pada perekonomian kita. Hal ini diperlukan untuk mengurangi inflasi, tetapi hal ini menyakitkan," kata kepala ekonom OECD Clare Lombardelli pada konferensi pers.

Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga utama ke rekor tertinggi pada minggu lalu tetapi mengisyaratkan bahwa ini mungkin merupakan kenaikan terakhirnya. Federal Reserve AS diperkirakan menghentikan kebijakan serupa pada Rabu. "Inflasi diperkirakan melambat secara bertahap pada 2023 dan 2024, tetapi tetap berada di atas target bank sentral di sebagian besar negara," kata OECD.

Tunggakan kartu kredit 

Inflasi masih jauh di atas target dua persen yang ditetapkan oleh The Fed dan ECB dan harga minyak telah pulih dalam beberapa minggu terakhir. Data Uni Eropa pada Selasa menunjukkan inflasi zona euro sedikit melambat menjadi 5,2% pada Agustus dari 5,3% pada bulan sebelumnya.

Baca juga: Naikkan Suku Bunga, Bank Sentral Eropa Nilai Cukup Jinakkan Inflasi

Bank of England dan bank-bank sejawatnya di Norwegia, Swedia, dan Swiss juga akan membuat keputusan suku bunga pada Kamis. "Bahkan jika suku bunga kebijakan tidak dinaikkan lebih lanjut, dampak kenaikan di masa lalu akan terus memengaruhi perekonomian selama beberapa waktu," kata OECD.

Biaya pinjaman bagi perusahaan dan rumah tangga telah meningkat, sementara kondisi kredit semakin ketat. "Beberapa negara sudah melihat peningkatan tingkat tunggakan pinjaman dan kartu kredit serta peningkatan kebangkrutan perusahaan," kata OECD.

Krisis di bank-bank regional Amerika pada Maret dan penjualan raksasa perbankan Eropa Credit Suisse menunjukkan bahwa risiko tetap ada bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat menimbulkan tekanan pada sistem keuangan. Laporan tersebut memperingatkan hal itu.

Risiko Tiongkok 

OECD juga memperingatkan bahwa perlambatan yang lebih tajam dari perkiraan di Tiongkok merupakan risiko utama tambahan yang akan memengaruhi pertumbuhan output di seluruh dunia. Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu mengalami kesulitan tahun ini setelah tiga tahun pembatasan akibat covid-19 dan utang besar-besaran di sektor properti.

OECD memangkas proyeksinya terhadap Tiongkok dengan pertumbuhan sebesar 5,1% pada tahun ini. Angka ini akan melambat menjadi 4,6% pada 2024 alias 0,5 poin persentase lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Meskipun mereka menaikkan perkiraannya untuk negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat, OECD mencatat bahwa pertumbuhan AS akan melambat dari 2,2% pada 2023 menjadi 1,3% pada tahun depan. Meskipun perekonomian AS, "Sejauh ini secara tak terduga terbukti mampu bertahan terhadap kenaikan tajam kebijakan suku bunga," dampak dari kondisi keuangan yang lebih ketat, "Diperkirakan semakin terlihat," kata OECD.

Organisasi tersebut menurunkan perkiraannya untuk zona euro dengan pertumbuhan sebesar 0,6% pada tahun ini dan 1,1% pada tahun 2024 karena perekonomian Jerman sedang kesulitan. Prospek pertumbuhan Jepang dinaikkan sebesar 0,5 poin persentase menjadi 1,8% pada 2023 dan diturunkan sebesar 0,1 poin menjadi 1% pada 2024. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat