PEP Subang Field Kembangkan Serat Olahan dari Daun Nanas Bersama Mitra Lokal
![PEP Subang Field Kembangkan Serat Olahan dari Daun Nanas Bersama Mitra Lokal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/3377b55e31a6f3ff3a7397193695b2fa.jpg)
PEP Subang Field bersinergi bersama kelompok kelompok Pinneapple Leaf Fiber (Pinlefi) dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan.
PEP Subang Field bersama masyarakat Desa Cikadu dalam merintis usaha olahan daun nanas menjadi serat yang bernilai ekonomi sebagai bahan kain atau tekstil.
Wazirul Luthfi, Head of Communication, Relation & CID Zona 7 Subholding Upstream Pertamina, mengatakan Kabupaten Subang adalah penghasil nanas terbesar di Jawa Barat, namun daun nanas hanya menjadi limbah. Tingginya angka produksi nanas pun berbanding lurus dengan meningkatnya volume limbah daun nanas. “Setiap 1 Ha perkebunan nanas menghasilkan limbah daun nanas sebesar 14 ton,” ujar Wazirul di Subang, Minggu (5/11/).
Pasca panen nanas, lanjut Wazirul, kebanyakan para petani membakar daun nanas. Hal ini berpengaruh ke lingkungan dan kesehatan. Salah satu dampak negatif adalah munculnya emisi gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global dan menimbulkan polusi udara yang memiliki implikasi terhadap tingkat kesehatan paru masyarakat. Menurut catatan Puskesmas Cirangkong, ISPA menjadi penyakit nomor dua di Desa Cikadu pada 2020 dengan 878 kasus.
Kelompok Pinlefi tergerak untuk mengolah daun nanas tersebut untuk dapat diambil seratnya. “Hasil serat ini dapat dijadikan sebagai kain serta berbagai macam jenis produk eco-fashion dan berbagai bentuk kerajinan,” kata Alan Sahroni, salah satu anggota Pinlefi sekaligus penggerak awal yang mendorong masyarakat untuk mengubah pola pikir sehingga terwujud praktik bebas sampah (zero waste).
Dalam perkembangannya, usaha mengolah daun nanas menjadi serat sejalan dengan prinsip pemberdayaan masyarakat. Hal ini tampak dari usaha ini yang melibatkan masyarakat petani nanas memasok daun nanas ke kelompok Pinlefi. “Hasilnya, daun nanas yang selama ini tidak bernilai ekonomi menjadi ada nilai keuntungan yang dapat diperoleh,” jelas Alan.
Kelompok Pinlefi mengajak masyarakat sekitar, baik ibu-ibu maupun pemuda karang taruna untuk bekerja bersama membuka lapangan pekerjaan. Pada 20232, omzet kelompok bahkan mencapai Rp 154,3 juta.
Pada saat bersamaan, dalam menjawab kebutuhan akan produktivitas, kelompok Pinlefi mencoba melakukan inovasi teknologi. Inovasi yang diangkat di program “Pesona” Subang adalah modifikasi mesin serut atau dekortikator besar yang diberi penutup mesin sehingga lebih aman. Selain itu, inovasi berupa dekortikator mini dengan segmentasi untuk penggunaan rumah tangga. “Inovasi terakhir adalah mengubah mesin penggerak (primeover) dekortikator mini mengunakan tenaga surya panel atau disebut decolacel,” kata Wazirul.
Mesin decolacel dioperasikan menggunakan tenaga surya sehingga berkontribusi pada penurunan emisi sebesar 302.95 tonCO2eq/tahun dan penghematan listrik sebesar Rp 74.000/bulan. Decolacel ini bahkan telah mengantongi sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM pada Oktober 2023.
Ndirga Andri Sisworo, Senior Manager PEP Subang Field, mengatakan sejak 2020 pihaknya memberikan bantuan alat dan sarana produksi, pendampingan, dan pengembangan sumber daya manusia melalui serangkaian pelatihan yang dibutuhkan. PEP Subang Field juga ikut mengembangkan usaha lainnya seperti menjejaringkan dengan berbagai pihak dan market potential yang ada kepada lelompok Pinlefi.
“Sinergi dengan Kelompok Pinlefi dalam Program PESONA SUBANG diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi dampak kerusakan lingkungan, dan mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Ndirga.
Herman, Lurah Cikadu, mengucapkan terima kasih atas dukungan PEP Subang Field dalam pemberdayaan masyarakat di wilayahnya. Dia berharap ke depan akan banyak warga Cikadu yang terlibat dalam usaha yang dikembangkan kelompok Pinlefi. “Warga Cikadu merasakan dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari kehadiran program pemberdayaan PEP Subang Field di wilayah ini,” jelas Herman. (RO/E-1)
Terkini Lainnya
Dahlan Iskan Penuhi Panggilan KPK Terkait Korupsi LNG Pertamina
Pertamina Diminta Hati-hati Menentukan Harga BBM Non Subsidi
Kasus Baru LNG Pertamina, KPK Panggil Dahlan Iskan
Pertamina Komitmen Perkuat Jaringan Gas Rumah Tangga
KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru di LNG PT Pertamina
Melalui Program MSIB, Mahasiswa Diperkaya lewat Beragam Program Pembelajaran
Cukup Serat Kurangi Risiko Alergi pada Anak
Batasi Impor Produk Elektronik, Kemenperin Terbitkan Permenperin Nomor 6 Tahun 2024
Petani Milenial asal Subang Ekspor Serat Daun Nanas ke Mancanegara
Minuman Serat Turut Bantu Diabetesi Kontrol Gula Darah
Daging Kambing Yes, Kolesterol No! Simak 4 Tips Sehat Berikut Ini
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap