Benarkah Premi Asuransi Mahal Ini Faktanya
![Benarkah Premi Asuransi Mahal? Ini Faktanya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/a00d5277236a10fadae2377f14cef1a9.jpg)
KEPEMILIKAN asuransi saat ini semakin disadari sebagai kebutuhan bagi masyarakat Indonesia di masa pascapandemi covid-19. Produk asuransi merupakan salah satu alat bagi setiap individu dan keluarganya guna mewujudkan perencanaan finansial yang sehat di masa depan. Kendati begitu, masih sering ditemui persepsi di tengah masyarakat yang menganggap premi asuransi mahal.
Persepsi itu acap kali timbul lantaran dampak yang dirasakan nasabah asuransi tidak terlihat secara langsung setelah membayarkan sejumlah uang atau harga (premi) karena risiko yang dijaminkan belum terjadi. Padahal, asuransi merupakan salah satu fondasi utama dalam rencana keuangan yang sehat. Menunda atau bahkan mengabaikan berasuransi dapat menyebabkan kondisi finansial rentan terhadap risiko kerugian yang sebenarnya dapat diminimalkan. Kendati tak dapat menghentikan risiko yang berpotensi terjadi sewaktu-waktu, asuransi dapat mengurangi dampak kerugian finansial yang timbul dari risiko yang terjadi.
Dengan kata lain, dengan mendapatkan asuransi memungkinkan seseorang untuk menjaga segala perencanaan keuangan tetap berjalan semestinya meskipun risiko terjadi seperti terkena penyakit atau kecelakaan. Harga atas pengalihan risiko dari nasabah ke perusahaan asuransi itulah yang dijadikan dasar perhitungan harga premi asuransi. Asuransi dapat mengantisipasi potensi kerugian yang kemungkinan timbul dari risiko terhadap tertanggung yang dapat terjadi kapan pun.
Baca juga: Konsultan COP28, McKinsey Dorong Kepentingan Klien Perusahaan Migas
Karena itu, persepsi yang menganggap premi asuransi mahal sebenarnya kurang tepat. Pasalnya, nilai premi asuransi akan berbeda-beda antara setiap individu. Mengutip dari Prudential PahamiBareng, perbedaan harga premi disebabkan penilaian risiko yang dihadapi antara nasabah yang satu dengan lainnya berbeda. Tak mengherankan jumlah uang atau harga (premi) yang harus dibayarkan sekali atau setiap bulan ditentukan perusahaan asuransi dengan memperhatikan keadaan nasabah.
Berikut faktor dan potensi risiko yang saling berkaitan dan akan memengaruhi tinggi atau rendahnya nilai premi asuransi nasabah.
1. Usia dan jenis kelamin.
Usia nasabah asuransi menjadi faktor penentu besaran premi yang dibayarkan. Semakin tinggi usia seseorang, semakin mahal premi yang perlu dibayarkan. Alasannya, nasabah dengan usia lebih tinggi umumnya memiliki risiko kesehatan juga lebih tinggi. Sebaliknya, premi lebih terjangkau ditetapkan kepada nasabah usia muda karena risiko penyakitnya lebih rendah. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan membeli asuransi di usia produktif atau masih muda agar premi yang dikenakan relatif lebih rendah.
Baca juga: Bank Sentral Australia Menaikkan Suku Bunga 20 Basis Poin
Selain usia, jenis kelamin juga menjadi faktor penentu lain. Secara umum, premi yang dibayarkan wanita lebih besar dibandingkan pria dengan mempertimbangkan faktor lain. Premi yang lebih tinggi ini disebabkan karena wanita berpotensi lebih sering memeriksakan diri ke dokter untuk check up atau menggunakan obat resep. Risiko kesehatan pada wanita juga lebih tinggi dibanding pria, salah satunya karena mereka akan melahirkan.
2. Kebiasaan dan riwayat kesehatan.
Faktor penentu besaran premi asuransi berikutnya ialah kebiasaan atau pola hidup yang terkait dengan kondisi kesehatan. Perokok aktif, misalnya, akan membayar premi cenderung lebih tinggi, sebab kebiasaan itu dianggap sebagai pola hidup yang dapat meningkatkan risiko penyakit dan kematian. Contoh lain ialah orang dengan berat badan berlebih akan membayar premi asuransi kesehatan lebih mahal ketimbang mereka yang memiliki berat badan normal.
Selain kebiasaan, riwayat kesehatan nasabah juga menjadi faktor penentu. Nasabah dengan riwayat penyakit kronik atau bawaan cenderung mendapatkan premi asuransi yang lebih tinggi. Selain itu, riwayat penyakit keluarga juga menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi dalam menentukan besaran premi, khususnya dalam produk asuransi kesehatan. Oleh karena itu, calon nasabah disarankan untuk membeli asuransi pada saat kondisi kesehatan masih bagus. Dalam kondisi kesehatan yang baik, premi yang akan dibebankan umumnya relatif lebih terjangkau.
3. Jenis pekerjaan dan pendapatan.
Faktor berikut ialah jenis pekerjaan atau profesi nasabah. Semakin rumit dan berisiko profesinya, semakin tinggi harga premi yang dibayarkan nasabah. Mereka yang bekerja di pertambangan dan penerbangan, contohnya, akan membayarkan premi lebih mahal karena memiliki risiko kecelakaan dan kematian yang tinggi.
Di samping jenis pekerjaan, menurut Prudential dari artikel PahamiBareng, besarnya pendapatan nasabah menjadi faktor penentu besaran premi. Nasabah disarankan memilih produk asuransi dengan harga premi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialnya.
4. Jumlah uang pertanggungan dan masa kontrak polis.
Semakin besar uang pertanggungan dari asuransi jiwa, akan semakin mahal pula premi yang harus dibayar. Hal ini juga berlaku bagi nasabah yang membeli asuransi tambahan atau rider asuransi. Semakin banyak asuransi yang ditambahkan pada polis dasar, akan semakin besar premi asuransi yang dibayar.
Selain itu, masa kontrak polis memengaruhi besaran premi yang ditetapkan. Masa kontrak polis merujuk pada periode proteksi jiwa yang disepakati antara perusahaan asuransi dan nasabah. Kontrak polis asuransi biasanya tersedia mulai dari jangka pendek seperti 5, 10, 15 tahun, atau bahkan tidak terbatas sepanjang nasabah belum menutup polis yang dipunya. Nasabah yang memilih masa kontrak yang lebih pendek kemungkinan besar akan membayarkan premi lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memilih periode kontrak lebih panjang.
Oleh sebab itu, nasabah perlu memperhitungkan jumlah uang pertanggungan yang dibutuhkan dan masa kontrak polis dengan baik agar premi asuransi tidak terlalu membebankan dan mendapatkan manfaat perlindungan (proteksi) yang optimal.
Dengan melihat dan memahami faktor-faktor yang menentukan besaran premi, kita tinggalkan persepsi bahwa premi asuransi mahal. Ingat asuransi ialah mengalihkan risiko, bukan mencari keuntungan. Karenanya, belilah asuransi jiwa, kesehatan, maupun kecelakaan sesuai kebutuhan dan besar pendapatan. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
1. Usia dan jenis kelamin.
2. Kebiasaan dan riwayat kesehatan.
3. Jenis pekerjaan dan pendapatan.
4. Jumlah uang pertanggungan dan masa kontrak polis.
Asuransi dari BRI Life Premi Hariannya Cuma Rp5 Ribu, Emang Bener?
Ini Penyebab Klaim Asuransimu Ditolak
MSIG Life dan bank bjb Luncurkan Smile Life Extra Plus dengan Pengembalian Premi Hingga Lebih dari 100%
Laporan keuangan 2023, Asuransi Raksa catat premi bruto tumbuh 13%
Prudential Cetak Pendapatan Premi dan Kontribusi Rp22,2 T di 2023
Dukung Program BPJS Ketenagakerjaan, Pemkab Cirebon Siapkan Dana Desa
Setidaknya 120 Orang Tewas Terinjak-injak di Acara Keagamaan India
Pengendara Sepeda Motor Tewas Terlindas Truk Kontainer
Hujan dan Jalan Licin, Truk Trailer Terperosok di Jembatan Cakung Cilincing
Nihil WNI Jadi Korban Tabrak Massal di Korea Selatan
Putri Anne Berbicara untuk Pertama Kalinya Setelah Dirawat di Rumah Sakit Akibat Kecelakaan Berkuda
9 Tewas dan 4 Terluka Setelah Sedan Tabrak Pejalan Kaki
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap