visitaaponce.com

Maersk Luncurkan Kapal Kontainer Berbahan Bakar Biometanol Pertama Dunia

Maersk Luncurkan Kapal Kontainer Berbahan Bakar Biometanol Pertama Dunia
Kapal kontainer Laura.(AFP.)

RAKSASA pelayaran Denmark, Maersk, pada Kamis (14/9/2023), meluncurkan kapal kontainer pertama di dunia yang menggunakan biometanol. Ini langkah penting dalam upayanya untuk menurunkan jejak karbonnya yang sangat besar.

Maersk, yang menjual divisi minyaknya ke TotalEnergies pada 2017, menetapkan target untuk menjadi netral karbon pada 2040. Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen memberi nama Laura pada upacara peresmian di pelabuhan Kopenhagen, sambil mengayunkan sebotol sampanye di lambung kapal untuk meluncurkan kapal tersebut secara resmi.

Laura akan membantu mengurangi emisi CO2 sebesar 100 ton per hari, kata Maersk, dibandingkan dengan kapal yang sama yang menggunakan bahan bakar minyak. Dibangun di Korea Selatan oleh Hyundai Heavy Industries (HHI) dan dilengkapi dengan mesin bahan bakar ganda, Laura ialah model yang relatif kecil yang mampu mengangkut 2.136 kontainer berukuran 20 kaki (TEU).

Baca juga: Naikkan Suku Bunga, Bank Sentral Eropa Nilai Cukup Jinakkan Inflasi

Kapal ini akan mulai beroperasi di Laut Baltik pada bulan Oktober. 

"Metanol hijau ialah bahan bakar pilihan kami karena ini satu-satunya solusi terukur yang dapat memenuhi persyaratan net-zero (emisi karbon)," kata CEO Maersk Vincent Clerc pada upacara peresmian. "Baik kita maupun iklim tidak boleh berpuas diri atau menunggu solusi lain muncul pada akhir 2020-an," tambahnya.

Baca juga: Produksi Industri AS Terus Naik hingga Agustus

Dalam skala global, transportasi laut lebih menimbulkan polusi dibandingkan transportasi udara, menurut Higher Institute of Maritime Economics (ISEMAR). Sektor ini menyumbang 2,89% dari total emisi gas rumah kaca, menurut angka yang diterbitkan oleh Organisasi Maritim Internasional. 

Metanol hijau

Tahun lalu Maersk meluncurkan rencana strategis besar untuk secara bertahap meninggalkan penggunaan bahan bakar minyak. Ini guna memenuhi target pengurangan gas rumah kaca yang ditetapkan oleh Uni Eropa sebagai bagian dari perjanjian Paris.

Metanol hijau, juga dikenal sebagai e-metanol, terdiri dari limbah karbon dioksida (CO2) dan hidrogen hijau yang dihasilkan dengan menggunakan energi terbarukan untuk memecah molekul air.

Selama dua tahun terakhir, Maersk, pemimpin dunia dalam pengiriman peti kemas, telah memesan 25 kapal yang menggunakan metanol ramah lingkungan. Dari jumlah tersebut, 19 kapal sedang dibangun dan akan berlayar pada 2025.

Perusahaan memperkirakan hal ini akan memungkinkannya mengurangi emisi karbon dioksida tahunan sekitar 2,3 juta ton.

Lokasi produksi

Maersk meluncurkan proyek besar di Spanyol untuk memproduksi bahan bakar itu dengan dukungan dari pemerintah Spanyol. Maersk merencanakan dua lokasi produksi untuk menciptakan dua juta ton metanol hijau per tahun pada 2030.

Jumlah ini, kata Maersk, cukup untuk mendekarbonisasi 10% armada kapalnya. Mereka berencana memproduksi metanol hijau di lima atau enam lokasi di seluruh dunia dengan rencana proyek di Mesir dan Spanyol.

Studi awal tahun ini yang dilakukan oleh lembaga pemikir Carbon Market Watch dan NewClimate Institute meneliti janji iklim dari 24 perusahaan multinasional, termasuk Maersk. Raksasa pelayaran ini mendapat nilai terbaik secara keseluruhan atas rencananya menghapus jejak karbon pada 2040 dan dianggap memiliki integritas yang wajar. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat