visitaaponce.com

Anies Baswedan 14 Kota Bisa Naik Kelas dalam 5 Tahun ke Depan

Anies Baswedan: 14 Kota Bisa Naik Kelas dalam 5 Tahun ke Depan
Bacapres Anies Rasyid Baswedan (ketiga kiri) bersama para petinggi Centre for Strategic and International Studies (CSIS)(MI/Susanto)

BAKAL calon presiden Anies Rasyid Baswedan menargetkan 14 kota akan naik kelas jika dirinya terpilih menjadi kepala negara. Hal itu telah masuk ke dalam salah satu strategi untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di dalam negeri.

Menurutnya, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi harus dilakukan beriringan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemusatan kegiatan ekonomi di kota-kota lain, terutama di luar Pulau Jawa.

"Pertumbuhan dan pemerataan ini sering kali selalu dipandang sebagai trade off. Kami sekarang melihat pada fase ini, hal itu bisa dikerjakan bersama," ujar Anies dalam Sarasehan 100 Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) di Jakarta, Rabu (8/11).

Baca juga: Ancaman Resesi, Pemerintah Harus Perkuat Ketahanan Ekonomi Mikro

Strategi pembangunan kota-kota di luar Pulau Jawa itu diupayakan untuk mendorong kota berkategori ekonomi kecil naik menjadi kota dengan ekonomi menengah, dan kota ekonomi menengah didorong naik menjadi kota ekonomi besar.

Dari pemetaan dan hitungan yang dilakukan, kata Anies, setidaknya ada 14 kota yang berpotensi naik kelas dari kecil ke menengah, dan dari menengah ke besar. 

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Pertumbuhan Ekonomi Harus Berkeadilan dan Inklusif

"Jadi pusat pertumbuhan di luar Jawa itu didorong. Keseriusan untuk membangun UMKM masuk ke dalam rantai korporasi. Ini secara struktural diatur regulasi, sehingga mata rantai pasok itu akan terjadi," terangnya.

Strategi berikutnya ialah melanjutkan dan memperluas hilirisasi. Menurutnya, penghiliran industri merupakan hal penting yang perlu untuk dilanjutkan untuk mendorong pemerataan. Namun itu tak dapat berdiri sendiri.

Hilirisasi perlu diikuti dengan dorongan untuk melakukan re-industrialisasi. Pasalnya, tak bisa dimungkiri industri, utamanya manufaktur merupakan sektor yang berkontribusi tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap banyak tenaga kerja.

"Hilirisasi dan re-industrialisasi yang dilakukan secara bersama itu mudah-mudahan bisa menciptakan lapangan kerja, menyerap 15 juta tenaga kerja dalam lima tahun ke depan," tutur Anies.

Karenanya, upaya untuk mendorong aliran investasi ke sektor-sektor industri manufaktur diperlukan, alih-alih hanya berfokus pada sektor pertambangan. Upaya-upaya tersebut juga bakal diiringi dengan dukungan anggaran negara.

"Dorong pemanfaatan APBN di dalam sektor yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, pada sektor yang berkontribusi pada pemerataan," pungkas Anies. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat