visitaaponce.com

Ambisius Bangun Kereta Cepat, Pemerintah Abaikan Desa belum Berlistrik

Ambisius Bangun Kereta Cepat, Pemerintah Abaikan Desa belum Berlistrik
Ilustrasi desa tanpa listrik(MI)

Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah usai. Tidak puas berhenti di Kota Kembang, proyek sepur kilat itu direncanakan berlanjut sampai ke Surabaya. Rencana itu pun memicu polemik lantaran pengambil kebijakan dianggap tidak bisa menentukan skala prioritas dalam pembangunan.

Mahasiswa Fakultas Studi Geografi Universitas Lambung Mangkurat Ezer Ayusalin Nazara mempersoalkan masalah tersebut dan menanyakannya secara langsung kepada Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

Ezer yang berasal dari Nias Utara mengaku risau. Sebab, ada satu desa di daerahnya yang hingga saat ini belum memperoleh aliran listrik. Namun di saat yang sama, ia menyaksikan uang negara bernilai triliunan rupiah digunakan untuk menggarap kereta cepat.

Baca juga: Presiden akan Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung 'Woosh' 1 Oktober

"Kabupaten Nias Utara, Desa Siofa Banua, daerah tersebut, saya pernah ke sana karena memang saya tinggal di dekat sana. Listrik itu masih banyak yang belum tersalurkan karena daerah tersebut merupakan daerah pegunungan," ujar Ezer kepada Suahasil yang mengisi acara di kampusnya.

"Sedangkan kita lihat saat ini ada program prioritas kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan dilanjut ke Surabaya. Pengelolaan keuangan di situ sangat besar, sampai triliunan. Kenapa di daerah kita (Nias Utara) tidak diprioritaskan?" imbuhnya.

Baca juga: PLN akan Bantu Terangi Papua Nugini

Wamenkeu tidak menjawab dengan gamblang pertanyaan itu. Secara normatif, Suahasil mengatakan pembangunan infrastruktur yang digarap pemerintah didasari pada kebutuhan. Kebutuhan tersebut, kata dia, dapat berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya.

"Sebenarnya untuk membangun manusia Indonesia yang jumlahnya 270 juta jiwa lebih, kebutuhannya beda-beda. Ada yang butuh listrik, ada yang butuh transportasi, ada yang butuh beasiswa, ada yang butuh gedung kampus," tutur Suahasil.

Dengan kebutuhan yang berbeda-beda itu, sambungnya, tidak semua kebutuhannya bisa terpenuhi. 

"Terkait desa yang belum teraliri listrik, kita berharap bukan hanya semua desa berlistrik, tapi setiap rumah tangga di desa berlistrik," lanjutnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat