visitaaponce.com

Produksi Industri AS Terus Naik hingga Agustus

Produksi Industri AS Terus Naik hingga Agustus
Ilustrasi.(Freepik.)

PRODUKSI industri Amerika Serikat (AS) terus meningkat pada Agustus. Ini dikatakan Federal Reserve pada Jumat (15/9/2023). Ini mengalahkan ekspektasi meskipun laju peningkatan melambat karena pertumbuhan manufaktur yang lamban.

Produksi industri secara keseluruhan naik 0,4%. Pada bulan sebelumnya berada di angka revisi 0,7%. Federal Reserve mengumumkan itu dalam suatu pernyataan.

Angka ini berada di atas ekspektasi median para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch. Data manufaktur di Agustus hanya naik 0,1%, kata The Fed, alias tertahan oleh penurunan lima persen pada kendaraan bermotor dan suku cadangnya.

Baca juga: Naikkan Suku Bunga, Bank Sentral Eropa Nilai Cukup Jinakkan Inflasi

Hal ini menandai perubahan haluan yang tajam dari Juli. Ketika itu lonjakan produksi kendaraan bermotor membantu memacu peningkatan manufaktur sebesar 0,4% sehingga mendorong produksi industri kembali ke wilayah positif.

"Produksi industri secara keseluruhan naik lebih dari yang diharapkan pada Agustus tetapi output manufaktur sesuai dengan ekspektasi konsensus," tulis Kepala Ekonom Frekuensi Tinggi AS Rubeela Farooqi menulis dalam catatannya kepada klien. "Biaya pinjaman yang lebih tinggi dan permintaan barang yang lebih lemah merupakan hambatan bagi manufaktur," tambahnya.

Baca juga: IPO, Saham Pembuat Cip Arm Melonjak 20% pada Hari Pertama

Output pabrik naik sebesar 0,6%. Sedangkan indeks pertambangan naik 1,4% dari bulan sebelumnya. Tahun ke tahun, produksi industri secara keseluruhan meningkat sebesar 0,2%.

Angka-angka tersebut akan memberikan informasi tambahan kepada The Fed menjelang keputusan suku bunganya pada minggu depan. Ini karena bank sentral tersebut mempertimbangkan penaikan suku bunga pinjaman utamanya untuk mendinginkan inflasi di atas target.

Namun, para trader dan analis memperkirakan bank sentral AS akan mengumumkan sikap mempertahankan suku bunga stabil pada Rabu untuk memberikan lebih banyak waktu bagi para pembuat kebijakan untuk menilai kesehatan ekonomi terbesar di dunia tersebut. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat