visitaaponce.com

Hutama Karya Akselerasi Transformasi Digital demi Keberlanjutan Bisnis

Hutama Karya Akselerasi Transformasi Digital demi Keberlanjutan Bisnis
Ilustrasi(Istimewa)

PT Hutama Karya berkomitmen untuk terus mengakselerasi transformasi digital guna menunjang keberlanjutan bisnis di bidang konstruksi. Perseroan kini memiliki program bertema HK Evolving: Innovation Ignites Transformation yang diterapkan di seluruh lini bisnis perusahaan demi memberikan value kepada pelanggan.

 

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan, Tjahjo Purnomo, mengungkapkan sasaran utama dalam transformasi digital adalah mengedepankan penciptaan nilai tambah, business process excellency, inovasi melalui pengembangan digital capability, dan management support yang berkelanjutan.

“HK Evolving diharapkan menjadi semangat perubahan berkelanjutan yang mengedepankan inovasi kolaboratif melalui adopsi teknologi,” ujar Tjahjo melalui keterangan tertulis, Senin (23/10).

Baca juga: Tender Ulang Tol Gilimanuk-Mengwi Dipercepat

Rangkain transformasi digital yang dilakukan perseroan juga telah diakui secara internasional yang ditandai dengan diraihnya penghargaan The 2023 Going Digital Awards in Infrastructure Founder’s Honoree, pada Year in Infrastructure (YII) Going Digital Awards 2023 untuk kategori Subsurface Modelling & Analysis.

Pengumuman penghargaan disampaikan oleh CEO Bentley Systems, Greg Bentley, dan disiarkan langsung dari Singapore, pada 12 Oktober lalu.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan Lingkungan, Kementerian PUPR Dorong Daur Ulang Air, Sampah, dan Energi di Rest Area Jalan Tol

Pada kompetisi tahunan itu, Hutama Karya mengusung implementasi sejumlah digitalisasi konstruksi pada Proyek Jalan Tol IKN 3A, segmen Karangjoang-Kariangau yang berjudul. Proyek tersebut menghadapi tantangan berupa kondisi lahan yang berkontur dan terdapat pekerjaan galian yang mencapai kedalaman 30 meter, berlokasi di transmission tower utama penyedia suplai listrik Kalimantan Timur.

Tjahjo menyebutkan situasi itu memiliki potensi menimbulkan kerusakan pada transmission tower 150 KV jika terjadi kegagalan, dapat memicu paralisis perekonomian akibat pengurangan suplai listrik sebesar 24 MW untuk wilayah tersebut.

“Maka dari itu, diperlukan metode kerja yang tepat untuk mempercepat pembangunan dengan target penyelesaian pada tahun 2024. Selain itu, kondisi tanah di lokasi proyek dan upaya menjaga kelestarian lingkungan menjadi fokus perhatian utama selama proses konstruksi berlangsung. Sejumlah aplikasi yang kita gunakan meliputi iTwin Capture, GeoStudio, Leapfrog, OpenRoads, dan PLAXIS,” jelasnya.

Dalam rangka mengukur kesiapan transformasi menuju industri 4.0, Hutama Karya juga turut mengikuti Asesmen Readiness INDI 4.0 yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah. Acuan pengukuran asesmen itu dibagi menjadi lima pilar penilaian meliputi manajemen dan organisasi, orang dan budaya, produk dan jasa, teknologi, serta operasi.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat